Saturday, January 14, 2023

Berguru pada Ratu Antologi, Bunda Kanjeng

 

Judul: Berguru pada Ratu Antologi, Bunda Kanjeng

Resume Ke: 2

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: 11 Januari 2023

Tema: Menjadikan Menulis Sebagai Passion 

Narasumber: Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd.

Moderator: Widya Setianingsih, S.Ag

Alhamdulillah, kami bersyukur berada dalam komunitas KBMN PGRI 28. Setiap harinya, selalu mendapat motivasi dan bimbingan dari para senior serta terinspirasi oleh peserta KBMN PGRI 28 yang hebat-hebat dan penuh semangat.

Pada materi yang kedua, hari Rabu 11 Januari 2022, di mulai jam 19.00 WIB. Dengan pengisi materi yang fenomenal, sang Ratu Antologi, yaitu Dra Sri Sugiastuti, M.Pd. dengan tema Menjadikan Menulis Sebagai Passion

Adapun sebagai moderator adalah ibu Widya Setianingsih, S.Ag, beliau sangat mahir sekali dalam merangkai kata. Hal ini terbukti dari beberapa puisi yang beliau sampaikan di sela-sela waktu menunggu pemateri mulai.

Quote yang cukup inspiratif dari Bu Widya di awal acara:

*Orang-orang sukses hanyalah mereka yang memiliki kebiasaan sukses,* 

_Brian Tracy_ 

Setiap kita adalah buku sejarah... 

Hanya kita bisa yang menentukan. Jadikan kisah kita abadi dalam ingatan sejarah. 

Sekarang atau tergerus roda kesibukan. 

*Karena satu ons tindakan nyata lebih berharga dari satu ton niatan.*

Hubungan antara Bu Widya dan Bunda Kanjeng manis sekali, meski dua kali bertemu, namun terlihat sangat akrab, terlihat dari foto keduanya di Monas.

Bunda kanjeng & Bu widya

Sebelum materi dimulai, moderator mengirimkan materi bunda kanjeng berupa file ppt yang berisi CV dan materi untuk dipelajari oleh peserta

Bunda kanjeng merupakan alumni S1 dari escape bahasa inggris UNS dan S2 di UMS. Beliau seorang guru pegiat literasi nusantara, menulis 21 buku, dan beliau seorang editor sejak tahun 2019, motivator dan blogger pengurus PGRI Surakarta Jawa Tengah. Hobi beliau sangat menarik, yaitu silaturahmi, travelling dan membaca.

Menyimak biografi beliau, sebenarnya saya sangat terinspirasi sekali. Bunda kanjeng yang menyebut dirinya ulama (Usia Lanjut Masih aktif), mulai belajar menulis di umur 50 tahun dan sukses berkarya di dunia literasi hingga sekarang di umur beliau yang sudah 60 tahun sudah terbit 20 buku adalah prestasi yang luar biasa.

Karya Bunda Kanjeng

Terbesit dalam hati, rasanya saya yang sudah berkepala empat belum terlambat mengikuti jejak beliau. Mudah-mudahan Allah kabulkan. Aamiin.

Terimakasih bunda kanjeng, yang sudah menginspirasi saya. I love you full.

Pada kelas KBMN PGRI 28, materi kedua, materinya sangat menarik yaitu Menjadikan Menulis Sebagai Passion 

Pertanyaannya adalah Mengapa harus menjadikan menulis sebagai passion? 

Dalam hal ini, profesi menulis merupakan pekerjaan yang sangat dihormati secara sosial. Kemampuan menulis dipandang sebagai indikator intra kualitas dan kematangan berpikir. Dan lebih menariknya lagi adalah menulis adalah profesi yang menjanjikan. Jadi menulis itu merupakan passion yang menjanjikan.

Seperti yang pernah didapat oleh Founder KBMN antara lain bisa traveling  ke luar negeri, menang lomba, dapat duit dari gopay, bisa ketemu mas Menteri, bisa ketemu Pak Presiden.  Bisa mengedukasi pembaca untuk  berliterasi. Dan yang tak kalah berharganya bisa keliling Indonesia karena menulis. Nah menarik kan?

Pada materi ke-2 ini, Bunda kanjeng mengajak kita untuk menumbuhkan passion  dalam menulis. 

Sebagai ulama/ usia lanjut masih aktif, bunda Kanjeng, memposisikan diri beliau sebagai tim doa dan tim hore di kelas KBMN PGRI.

Beliau tak henti-hentinya memotivasi dan mengingatkan para peserta KBMN dari gelombang 1 hingga 28 yakni kelas yang saya ikuti saat ini bahwa semua orang memiliki potensi  yang luar biasa dan harus dilejitkan khususnya di dunia literasi.

Dalam pemaparannya, bunda kanjeng menjelaskan pengertian passion atau renjana adalah satu gairah yang dimiliki semua orang. Bagaimana kita menjaga passion dan menyalurkannya menjadi sesuatu yang selalu ingin dan ingin lagi. Sehingga tidak pernah padam. 

Begitu juga dengan proses menulis. Ketika kita sudah menjadikan sebagai renjana, maka giat menulis tidak akan padam. Karena sudah menjadi kebutuhan bukan beban. Jadi ketika belum menulis ada sesuatu yang kurang.

Untuk menjadikan menulis sebagai passion, maka beberapa hal yang harus diubah adalah mindset atau pola pikir yang menghambat seperti, merasa tidak bakat nulis, tidak punya waktu, tidak punya ide, atau tidak mau dikritik. Pikiran-pikiran tersebut harus dirubah menjadi sebaliknya atau menjadi hal yang positif.

Ketika mindset "Writing is my passion" telah mendarah daging, maka kesuksesan pun akan menyertai. Hal ini seperti yang dialami oleh Bu Aam dan Mr. Dail, beliau sangat bahagia karena belum genap 1 tahun sudah punya 60 buku Antologi. 

Bunda kanjeng mengingatkan, untuk menjadi penulis yang baik, maka hal yang tidak bisa ditawar adalah kebiasaan membaca banyak buku, kemudian memiliki mentor yang tepat, dan tentunya selalu menulis apa yang kita lihat, baca, rasakan

Setelah itu persiapan yang bisa dilakukan untuk menulis adalah:

1. Menggali dan menemukan gagasan atau ide : yaitu dengan melakukan pengamatan baik terhadap kejadian atau peristiwa yang terjadi imajinasi dan kajian pustaka.

2. Menentukan tujuan genre dan segmen pembaca : sasaran pembaca menjadi bahan pertimbangan penting dalam menentukan warna tulisan dan memastikan bahwa tulisan  kita marketable

3. Menentukan topik: 

 4.Membuatan outline: 

Yaitu membuat bentuk kerangka tulisan cukup menulis garis besarnya saja. 

5. Mengumpulkan bahan material buku:

Penulis wajib membaca banyak buku dan sumber bacaan lain untuk memperkaya perspektif dan referensi. Agar banyak ide yang dapat dikembangkan apabila sudah menentukan topiknya.

Yang menjadi tantangan, MAMPUKAH KITA MENJADIKAN MENULIS ITU SATU KEBUTUHAN,atau  FOOD  SUPLEMEN Yang akan membawa kita menjadi orang yang mulia.

Bunda kanjeng sendiri berbagi pengalaman, bagaimana beliau di usia senja menjadikan menulis bukan saja sebagai passion,tapi juga bagian dari healing. Dan motivasi menulis beliau adalah sebaik-baiknya manusia mereka yang paling bermanfaat untuk manusia.

Sebagai manusia tentu tak pernah lepas dari masalah.  Cara yang paling sederhana  ketika kita mendapatkan masalah, kita langsung mohon dan menuliskan masalah yang ada. Kita konsultasi pada Allah lewat tulisan. Setelah itu dibaca. Mau dimusnahkan atau mau diabadikan terserah saja. Dada menjadi lapang. Pikiran tenang dan masalah pun hilang. Begitulah saat tulisan kita sebagai bagian dari healing yang membawa manfaat.

Tetapi untuk menjadi kan menulis sebagai passion yang menjanjikan atau sebagai healing yang membawa manfaat, semua harus ada usaha, komitmen, dan kerja keras untuk naik kelas. Seperti mengikuti komunitas KBMN dan mempraktekkan apa yang di dapat dari pemateri yang berbagi ilmu dan pengalaman mereka.

Quote dari bunda kanjeng:

*Menulis harus sabar lebih fokus pada ketekunan dalam proses menulis*

*Tulislah semampu kita terlebih dahulu jangan berpikir harus sempurna jangan terlalu idealis.*

Penutup dari bunda kanjeng:

Sebagai manusia hanya bisa mengajak kebaikan dan agar bisa bersama-sama naik kelas dengan menulis. Karena menulis adalah keterampilan tertinggi saat mengolah rasa, mengolah kata, dan merangkainya jadi pesan yang bermakna bagi si pembaca. 

Dan yang terpenting lagi dari apa yang kita tulis, Allah rida. Sehingga ada nilai ibadahnya dan insyaallah  dengan menulis kita bisa mulia di mata Allah. Aamiin YRA. 

Terimakasih kasih bunda kanjeng atas pencerahannya. Banyak sekali yang ibu sampaikan, semuanya berbobot. Rasanya kalau saya tulis semua, terlalu banyak dan sulit untuk saya praktikkan semua. Jadi saya tulis dalam resume bagian terpenting yang bisa saya lakukan, mudah-mudahan bisa konsisten dan sukses menerbitkan buku best seller yang bermanfaat untuk orang yang. Aamiin.






3 comments:

  1. Bagus Bu....
    Bila berkenan kunjungi tulisan saya di :
    https://ragungps.blogspot.com/2023/01/menjadi-saksi-aneka-prestasi-literasi.html

    ReplyDelete