Wednesday, February 1, 2023

Mengenang Masa Awal Berkhidmat

Semenjak bergabung dengan KBMN PGRI 28, yaitu kelas tulis menulis yang dipelopori oleh Omjay guru blogger Indonesia, duniaku terasa lain, tak seperti biasanya.

Seperti halnya sore ini, aku bergegas menyusuri jalan di pesantren menuju "ndalem", istilah untuk rumah kyai & bunyai pemilik dan pengasuh pondok.

Semua yang kulihat seolah memanggilku, pohon tua di depan kantor keuangan menyapaku dengan kenangan tempatku dulu bersembunyi dari kejaran kakak-kakak OSPA. Mading yang terpampang di samping masjid mengedipkan mata, mengingatkan ku bahwa akulah dulu yang menguasai isinya. Tak mau kalah saing, jalanan yang aku telusuri, merengek agar menjadi kisah yang abadi kelak.

Orang-orang yang kutemui menjadi sosok lain, yang unik, dan turut mengantri dalam memori untuk masuk dalam tulisanku. Aku seolah masuk ke masa lampau kemudian terdampar lagi di masa sekarang.

Seperti halnya, baru-baru ini aku mengantar, Indah alumni Asshiddiqiyah yg mengabdi kembali setelah menyelesaikan kuliahnya di Bandung, untuk sowan ke bunyai.

Hujan mengguyur pesantren AIC ( Asshiddiqiyah Islamic College) siang tadi, beberapa jalanan disekitar pesantren masih basah di sore hari. Aku bergegas menuju ndalem, yaitu rumah kyai dan bunyai pemilik dan pengasuh pondok. 

"Mbak Anis, bunyai ada ya?", Kutanya mbak Anis, abdi ndalem bunyai. Karena untuk menemui bunyai, sebagai kepala asrama, aku harus memastikan bahwa bunyai berkenan atau belum bisa menerima tamu. 

"Ada,mis, di ruang makan", jawab mbak Anis sambil menggoreng telur. Kulihat, 2 telor langsung di ceplok dalam 1 wajan. 

"Makasih ya, mbak Anis", Kutinggalkan mbak Anis yang sedang membolak-balikkan 2 telur ceplok dengan lihainya. 

Aku membuka pintu ruang makan bunyai, tampak beliau sedang duduk santai menikmati secangkir minuman.

"Assalamualaikum. Ngapunten bunyai, ada alumni putri, namanya: Indah Sari, yang sebelumnya sampun Kulo sampaikan. Orang tuanya sudah datang. Pripun nggeh?", Tanya ku.

"Iyo, suruh masuk", jawab bunyai.

Akupun mencium tangan beliau, lalu mundur manis tanpa membelakangi. Adab di pesantren sangat dijunjung tinggi, terutama kepada kyai dan bunyai serta seluruh keluarga beliau.

Indah Sari adalah alumni AIC yang lulus 5 tahun yang lalu. Dia melanjutkan kuliahnya ke UIN sunan gunung Djati Bandung jurusan tasawuf & psikoterapi. Indah adalah salah satu santri yang lulus beasiswa PBSB (Program Beasiswa Santri Berprestasi). Beasiswa ini, mewajibkan santri yang sudah lulus kuliahnya, maka harus mengabdi/ berkhidmat di pesantren yang mengirimkan selama 2 tahun.

Kedua orang tua Indah mengantarkan ke pondok untuk menitipkan kembali putri nya dalam rangka berkhidmat ke pondok.

Semua itu seolah mengingatkan ku ketika pertama kali mengabdi usai lulus Aliyah. Bagiku awal nya terasa berat, karena aku baru lulus Aliyah di pesantren AIC dan aku tidak bisa kuliah karena tidak lolos tes. Sedangkan aku masih bertemu dengan adik-adik kelas ku yang tentunya masih mengenalku. 

Bisa terbayang rasa malu, terhina, tidak punya pilihan, semua aku telan mentah-mentah, sehingga rasanya hidupku sangat menyebalkan sekali. Rasa yang aku tuliskan, tidak ada apa-apa nya di banding rasa pahit aslinya. Kurasa itu masa terpahit dalam hidupku saat itu.

Jika indah sekarang mengabdi setelah lulus S1, maka hal itu tidak seberat seperti yang ku alami dulu. 

Pertama, di pondok tidak ada santri yang mengenalnya, karena dia sudah lulus 5 tahunan yang lalu. 

Kedua dia tidak ada tanggungan untuk menyelesaikan tugas kuliah. Sedangkan aku dulu, ketika berkhidmat, tugas kuliah, laporan praktikum, kujalani sambil mengajar dan mengurus para santri.

Insyaallah Indah mentalnya lebih siap dan kuat dalam berkhidmat, dan pastinya dia bisa langsung mempraktekkan ilmunya tentang psikoterapi untuk para santri.

Tulisan ini dibuat dalam rangka mengikuti tantangan Februari Ceria. Yaitu tantangan menulis 1 bulan menjadi buku. 

Tantangan Februari Ceria seolah menjadi jalan penghubung memoriku di masa lampau dan sekarang. 

Harapan ku, agar aku bisa mengabadikan kisah- kisah yang ku alami menjadi buku yang bisa bermanfaat untuk banyak orang, minimal untuk pembelajaran dalam hidupku.

Terimakasih KBMN PGRI, Omjay dan tim solidnya. Sukses selalu. Aamiin 


2 comments:

  1. MasyaAllah Miss.. terharu.... Ini terlalu indah untuk diabaikan. Bagus bangettt.. semangat selalu Miss, sehat2 selalu jugaaa

    ReplyDelete