Thursday, February 9, 2023

Semangat Menulis Buku Nonfiksi

 Judul: Semangat Menulis Buku Nonfiksi 

Resume Ke: 14

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: Rabu, 8 Februari 2023

Tema: Konsep Buku Nonfiksi 

Narasumber: Musiin, M.Pd.

Moderator: Yandri Novita Sari, S.Pd

Saya adalah penggemar buku-buku non-fiksi, dan sangat suka menulis hal-hal nyata yang ada di seputar kehidupan saya. Namun, karena tidak tahu cara menulis dengan baik, selama ini, tulisan hanya berupa catatan diary pribadi.

Tema KBMN 28 kali ini, merupakan tema yang sangat dinanti. Dan tentunya berharap, bisa menerbitkan buku solo nonfiksi yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Aamiin.

Kepintaran dalam mengemas isi buku tentu menjadi poin penting,  bertujuan agar buku yang dihasilkan menjadi bermakna di setiap lembarannya. 

Langkah awal bagi penulis, harus mengetahui bagaimana konsep buku yang akan ditulis. Selain memiliki tujuan dan manfaat,  konsep buku juga menjadi strong why penulis agar karya buku yang sedang digarap bisa tuntas. Baik berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi. Selain itu agar terhindar dari kemandekan ide atau bahasa kerennya terhindar dari virus writer's block. 

Oleh karena itu, tema kali ini akan mengupas materi tentang *Konsep Buku Nonfiksi* bersama Ibu Musiin,  M. Pd. (Alumni KBMN ke- 8). Dan selaku moderator adalah ibu Yandri Novita Sari, S.Pd.(lulusan KBMN gelombang 25-26 bersama kakak Purbaniasita,  Koko Sim Chung Wei, dan lainnya).

Moderator yang berasal dari Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan ini pun memperkenalkan sang narasumber dengan mengirimkan CV-nya.

Biodata narasumber
Karya narasumber

Bu Musiin atau akrab dipanggil Bu Iin merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri kelahiran Kota Tahu Takwa Kediri. 

Bu Iin juga merupakan peserta KBMN gelombang 8 yang berhasil duet dengan Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul *Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.*

Selain menjadi penulis, beliau juga Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya. 

Kemudian juga tidak kalah hebatnya,  alumni IKIP Negeri Malang ini juga berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015.

Di awal pertemuan, ucapan terima kasih pemateri sampaikan kepada Om Jay dan Ibu Moderator Mbak Yandri Novitasari yang telah memberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan berdiskusi dengan peserta KBMN. Kemudian Bu Iin meminta peserta untuk mengisi polling tentang menerbitkan buku non fiksi.

Polling menerbitkan buku non fiksi

Hasil dari polling terlihat peserta yang sudah menerbitkan buku non fiksi kurleb 35%. Bu Iin pun menyemangati terus bagi yang sedang berproses, jangan kuatir pasti akan sampai di tujuan.

Bu Iin sharing pengalaman ketika awal mula ikut kelas menulis Om Jay gelombang 8, beliau belum mempunyai blog. Berikut ini adalah pertanyaan motivasi sehingga Bu Iin bisa menerbitkan buku:

Motivasi dalam menerbitkan buku solo

Is there a book inside you? Jawabannya adalah YES YES YES

"Saya yakin Bapak Ibu memiliki segudang pengalaman, keterampilan, pengetahuan yang hanya tersimpan dalam diri Bapak Ibu. Sudah berapa ratus purnama tersimpan, tanpa ingin dilahirkan. Apakah semuanya akan hilang bersama jaman. Tentu tidak. Apa yang Bapak Ibu tulis akan menjadi pengukir sejarah dan warisan anak cucu". Demikian motivasi dari penulis yang merupakan lulusan S2 Universitas Negeri Surabaya.

Selanjutnya, narasumber menjelaskan pengertian tulisan nonfiksi.

Pengertian tulisan non fiksi

Tulisan Nonfiksi bersifat objektif dan berbasis data dan fakta. Bahasa yang digunakan juga bersifat denotatif, apa adanya. Tulisan nonfiksi dalam kehidupan sehari-hari, bisa berupa biografi, esai, makalah,dsb

Jenis-jenis tulisan non fiksi

Di sela-sela menjelaskan materi, Bu Iin menyempatkan untuk berbagi tips dalam menulis, diantaranya:
1. Meyakini bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. 
Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Seperti nasihat Om Jay “Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.”

2. Menaklukkan tantangan menulis dengan aksi nyata menghasilkan buku.

3. Mengatasi ketakutan dari dalam diri sendiri.
Ketakutan  yang dirasakan Bu Iin ketika menulis buku adalah sebagai berikut:
1. Takut tidak ada yang membaca.
2. Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Jika terjadi hal seperti diatas, maka segera lakukan eksekusi dengan langsung menulis.
Pola penulisan non fiksi

 Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 

Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses).

Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)

Pola yang dipakai Bu Iin dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Proses penulisan buku non fiksi

 Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan

Langkah Pertama

 Pratulis

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

9. Survey

10. Wawancara

 Artinya, kita tidak akan bisa menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita. Salah satu cara sederhana adalah peserta saling mengunjungi tulisan peserta lain dengan meninggalkan komentar.

Pra tulis
Menulis draf
Dari pengalaman narasumber dalam menerbitkan buku tantangan dari Prof. Eko, tema yang diangkat adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan
Inilah " a book inside you", menurut narasumber.

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini  diajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, Bu Iin mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau 


Dengan mengikuti langkah dalam video diatas, tulisan menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Berikut ini adalah anatomi buku nonfiksi.
 Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Merevisi draft



Menyunting naskah
Untuk merevisi draf, bisa mempraktikkan materi tentang Proofreading sebelum menerbitkan tulisan. Materi kelas KBMN memang saling berkaitan, dan peserta tinggal melakukan eksekusi.

Trending topik

Berikutnya adalah bagaimana mengetahui ini adalah trending topik yang bisa digunakan sebagai bahan tulisan. Untuk mengetahui suatu topik menarik atau tidak, maka bisa dicek di Google Trends.

Google trend

Hasil penelusuran tentang topik Kurikulum Merdeka terlihat bahwa topik tersebut masih cukup tinggi. Ini berarti jika kita menulis topik tersebut, akan diminati banyak orang. Aplikasi ini sangat bermanfaat untuk referensi sebelum menulis.

Selanjutnya Bu Iin meminta peserta untuk menuliskan RTL pada link yang sudah dishare 

RTL

Sesi tanya jawab 

1.Nurmiati _Temanggung
T: Bagaimana menemukan ide buku dengan tema yang uptodate dan bisa menyelesaikan dalam waktu singkat sehingga ketika buku terbit maka temanya sudah tidak outofdate?

J: Teman yang update bisa diperoleh dengan banyak membaca, melihat konten-konten atau bisa juga dengan melakukan pengamatan. Jika kita sering melakukan ini, maka naluri penulis akan terasah. Seorang wartawan dengan jam terbang yang tinggi, kualitas tulisannya pasti bagus. Ingat dengan mantra Om Jay ' Menulislah setiap hari". Untuk bisa menulis setiap hari, pasti harus ada bahan yang ditulis. Ini akan mendorong kita untuk kreatif mencari ide.

2. Candra_ Jakarta 
T: 1. Di mana letak kesulitan  ketika membuat buku fiksi dan Nonfiksi
2. Dalam buku non fiksi berapa idealnya kita menyiapkan daftar Pustaka nya sebagai referensi buku kita

J: 1.Tidak setiap orang mempunyai keahlian dalam menulis fiksi dan begitu sebaliknya, tidak semua orang bisa menulis buku nonfiksi. Bagi saya yang tidak memiliki jiwa seni, sulit sekali menuangkan kata-kata yang indah menjadi sebuah cerpen atau novel. Saya kira kesulitan yang dialami relatif tidak sama.
2. Tidak ada patokan untuk jumlah daftar pustaka untuk sebuah buku nonfiksi, tergantung data yang kita butuhkan. Semakin lengkap data pendukung kita dan dari sumber terpercaya, semakin bagus kualitas tulisan kita.

3. Elizabeth Kanserita Henny Anggorowati_SDN Cengkareng Barat 05 
T: Pada dasarnya saya pribadi punya segudang cerita non-fiksi, namun, saya merasa kesulitan ketika akan memulai menuliskan kisah-kisah tersebut, seperti halnya, menuliskan judul yang menarik, lalu mau dimulai dari mana? Itu menjadi kendala buat saya, yang notabene baru pertama kali belajar menulis, benar' nol, tapi setiap kali hasrat untuk menulis itu terus ada, mohon masukannya Bun 

J: Jangan bersedih, ibu tidak sendiri mengalami hal seperti itu.
Prof Eko pernah memberikan link materi di you tube, kiat memilih judul yang menarik. Pokoknya kalau itu anti mainstream pasti menarik untuk dilirik pembaca. Judul itu harus selalu wow dan menarik untuk dieksplore.
Mulailah dengan menulis, menulis, dan menulis. Besok dengan Pak Yulius, ibu akan diajari cara menulis mulai dari cover sampai daftar pustaka, dan itu akan tertata secara otomatis.
Ibu tinggal menginvetaris dulu, bisa berupa mind map. setelah itu tinggal mengembangkan. Anggap saja ibu berbicara dan diwujudkan dalam bentuk tulisan. Mengalir saja tanpa perlu kesempurnaan.

4. Rosjida Ambawani_ MA Swasta di Ciamis
T: Dalam menulis buku non fiksi, jika mengutip kutipan dari suatu referensi, apakah ada batasan maksimal kata agar tidak dikategorikan plagiat?
Dan apa aplikasi untuk mengecek "keplagiatan" dan bgmn cara menggunakan aplikasi tersebut.

J: Aturan dalam pengutipan sangat sederhana sekali, apabila seseorang mengutip dari suatu sumber maka sertakanlah sumber aslinya. Kutipan langsung tidak dapat dilakukan untuk satu halaman penuh. Sebaiknya kutipan langsung berisi beberapa paragraf saja.
Dalam mengutip selalu sertakan sumbernya. Aplikasi untuk mengecek level plagiat banyak sekali, salah satunya plagiarisme checker. Ibu bisa memasukkan file , dan akan muncul level plagiat.

5. HR.Utami_UPGRIS
T: Apakah menulis buku semi ilmiah dalam waktu singkat, tanpa didahului riset dapat dijamin validitasnya? Saya sempat berpikir, semua pengetahuan  (dari buku, media, atau pengalaman) diresume ya, Bu. Kemudian ditulis dengan bahasa kita, begitu Ibu?

J: Seperti yang saya sampaikan di awal, bahwa tulisan nonfiksi adalah tulisan yang berdasrkan data dan fakta. Dalam menggunakan sumber tulisan, kita harus teliti dan cerdas dalam menguji validitasnya. Kita bisa membandingkan berbagai sumber dan menentukan yang terbaik. Tulisan kita adalah tanggung jawab kita.

6. Sri Mulyati _Cirebon.
T: Skripsi atau tesis adalah karya kita yang sesuai realita di lapangan, Apakah skripsi atau tesis kita bisa d jadikan buku non-fiksi? bagaimana caranya?

J: Untuk penulisan buku dari karya ilmiah, bisa dilihat kembali di pertemuan ke-4 dengan tema  Menulis Buku dari karya Ilmiah.

7. Endang Ratna Juwira_PAUDQu RUMAH IQRO BUNDA Cisarua Bogor
T: 1.Berapa banyak refrensi yang harus kita baca untuk bisa menjadi sebuah buku?
2.Bila ditengah penulisan buku kita merasa blank atau hilang ide apa yg harus kita lakukan?

J: 1.Jumlah referensi yang harus kita baca tergantung kebutuhan. Semakin banyak semakin baik, karena tulisan kita semakin berkualitas.
2. Bagaimana cara mengatasi writer's block? Jawabannya kembali ke diri kita sesuai karakteristik kita. Ibu bisa jalan-jalan, membaca, atau browsing media sosial. Hal-hal seperti itu akan menstimulus ide kita. Dengan belanja bahan, kita akan mampu menulis.

8.Samsinar Sambo_SMKN 31 Jakarta
T: Sebelum membuat tulisan kita membuat draft terlebih dahulu. Mohon tips membuat draft yang baik.

J: Sebelum membuat draft, baha-bahan yang dibutuhkan kita kumpulkan terlebih dahulu. Bahan-bahan itu bisa berupa tulisan, dan hasil diskusi. Setelah itu baru membuat draft. Draft bisa dalam bentuk mind map atau berupa diagram. Semakin rinci draft kita, semakin mudh kita menulis. Draft diibaratkan sebagai kompas yang akan menuntun penulis.

Di akhir pertemuan, sebenarnya masih banyak pertanyaan yang belum dijawab, yang nanti akan menyusul jawabannya. Namun karena waktu yang terbatas, narasumber pun harus mengakhiri dengan closing statement.

Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang.
Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. Mari kita mulai menulis dan jangan pulang sebelum menang. Bapak ibu sudah di tengah jalan, segera ambil piala kemenangan.

 Terima kasih atas ilmunya Bu Iin. Semoga ilmu yang Bu Iin berikan menjadi ladang amal jariyah yang selalu mengalir untuk ibu. Juga Bu Yandri, terimakasih atas quote- quote nya.

_*Tidak ada yang bisa menghalangi orang dari mati, tapi dengan menulis, ia masih memiliki peluang untuk ‘hidup abadi’.*_
A Wan Bong)


No comments:

Post a Comment