Tuesday, February 7, 2023

Yuk Menerbitkan Majalah Sekolah

Judul: Yuk Menerbitkan Majalah Sekolah 

Resume Ke: 11

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: Rabu, 1 Februari 2023

Tema: Mengelola Majalah Sekolah 

Narasumber: Widya Setianingsih,S.Ag

Moderator: Mutmainah,M.Pd.

Zaman sekarang yang serba digital, apakah majalah masih relevan untuk diterbitkan? Memang ada beberapa pertimbangan dalam membuat majalah sekolah, terutama dalam hal biaya.

Saya pernah punya pengalaman membuat majalah untuk para santri di pesantren. Karena inisiatif hanya secara pribadi, dengan visi dan misi hanya ingin menampilkan wajah pesantren, serta menjadi wadah inspirasi para santri. MAGAZSH (Majalah Asshiddiqiyah) pun berhasil terbit hanya 3 periode.

Kendalanya sangat banyak sekali, selain dari biaya, kurangnya dukungan serta kekurangan SDM menjadi alasan mandeknya penerbitan majalah pesantren ini. Oh iya, satu lagi adalah kurangnya minat baca para santri, hal itu menjadi PR sekali.

Sebenarnya masih panjang ceritanya. Nah kali ini, tema KBMN "Mengelola Majalah Sekolah", menjadi hal yang sangat menarik. Tema ini mengingatkan masa-masa menerbitkan MAGAZSH, sepuluh tahun yang lalu. Harapanku, dengan mengikuti tema kali ini, semoga bisa meneruskan kembali majalah MAGAZSH.

Narasumber untuk pertemuan kali ini adalah seorang aremanita (Sebutan anggota Aremania wanita). Beliau adalah Ibu Widya Setianingsih,S.Ag. Sedangkan moderatornya adalah Ibu Mutmainah atau biasa disapa Emut.

Bu Widya dan Bu Emut tumbuh secara terpisah tanpa terpisah. Keduanya merupakan alumni KBMN 21, namun Bu Emut baru lulus di KBMN 24. Persahabatan beliau berdua, sudah seperti sahabat rasa saudara, meski berbeda ruang dan waktu.

Sebelum masuk materi, Bu Emut, moderator yang berhasil menerbitkan 1 buku solo dan 20 buku antologi, mengirimkan link video narasumber yang sedang membacakan puisi yang mengharukan tentang peristiwa Kanjuruhan. 

Profil narasumber

*Widya Setianingsih* seorang guru di MI Khadijah Malang alumni BM 21 yang kariernya melesat bak pesawat jet  dari peserta menjadi moderator sekaligus narasumber, kurator, dan sekarang merangkap menjadi editor juga penulis buku puisi 

*"Laras Laras Makna dalam Kata"*

Sekaligus pimpinan redaksi majalah sekolah yang bertajuk KHARISMA DI MI Khadijah kota Malang.

Selanjutnya materi ppt pun di share oleh moderator untuk dibaca peserta.

Ppt materi

Narasumber berbagi tips bagaimana menjadi penulis yang produktif. 

Kuncinya adalah *MAU*

*_Bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti dari pada satu ton pemikiran._*

Narasumber & moderator

Kita adalah denting yang beresonansi 

Mengurai nada dalam riuh dan sepi

Kita adalah deretan huruf yang berbaris tak berjeda

Mengungkap setiap kisah dalam suka dan duka. 

Kita adalah seutas tali yang terhubung dalam tarikan jemari

Berbisik dalam hati, dan bercerita dari dalam mimpi.

Demikian untaian kata sang pemateri

Bu Widya pun berbagi pengalaman seputar majalah sekolah.

"Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat ada foto kita, foto anak kita terpampang di sebuah artikel majalah? Entah itu karena prestasi, atau sekedar foto selvi saat melakukan kegiatan sekolah. Pasti bangga, bercampur senang bukan???", tanya Bu Widya.

Keberadaan majalah sekolah tentu sangatlah penting sebagai media penampung karya siswa sekaligus sebagai media komunikasi.

Majalah sekolah bersifat informatif, edukatif, dan tentu juga kreatif. Hal ini menjadikan majalah menjadi bagian penting untuk promosi sekolah, komunikasi, sosialisasi dengan orang tua, maupun masyarakat.

"Kharisma ", nama majalah sekolah yang dikelola Bu Widya memiliki perjalanan yang tidak mulus layaknya jalan tol. Awal mulanya hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Yaitu Bu Widya sebagai pemburu berita merangkap bendahara. Sedangkan teman beliau sebagai pimred merangkap layouter. 

Bentuk awal majalah hanya ukuran setengah kertas folio dan berupa foto copian. Layout dengan cara gunting dan tempel. Kemampuan menulis apa adanya bukan soalan. Yang menjadi keinginannya hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik kami. 

Akhirnya majalah pertama sekolah pun bisa terbit dan sampai ditangan peserta didik. Hal ini berlangsung selama 2 tahun, karena terbentur dana dan SDM.

Dua tahun majalah Kharisma hibernasi, kemudian bangkit lagi dengan crew yang lebih komplit. Mulai dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita. 

Adapun solusi pendanaan selain dari dana BOS adalah pengajuan proposal ke yayasan. Finally *"KHARISMA REBORN"* dengan tampilan yang menarik dan muatan yang tebal bergizi dari isi majalah. 

Kunci utamanya adalah *MAU*.

Ibarat kita berjalan ada tembok menghadang. Cari jalan lainnya. Entah harus memutar, ataukah mencari jalan lain yg sepadan. 

Artinya setiap kesulitan ada dua kemudahan yang Allah siapkan. 

Tetapkan niat, dan insyaallah tiba-tiba ada jalan yg terbentang. 

Jangan takut mencoba, maka kita akan tetap stuck di tempat. 

Ada rintangan, halangan itu hal yg biasa. Apalagi saat mengawali. Berat memang... 

Tapi bukan berarti itu TAK MUNGKIN dan TAK ADA SOLUSI. 

Bismillah💪🏻

Demikian motivasi dari Bu Widya yang dipercaya menjadi Pimred dari tahun 2010 hingga sekarang.

Cergam Kharisma, bercerita tentang tokoh Kaka dan Risma. Dilukis sendiri oleh guru MI Khadijah. 

Salam redaksi memuat kata sapaan pimred kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat.


Karya siswa bisa berupa puisi, cerpen, dan karya kerajinan siswa (ketrampilan KI 4)

Artikel tambahan do you Know. Yang memuat pengetahuan umum untuk siswa. Disajikan dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Kuiz berhadiah, bisa berupa TTS, tebak gambar dan lain-lain.

Selanjutnya narasumber memberikan tantangan untuk menuliskan artikel apa saja tentang sekolah kami di blog dengan tempo waktu 15 menit. 

Peserta dengan tulisan terbaik akan mendapatkan majalah Kharisma yang sudah memasuki edisi ke-23, bagi 3 peserta.

Para peserta pun antusias mengikuti tantangan yang diberikan narasumber, diantaranya seperti berikut ini:

http://indahratnabergerak.blogspot.com/2023/01/membiasakan-kerjasama.html


https://www.kompasiana.com/lucyyolanda5729/63d3e858df78f22f602eb882/be-two-study-tour-kbls-to-jakarta-2023

 https://www.kompasiana.com/lucyyolanda5729/638714a24addee7aae02ac62/kemeriahan-acara-hut-hgn-pgri-dan-korpri-di-smpn-2-baleendah


https://www.kompasiana.com/suhaimiarza/63d766a708a8b558811bfc64/min-12-nagan-raya-melaksanakan-pekan-imunisasi-nasional-pin-polio-tahap-kedua


https://www.kompasiana.com/lucyyolanda5729/637600dd08a8b55f28280eb2/kegiatan-rabu-dluha-di-smpn-2-baleendah

                                                                                                                                                          https://iimsholihah1975.blogspot.com/2023/02/kegiatan-pagi-di-sekolahku.html

Masih banyak lagi peserta yang mengirimkan link blog nya untuk mengikuti tantangan.

Moderator pun memotivasi para peserta:

Kuncinya jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Kerja keras... Dan semangat. 

Syukur jika kita bisa  mengikuti  sekolah Beliau yang memiliki majalah sekolah yang Rruarr Biasaahh.

Sesi tanya jawab 

1. Toto Bekasi

T: Di slide 20 ada istilah ISSBN. Kepanjangannya, apa, Bu?

J: Mengacu pada WIKIPEDIA.ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

Saat ini ISBN diganti QCRBN. 

Yaitu QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit.

Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di bajak orang lain

2. X1

T: Mengelola Majalah Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang siap apa saja. jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan.  Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah Sekolah dengan hard cover apa tidak mehong. Apakah Ortu tidak berat membayarnya. wajib kan?

J:Memang semua itu harus memiliki seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan SISWA kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya. 

Kita bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja. 

Jika ingin lebih menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna. 

Apakah orangtua tdk keberatan??? 

Tentu tidak jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah. 

Bahkan ikut promosi dan bangga dgn adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa2 satu RT dipamerin semua

3.*Evridus Mangung*. 

T:  Bagaimana cara menjembatani dari kondisi *TIDAK MAU* menjadi *MAU MENULIS*. Adakah tips yang narsum bisa bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi situasi *TIDAK MAU* menjadi *MAU MENULIS*?

J: Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing. 

Tanyakan pada hati kita, apa yg akan kita torehkan dalam hidup ini?

Apa yang bisa kita berikan pd anak cucu utk mengenang kita? 

Niat, dan komitmen. 

Itu kuncinya. 

Bergabung dgn komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. 

Mengutip pernyataan bunda Kanjeng diawal kelas dulu. 

Jadikan keinganan mau menulis sebagai suatu kebutuhan. 

Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya. 

Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis. 

4.Indah Ratna_Banjarnegara

T: Bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah sekolah yang simpel dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan dari sekolah, guru dan orang tua siswa.

J: *LANGKAH LANGKAH MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH*

1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah

2. Mengajukan Proposal.

Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya. 

3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll. 

4. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll

5. Melakukan sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua. 

5. Candra_Jakarta 

T:1.Apakah ketika bunda buat kharisma , majalah itu di gratiskan artinya yg bayar sekolah atau dari orang tua 

2.berapa banyak halaman ideal sebuah majalah di sekolah.

J: 1. Pada awal terbit majalah dibiayai sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana BOS untuk buku termasuk majalah. 

Seiring berjalan waktu orangtua menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah. 

Mereka bersedia membeli majalah itu. 

Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali. 

2. Tebal tipisnya majalah tergantung pada kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa ditambah halamannya. 

Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka kami lebih banyak menampilkan foto dan gambar sebagai berita.

6.Imro'atus Sholihah_Jombang Jatim

T: Bagaimana proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN ?Apa syarat-syaratnya?

J: Untuk Kharisma kemarin  sy minta tolong penerbit yg menguruskan. Murah kok hanya sekitar 300 rebu. 

Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat pernyataan karya sendiri. 

Jika ingin mengurus sendiri

1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris)

2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan

3.Mengirimkan atau melampirkan fotokopi  karya kita

7. X2

T: Apa perbedaan majalah sekolah, jurnal, buletin? Setahu sy kalau majalah itu ISSN, kalau buku baru ISBN.

J:brainly Cari...

Perbedaannya: 

*Majalah*

- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4

- Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton)

- memuat artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum

*Tabloid*

- Ukuran umumnya A3

- Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran)

- Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga

*Buletin*

- Ukuran umumnya F4, A5 atau A4

- Kertas yang digunakan lebih halus (art paper)

- memuat artikel yang berisi topik kejadian popular

Waktu pengajuan kami memakai ISBN. karena diedarkan dikalangan MI Khadijah sendiri.

8. Amin kurniawan

T: Kira-kira ongkos cetak per bukunya berapa ya??

J: Saat ini 40 halaman, 10 warna 11 ribu. 

Hard cover

9. X3

T: Adakah cara yang paling sederhana untuk memulai membuat majalah sekolah?

J: Yang pertama membuat mading

Biasakan mengganti mading secara berkala. 

Yang kedua buat buletin saja. 

Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu tebal

10. Masringah_ Banjarnegara

T: 1.Alhamdulillah sekolah saya sudah punya majalah sekolah baru menerbitkan edisi ke 5 ini sejak thn 2018, ada tim redaksi yang bertugas menulis dan menghimpun berita tentang kegiatan sekolah selama 1 tahun berjalan, namun belum mewakili setiap kelas punya rasa memiliki terhadap  majalah tersebut. Bagaimana cara yang tepat yang sudah diterapkan bu widya, agar berita yang dimuat di majalah sdh mewakili smua kelas., atau ada tips yang bisa dibagikan majalahnya bisa eksis sudah edisi ke 23.

2.Berapa harga setelah didistribusikan ke warga sekolah? karena majalah saya seharga 30 s.d. 35 rb, kualitas kertas berwarna dan tebal.

J: 1.Untuk menggugah rasa memiliki kita bisa menggunakan berbagai cara bun. 

Libatkan siswa melalui gurunya. 

Misalnya guru bhs Indonesia, anak- anak kita akan membuat puisi bebas. 3 Karya terbaik akan kita tampilkan di Majalah sekolah. 

Kemudian minta kapan rekan-rekan guru untuk mendokumentasikan kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan. Tampilkan di majalah. Anak-anak pasti suka fotonya ada disitu. Dan tentunya dari rasa senang akan timbul rasa memiliki. 

2.Harga cetak 11 ribu Harga jual 20.000

11. Umatun Nur Islamiyati_Magelang.

T: Bagaimana tips  dan cara agar  bapak ibu guru MI  RA BA punya keinginan untuk menulis dan membuat Majalah sekolah  dan mading?

J: Cara ampuh yang bertama adalah pressure... 

Bukan tekanan dengan kekerasan ya bun. Campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini. Misalnya kepsek memberi tugas pd gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi tanggung jawab untuk merawat, mengisi mading masing-masing. 

Lakukan penilaian mading yg terbaik. 

12.Eka Yulia_Seruyan.

T: 1. Apakah diawal pembentukan majalah sekolah dulu Bu Widya melakukan sosialisasi terlebih dahulu? Yang melibatkan pihak sekolah serta ortu siswa/ komite sekolah. Karena ini ada kaitannya dengan dana.

2. Bagaimana kiat atau trik dari majalah kharisna untuk meningkatkan minat guru dan siswa menulis? Karena di sekolah saya untuk mading saja susahnya minta ampun. (Promo dan anjuran sudah luar biasa loh, sampai ada reward dari perpustakaan).

J:1. Ya betul, kami membuat proposal dulu. Kita ajukan pada yayasan, kepsek, komite. 

Setelah itu sosialisasi dengan mereka. 

Setelah itu sosialisasi dengan orang tua 

2. Minat itu ibarat air, harus ada kincir angin yg menggerakkan. Butuh motor untuk membuat air itu bergerak. 

Jangan pernah menyerah itu kuncinya bun... 

13. Farida_Kabupaten Musi Rawas

T: Saya berniat mau menerbitkan majalah, saya masih ragu, karena saya tidak mungkin berjalan sendiri.

Pertanyaan saya Bagaimana cara meminta persetujuan kepala sekolah dan minta bantuan rekan guru?

J: Jika ibu benar berminat yg pertama tanyakn pada hati ibu. 

Wahai hati siapkah kita berjuang? 

Jika hati sudah kuat mulailah mencari rekan sejiwa, yg betul- betul cinta literasi. 

Diskusi dgn kepsek apa visi, misi, dan manfaat majalah. 

Lanjut tuangkan dalam proposal agar jelas

14.Dewi _Seruyan Kalteng. 

T:  Pertanyaan saya Kendala apa aja yang ibu hadapi saat awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat memghadapinya, kemudian apa yang harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk bisa mendukung kita mewujudkan majalah ini.

J: Masalahnya

SDM dan SUMBER DANA

Solusi

✅Niat yang kuat

✅pantang menyerah

✅komitmen

✅doa

Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sbg magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan pembaca

15.Yulis setyaningsih  

T: Bagaimana kita tahu tulisan kita atau majalah kita bisa diterima atau tidak? Maksudnya layak utk menjadi majalah sekolah

J: Jadikan siswa dan rekan guru kita sbg sample pertama. 

Minta pendapat dari mereka. 

Insyaallah akan ada banyak masukan untuk menjadi layak.

16. Yuni_ kab bekasi

T: 1. Jika mau membuat majalah online apakah langkah- langkahnya sama dengan majalah offline, baiknya terbit berapa kali dalam setahun jika online?

2. Jika majalah yang mau dibuat misal khusus untuk guru PAI, bagaimana tipsnya agar diminati dan mau dibeli atau mau berpartisipasi mengisi majalahnya.

J: 1.Pada saat pandemi kbm dionlinekan. 

Akhirnya kami berpikir majalah kami online juga. 

Langkahnya sama bun. Hanya tidak perlu di cetak. 

Bisa bentuk pdf kita kirim ke wa grup kelas, di website sekolah, atau medsos lainnya. 

Terbit setahun 2 kali. 

Mengingat kita adalah guru dengan kesibukan yg tidak sedikit. 

2.Agar diminati berarti harus bermanfaat. 

Diskusikan pentingnya berbagi ilmu lewat majalah sebagai sarana mencapai ilmu yg bermanfaat.

Moderator mengirimkan pdf majalah Kharisma sebagai contoh.

Pdf majalah Kharisma

Sebagai statement closing, Bu Widya memotivasi para peserta:

Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. 

 Tuangkan rasa cipta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dgn hadirnya majalah sekolah. 

Teruslah berjuang... 

Akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah kita...

Moderator pun turut menyemangati 

Genggam semua ilmu yang telah didapat selama ini

Untuk menjadi bekal berkarya demi keabadian diri

Jangan lupa karya solo selalu dinanti

Mari bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di negeri tercinta. Bersama kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan karya. 

Sukses dan terus semangat menyebarkan virus kebaikan dan kebahagiaan.

Terimakasih atas motivasi dan inspirasi dari Bu Widya dan sahabat sejatinya Bu Emut. Mudah-mudahan kami bisa tertulari aktif berliterasi demi kemajuan bangsa ini. Aamiin.



No comments:

Post a Comment