Wednesday, February 8, 2023

Asyiknya Berpantun Ria

Judul: Asyiknya Berpantun Ria

Resume Ke: 13

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: Senin, 6 Februari 2023

Tema: Kaidah Pantun

Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd 

Moderator:Dail Ma'ruf,M.Pd

Materi KBMN PGRI 28 kali ini tampaknya sangat asyik sekali. Temanya adalah "Kaidah Pantun". 

Berbicara tentang pantun, bagi saya mungkin bukan suatu yang hobi untuk membuatnya, tapi saya sangat suka mendengarnya.

Pantun yang saya tahu, biasanya identik dengan budaya Betawi atau Melayu. Jika orang Betawi, berbalas pantun di lakukan saat acara pernikahan. Istilahnya adalah palang pintu. Sedangkan bagi orang Melayu, pantun seakan menjadi hiburan sehari-hari.

Narasumber tentang pantun kali ini adalah seorang guru SD Negeri Raji 1 Demak. Beliau adalah Bapak Miftahul hadi, S.Pd. Dan sebagai moderator adalah Bapak Dail Ma'ruf , beliau pernah menjadi narasumber di materi ke-5 KBMN 28.

Pak Damar (sapaan Dail Ma'ruf) mengirimkan profil dari narasumber 

 https://anyflip.com/wiirj/cfbd/

Mas Mif, demikian panggilan akrab pemateri, memiliki prestasi yang luar biasa dibidang pantun. Mas Mif juga merupakan alumni KBMN gelombang 17. Buku solo beliau yang pertama adalah tentang pantun. Prestasi lainnya, beliau pernah mengikuti lomba pantun di negara Jiran Malaysia, serta pernah menjadi juri dalam lomba pantun yang melibatkan 4 negara (Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam) Agustus 2021.

Biodata dan prestasi

Mas Mif membuka pertemuan KBMN PGRI 28 dengan pantun:

Bunga sekuntum tumbuh di taman,

Daun salam elok mahkota,

Assalamualaikum saya ucapkan,

Sebagai salam pembuka kata.


Menanam padi di musim hujan

Padi ditanam berharap panen

Mari belajar bareng mas hadi kawan

Semoga semuanya berkenan

Bahkan saat ditanya kabar oleh moderator, Mas Mif menjawab dengan pantun juga:

Kalau tuan ke pulau Mempar,

Batu terbelah di gunung Daik,

Kalau tuan bertanya kabar,

Alhamdulillah kabar baik.

Begitu juga saat memperkenalkan diri:

Banjir kanal jembatan patah,

Rimbun semak di pinggir kali,

Salam kenal saya mas Miftah,

Dari Demak berjuluk kota wali.

Moderator pun tak mau kalah dengan membalas pantun sang pemateri:

Kalau Puan pergi ke Pasar 

Jangan lupa membeli payung

Kalau tuan ingin hatinya Bugar

Jangan lupa membuat pantun

Mas Mif melontarkan pertanyaan kepada peserta:

"Bapak ibu, apa yang ada di benak bapak ibu jika mendengar kata pantun??"

Begitu grup dibuka untuk peserta, berbagai pendapat tentang pantun pun bermunculan:

-Kata kata bertaut

-Pantun adalah salah satu budaya betawi yang kini mulai berkembang

-Senang..pantun bikin senyum dan ketawa

-Pantun adalah jenis puisi lama

- Susunan kata yang teratur dan bernilai seni tinggi

-Akhir kata harus berirama

-berpuisi

-susunan kata yang berakhiran a-b-ab

-Suatu kata yang berisi nasihat

-Memiliki empat baris dan sering disampaikan saat membuka atau menutup sambutan.

Respon para peserta luar biasa, yang mengirimkan pengertian pantun cukup banyak.

Selanjutnya Mas Mif menjelaskan tentang pantun. 

Bapak ibu, pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu, ataupun Betawi.  Namun, tiap daerah memiliki pantun

Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006)

Bahkan sekarang ini dimana- mana, baik formal/nonformal penggunaan pantun banyak dinantikan. Contoh :

Molo mandurung ho dipabu,

Tampul si mardulang-dulang,

Molo malungun ho diahu,

Tatap siru mondang bulan.

Artinya :

Jika tuan mencari paku,

Petiklah daun sidulang-dulang,

Jika tuan rindukan daku,

Pandanglah sang bulan purnama.

Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006)

Sing getol nginum jajamu,

Ambeh jadi kuat urat,

Sing getol maengan ilmu,

Gunana Dunya akhirat.

 Artinya :

Rajinlah minum jamu,

Agar kuatlah urat,

Rajinlah tuntut ilmu,

Bagi dunia akhirat.

Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006)

Contoh :

Kabeh-kabeh Gelung konde,

Kang Endi kang Gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang Endi kang durung ana.

Artinya :

Semua bergelung konde,

Manakah si Gelung Jawa,

Semua sudah ada yang punya,

Siapakah yang belum punya.

Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)

Pantun asli Indonesia 

Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019).

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)

Manfaat pantun:

1. Untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. 

2.Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. 

3.Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun.

4.Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar

Hal-hal yang berkaitan dengan pantun:

A. 1 bait pantun terdiri atas empat baris.

B.Satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata, dan tidak melebihi 12 kata.

C.Satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata.

D.Tiap baris terdiri dari Delapan sampai dua belas suku kata.

Baris pertama dan kedua disebut sampiran

Baris ketiga dan keempat disebut isi.

E. Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b

Pantun boleh menggunakan sajak a-a-a-a, hanya saja mengurangi keindahan pantun itu sendiri.

F. Pantun dua baris disebut juga karmina atau pantun kilat.

Kabeh-kabeh Gelung konde,

Kang Endi kang Gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang Endi kang durung ana.

Sudah gaharu Cendana pula,

Sudah tahu bertanya pula.


Perbedaan pantun, syair, gurindam dengan karmina:

Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan.

Contoh syair 

Inilah kisah bermula kawan

Tentang negeri elok rupawan

Menjadi rebutan haparan jajahan

Hidup mati pahlawan memperjuangkan


Engkau telah mafhum kawan

Penggenggam bambu runcing ditangan

Pemeluk tetes darah penghabisan

Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan. 

Syair seperti puisi, diksinya lebih mendalam, kadang sangat indah membuat hati terbuai

Kalau gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan.

Contoh gurindam :

Jika rajin salat sedekah,

Allah akan tambahkan berkah.

Gurindam singkat padat --bermakna

Gurindam dari Pujangga Lebak (Bu Aam)pun muncul:

Kalau peserta semuanya fokus,

Niscaya semua pasti akan lulus

Bu Aam pernah satu buku dengan Mas Mif


Beberapa trik mudah membuat pantun

1. Mencari kata lain yang bunyi akhirnya sama. 

Saya punya kata belajar, jadi mencari kata berakhiran Ar, jar.

melamar, mengajar

Satu dua tiga empat

Lima enam tujuh delapan

Siapa belajar dengan giat

Bahagia di masa depan

Jalan jalan ke pasar baru

Jangan lupa membeli tahu

Jangan ragu walau materi baru

Silahkan bertanya, jika ingin banyak tahu

Kumpulan akhir kata yang sama

Semakin memiliki banyak perbendaharaan kata dengan bunyi akhir sama, maka akan semakin memudahkan dalam membuat pantun

2. Pahami ciri-ciri pantun yang sudah dijelaskan di atas.

Kaidah pantun

Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.

Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua.

Isinya dulu baru sampiran

Ada beberapa persajakan

Persajakan dan Rima

1. Rima akhir

Pohon nangka dililit benalu,

Benalu runtuhkan batu bata,

Mari kita waspada selalu,

Virus corona di sekitar kita

Bena lu

Ba ta

Sela lu

Ki ta

Ini yang disebut Rima akhir.

Hanya akhir baris yang sama bunyinya. Ini tingkatan pantun yang paling mudah.

2. Rima tengah dan akhir

Susun sejajar bungalah bakung,

Terbang menepi si burung elang,

Merdeka belajar marilah dukung,

Wujud mimpi Indonesia cemerlang.

Rima tengah dan akhir.

Lihat kata kedua dan kata terakhir.

Baris pertama dan ketiga

Seja jar dan ba kung

Bela jar dan Du kung

Baris kedua dan keempat

Mene Pi dan e Lang

Mim Pi dan cemer lang

3. Rima awal, tengah dan akhir

Jangan dipetik si daun sirih,

Jika tidak dengan gagangnya,

Jangan diusik orang berkasih,

Jika tidak dengan sayangnya.

Rima awal, tengah dan akhir.

Baris pertama dan ketiga

Ja ngan dipe tik si daun sirih,

Ja ngan diu Sik orang berka sih,

Baris kedua dan keempat

Ji ka ti dak dengan gagang nya,

Ju ka ti dak dengan sayang nya.

Ini tingkatan yang agak sulit 

4. Rima lengkap

Bagai patah tak tumbuh lagi,

Rebah sudah selasih di taman,

Bagai sudah tak suluh lagi,

Patah sudah kasih idaman.

Semua kata tiap baris memiliki bunyi yang sama

Catatan:

Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang, dan nama merk dagang.

Narasumber pun menyampaikan tantangan

Tantangan pantun 

Silakan nanti di masing-masing resume, buatlah satu bait pantun dengan tema "Merdeka Belajar"

Tantangan pantun:

Ikan berenang di kolam besar

Ada tanaman turut mengambang 

Dengan program merdeka belajar 

Guru dan siswa semakin berkembang 


Sesi tanya jawab:

1.HR Utami – semarang 

T: Apakah sama dengan yang di Jawa disebut Parikan? kalau begitu selaras dengan pemaknaannya di Jawa. Pantun pada umumnya berisi nasihat, nah panuntun dalam bahasa Jawa itu berarti  petunjuk, panuntun, tuntunan, ajaran.

Tua-tua maunya serba tahu, 

Ikut KBM biar makin pintar.

Meski tua ingin terus maju, 

Tak peduli dengan komentar.


Membeli Kangkung di area pasar

Buah nangka dari Pak Gilang

Mari dukung Merdeka Belajar

Semoga Indonesia jadi Gemilang

J: Betul sekali ibu, pantun umumnya berisi nasihat. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa parikan dua baris. Contohnya

Kendal Kaliwungu,

Ajar kenal Karo aku.

2.Yoyon Supriyono_ Cirebon

T: Patokan rima pada pantun itu bunyi akhir atau suku kata, bagaimana dengan kata "jean" dan "izin", apakah bisa disebut berirama sama?

Pakai jean atasannya kemeja

Wanita betah memakai hijab

Mohon izin untuk bertanya

Semoga kang Miftah bisa menjawab


J:Jean dengan izin memiliki bunyi akhir yang sama.

Namun alangkah lebih baiknya, cari juga tulisan yang sama.

Izin, rajin, tajin

3. Amin kurniawan 

T: 1.)Tolong dijelaskan jenis-jenis pantun itu apa saja dan beserta contohnya?

2.) Untuk menjadi buku itu minimal berapa buah pantun??

J:1.) Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain

1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.

Contoh :

Tegak berdiri si batang Suji,

Tanam di samping petai cina,

Sejak kecil rajin mengaji,

Sudah besar tentu berguna.

2. Pantun jenaka : pantun yang berisi hal-hal lucu

Contoh :

Ikan gabus ada di rawa,

Ikan lele ada di kali,

Nenek menangis sambil tertawa,

Melihat kakek main lompat tali.

2).Untuk menjadi buku minimal berapa pantun?

Kalau buku solo pantun milik saya berisi 400an pantun dengan tebal 170 halaman

4. Candra

T: Isi pantun pada acara TV, diawali dengan "Masak air biar matang"

Selanjutnya berisi hinaan kepada orang lain, apakah jenis pantun tersebut? dan apakah baik diajarkan?

J: Untuk kalimat 'masak air biar matang" itu sebagai ciri khas orang tersebut bahwa beliau akan menyampaikan pantun.

Terkait pantun yang disampaikan sang artis, itu termasuk pantun jenaka namun bergeser ke arah pembulyan.

Sebaiknya pantun tersebut tidak kita ajarkan ke murid. Kembali lagi ke fungsi pantun, yaitu sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.

5.Saepul Hikmah_Karawang 

T: Apa perbedaan yang mendasar antara pantun, puisi dan sajak? Bolehkan ketika dibaca memakai iringan musik?

J: Perbedaan pantun dan puisi.

Hal mendasar, Pantun terikat jumlah baris,  sedangkan puisi jumlah barisnya bebas.

Sedangkan sajak adalah puisi Melayu modern yang berbentuk bebas dan tidak terikat jumlah baris.

Dalam membacakan pantun boleh saja diiringi musik. Sekaran ini banyak sekali event perlombaan dendang pantun.

6.Endang_Bogor

T:  1.Jika ada yang membuat pantun bagaimana cara kita membalas pantunnya.

2.Adakah pakem 2 khusus untuk pantun ?

J: 1. Hal yang mudah adalah dengan melihat baris ke dua dan 4. Kita jadikan baris 1 & 3 untuk pantun yang kita balas.

2. Lihat ciri-ciri dalam membuat pantun yg sudah dijelaskan.

7. Maria Ulfa_Lombok. 

T: Mengapa kita harus mengajarkan Pantun kepada generasi bangsa, Pak Mif. Terima kasih.

J: teman-teman guru saya dari Malaysia, Brunei, mereka wajib mengajarkan pantun karena menjadi ciri khas Melayu.

8.Yulis_ Banyuwangi 

1. Bagaimanakah memotivasi  murid atau peserta didik di sekolah untuk bisa menulis pantun dengan benar? 

2. Bisakah dalam blog kita Pantun di kolaborasi dengan narasi? 

J:1. Pengalaman narasumber, mengajarkan membuat pantun secara mudah, kemudian memberikan tantangan dalam menulis pantun. Hasil pantun murid dikumpulkan dan dijadikan buku.

2. Bisa dikombinasikan sebagai pembuka atau penutup di blog.

9.Tuti _Depok

T: Jika membuat Antologi Pantun dengan 1 tema. Apakah diperlukan judul lagi di masing-masing pantun yg dibuat?

J: untuk buku antologi, banyak mengacu pada tema, jadi tidak perlu judul.

10. Deasy 

T: Di awal resume saya menulis pantun sebagai berikut:

Buah kelapa dimasukan ke gelas

Jatuh ke semak tanpa ampun

Tak terasa sudah pertemuan ke-13

Yuk kita simak Materi Pantun

Apakah penulisan pantun saya tersebut ada yang keliru?boleh tidak menulis angka?

J: pada baris 3, terdiri dari 15 suku kata. Seharusnya untuk pantun tidak boleh lebih dari 12 suku kata.

11.Theresia 

T: Apakah bisa, bila saya  menerbutkan buku, yg isinya pantun rohani 

Karena setiap pagi saya buat satu pantun dari ayat kitab suci yg saya baca.

J: Bisa, silahkan dikumpulkan dan jadi buku pantun.

12. X1

T: Apakah pantun benar-benar asli kebudayaan nusantara? 

Atau, adakah pengaruh dari kebudayaan lain. 

Jika ada, kebudayaan mana dan bagaimana kisahnya

J:Menurut pemahaman saya, pantun berasal dari kebudayaan Melayu di pulau Sumatera. Tepatnya di kepulauan Riau.

Ranca bana dari Riau menyebar ke Medan-padang-dll, hingga ke jawan nusantara

13. Suthalib_Sidoarjo

T: susunan pantun ab-ab apakah harus selalu berhubungan 

J: Berhubungan di sini maksudnya adalah bunyi akhirnya ibu. Bukan berhubungan tentang isinya.

Baris pertama dan kedua hanya sebagai pengantar.

Isi atau maksud pantun berada di baris ketiga dan keempat.

14.Evridus Mangung _NTT

T: Di materi yang dishare di https://anyflip.com/wiirj/cfbd/ 

tidak dijelaskan posisi pantun dengan puisi. Hanya dijelaskan posisi pantun terhadap syair dan gurindam. Sementara di bagian rima,  pantun juga menekankan soal penggunaan rima seperti halnya pada puisi. Pertanyaan  saya adalah *bagaimana posisi puisi terhadap pantun?*

J:Dalam slide tersebut memang saya tidak menyertakan puisi. Agar bapak ibu bisa membedakan antara pantun, syair, gurindam dan karmina. Karena keempat karya sastra tersebut hampir mirip. Beda antara puisi dengan pantun, yang jika dilihat sekilas sudah tahu perbedaannya.

Sebagai  statement closing, Mas Mif menyatakan: 

Pantun, mudah tetapi sulit, sulit tetapi mudah.

Tetap berkarya, berdedikasi dan menginspirasi. Semangat untuk bapak dan ibu di gelombang 28.

Pergi berkelah menjaja katun,

Saudagar Arab di tengah pekan,

Segala madah telah disusun,

Salah silap mohon dimaafkan.

Terimakasih atas ilmu pantunnya Mas Mif, sukses selalu


No comments:

Post a Comment