Monday, January 30, 2023

Dilema Penjengukan Santri

 

Asshiddiqiyah pusat Jakarta, dengan area yang tak sebesar pesantren cabang, terlebih tempatnya ditengah ibukota, disamping jalan besar. Di depan Pondok, merupakan jalur busway dengan koridor nama pesantren "Asshiddiqiyah".

Secara letak wilayahnya, bisa dibayangkan bahwa Asshiddiqiyah merupakan tempat yang penuh dengan hiruk pikuk kendaraan, bahkan bisa dibilang jalur utama lalu lalang kendaraan. Jadi suara bising kendaraan sudah menjadi hal biasa. 

Nah, tempat yang ramai, area yang terbatas ditengah kota menjadi tantangan sendiri bagi pengelola pesantren. Dalam hal ini mengatur tentang Penjengukan santri putra dan putri. Sebenarnya lebih kepada ketegasan pesantren untuk menegakkan peraturan sih. 

Masalahnya, karena posisi pesantren dengan dinamika wali santri ibukota, terkadang pihak pesantren cenderung mengalah dengan wali santri. Artinya banyak hal-hal yang dipertimbangkan agar ketemu win-win solution.

Contohnya, ketika peraturan penjengukan putra dan putri di gilir selang- seling seminggu sekali putra, Minggu berikutnya putri. Pada kenyataannya, fakta dilapangan, saat jadwal putra, beberapa santri putri ikut dijenguk, karena adik kakak putra & putri. Akhirnya win-win solutionnya adalah disediakan tempat khusus yaitu di pendopo, jika adik kakak, laki dan perempuan.

Kemudian berkembang lagi, terjadi percampuran cewek & cowok saat penjengukan, modus nya adalah si anak membawa temannya lagi, terkadang wali santri juga melindungi dengan dalih masih saudara. Belum lagi, ada juga wali santri yang mendukung anaknya pacaran, dsb.

Wapri pak Lurah

Penanganan untuk penjengukan ini, selain dari peraturan yang sudah dibuat dan disosialisasikan, berikutnya memang pengontrolan.

Wapri kepala keamanan

"Mis, minta bantuannya, banyak anak putri yang dijenguk, padahal sekarang jadwal putra", Ust. Ibnu keamanan menelpon ku di siang bolong.

 "Siap, Ust. Ibnu, sudah ngasih tau Bu Ikha kan?".

Tanpa menunggu lama, aku segera bergegas menuju ke depan.

Area parkiran mulai ku jumpai beberapa santri putri dan ortunya.

"Jadwal cowok kok ada disini, neng", ku tanya si  kelas 1.

"Ortu saya bisanya hari ini mis", jawab nya.

Kulihat mamanya memberi tanda maaf dari tempat parkir motor. Aku pun membalas hal yang sama.

"Mohon maaf Bun, sekarang jadwal putra, putri tidak boleh dijenguk", jelasku.

"Iya mis, ini saya langsung pulang", jawab beliau sambil mengeluarkan motor yang diparkirnya.

Kulihat lagi dimasjid, di aula, bahkan sempat ngobrol dg wali santri kls 6 di tangga masjid, dengan alasan Minggu kemarin tidak bisa nengok.

Sedangkan yang di aula, sepupu cewek cowok semua diarahkan ke pendopo

Padahal sebenarnya untuk sepupu tidak diperbolehkan. Tapi sangat susah sekali.

Penjengukan di aula yang masih campur

Tetapi minimal, santri putri tidak boleh di area aula / masjd, melainkan tempat khusus yaitu pendopo.

Beberapa cara lain untuk meminimalisir percampuran penjengukan putra putri. Yaitu menggembok gerbang putri, meski wali santri/ anak bisa saja lewat lapangan/masjid. 

Sebenarnya agak dilema juga sih, ketika sudah sosialisasi, sudah dijaga, masih saja kecolongan. Karena posisi masjid/ lapangan bisa diakses untuk jalan, meski gerbang putri sudah di gembok. Jadi intinya pengontrolan oleh keamanan dan beberapa wali asuh tetap dibutuhkan.

Wallahu a'lam bis showab


Sunday, January 29, 2023

Nulis Seasyik Ngemil

Judul: Nulis Seasyik Ngemil

Resume Ke: 9

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: Jum'at, 27 Januari 2023

Tema: Writing is Easy 

Narasumber: Prof. Ngainun Naim

Moderator: Lely Suryani, S.Pd. SD

Alhamdulillah, dari hari ke hari, saya semakin termotivasi untuk selalu menulis, tapi hanya sekedar menulis pribadi, belum sampai pada penayangan di blog. 

Semuanya butuh proses hingga saya merasa percaya diri untuk menampilkan di blog. Dan para narasumber yang selalu mencekoki dengan motivasi bahwa menulis itu mudah, pokok nya tulis saja, akan menjadi amunisiku untuk tidak putus asa mewujudkan impian bisa menerbitkan buku solo yang bisa bermanfaat untuk orang banyak.

Apalagi tema kali ini sangat ngompori untuk selalu menulis, yaitu "Writing is easy" dengan narasumber Prof. Ngainun Naim. Dan dimoderatori oleh bunda Lely Suryani, S.Pd. SD, yang sepak terjangnya di dunia kepenulisan juga luar biasa lincah dan lihai.

Bunda Lely, merupakan orang yang terpilih dalam menuliskan biografi sosok founder KBMN, siapa lagi kalau bukan Omjay. Selain itu juga dipercaya untuk mengedit buku Omjay dan hasilnya diterima oleh perpustakaan nasional. Hingga lahir lah 2 buku biografi Omjay di waktu yang sama.


2 buku biografi Omjay

Berikutnya, moderator memperkenalkan narasumber kita yang bukan saja seorang dosen akan tetapi juga seorang kyai. Penulis produktif, yang hingga saat ini sudah memiliki 47 buku dan ratusan artikel & jurnal ilmiah.

Profil beliau juga dibuat oleh kampus beliau:

"Malam ini saya mendapatkan amanah itu menyampaikan materi WRITING IS EASY?. Saya tidak akan menjelaskan bahwa menulis itu mudah atau sulit. Saya hanya ingin mengajak Bapak Ibu sekalian bisa menulis. Caranya satu: dengan menulis." Demikian Prof. Ngainun yang merupakan guru besar IAIN Tulungagung memulai materi nya.

Namun pertanyaannya adalah, "Apa yang mau ditulis?". Prof Ngainun pun membagikan tulisan sederhana beliau yang terdiri dari beberapa paragraf tentang suasana ramadhan di Alun-Alun Trenggalek tempat beliau tinggal.

https://ngainun-naim.blogspot.com/2016/06/suatu-sore-di-bulan-ramadhan.html.

Ada lagi tulisan sederhana tentang kisah pertemuan beliau dengan seorang sahabat yang hanya kenal di WA.

 https://www.spirit-literasi.id/2022/12/dari-wa-ke-dunia-nyata.html.

Dari kedua tulisan tersebut, inti yang ingin disampaikan Narsum bahwa salah satu kunci menulis yang mudah adalah:

(1) Menulislah hal-hal sederhana yang kita alami.

Pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur. Takutlah jika tidak menulis

(2): Jangan menulis sambil dibaca lalu diedit, karena itu akan menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran.

Nulis itu ya nulis, keluarkan saja apa yang ada dalam pikiran secara bebas.

Nah, selesai menulis atau karena sudah habis yang mau ditulis, tinggalkan dulu. Endapkan dulu, tidak usah dibaca. Cari suasana psikologis yang berbeda.

Saat berbeda, misalnya nulisnya pagi, maka saat sore baru dibaca. Cermati kalimat demi kalimat. Tambahkan ide yang ada jika memang perlu ditambah. Jika ada typo, perbaiki.

Sebelum mengunggah ke blog atau Kompasiana, baca ulang tulisan sekali atau dua kali. Minimalkan hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita, karena tulisan kita adalah jejak kita.

Berikut ini contoh tulisan beliau yang di edit beberapa kali:

https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63d1f30408a8b51db6795d52/menjadikan-literasi-sebagai-tradisi.

Ada beberapa yang komentar bahwa tulisan Prof. Ngainun berat-berat. Padahal beliau menulis baik ringan maupun berat. Berat karena untuk kepentingan akademik, dan ringan untuk kepentingan publik, sebagai wujud kecintaannya dalam menulis.

(3) menulis tentang perjalanan.

Ini juga jenis tulisan yang mudah dibuat.

Berikut ini contoh catatan beliau ke Kupang sebelum pandemi.

https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-warna-oesapa.html.

Kalau ini, perjalanan hidup beliau menjadi guru besar termuda

https://www.spirit-literasi.id/2022/01/kado-sangat-indah-di-awal-tahun.html.

4. Satu lagi kunci menulis yang membuat menulis menjadi mudah, yaitu MENULIS SECARA NGEMIL. Sedikit demi sedikit.

Untuk blog atau Kompasiana, beliau menarget minimal 3-5 paragraf. Untuk artikel jurnal, beliau menarget minimal 1 paragraf. Menulis nya bisa berbeda waktu dan tempat. 

Berikut ini ditulis ketika berada di pesawat:

 https://www.spirit-literasi.id/2022/04/jejak-dari-bukittinggi-dari-ngarai.html.

Sesi tanya jawab:

1. Dewi_Seruyan Kalteng

T: 1.Bagaimana caranya agar kita bisa memberikan keyakinan kpd mareka bahwa menulis itu sebenarnya tidak susah? Sehingga kita bisa mengajak orang-orang disekitar kita juga menyukai literasi terutama menulis ini. 

2. Apa ada contoh penulisan jurnal?

J: 1. Saya sejauh ini berpikir terbalik. Saya mewajibkan diri saya terus menulis. Orang lain itu tidak saya paksa untuk menulis. Jika saya menjadi teladan, mereka akan terinspirasi dan mengikuti. Sejauh ini saya memiliki banyak sekali "murid" yang menulis setiap hari. Ya, setiap hari.

2.Contoh penulisan jurnal: 

https://www.spirit-literasi.id/2022/08/menulis-penelitian-dan-artikel-jurnal.html.

Google Scholar Prof. Ngainun, terdapat ratusan artikel jurnal beliau.

https://scholar.google.co.id/citations?user=SbPI0fkAAAAJ&hl=id&oi=ao.

 2.*Evridus Mangung- dari NTT* 

T:Bagaimana cara untuk mengatasi hal-hal seperti kesulitan memulai menulis pada alinea awal. Sudah ada gagasan dalam kepala tetapi tidak tahu bagaimana menulisnya. Hal ini terjadi di awal-awal sebelum menulis pargaraf pertama dalam tulisan.

J:  Kesulitan itu biasanya karena persoalan psikologis. Takut jelek, takut salah, dan seterusnya. Itu harus dilawan. Caranya pokoknya ya ditulis. Bisa dilihat dari blog saya. Saya selalu mengawali tulisan dengan prolog sederhana. Ini sebagai pintu masuk untuk paragraf demi paragraf berikutnya. Kata salah seorang penulis: cara melawan kesulitan adalah dengan melakukan.

3. Imro'atus Sholihah_MTsN 4 Jombang Jatim                                                                         T: Bagaimana agar menulis itu benar-benar mudah?

J: Langkah awalnya itu dipaksa. Ya, tidak ada yang benar-benar mudah dalam hidup ini. Saya bisa naik sepeda itu karena dipaksa. Ya, beberapa kali jatuh. Tapi sekarang benar-benar mudah. Ndak mikir.

Jadi jika menulis ingin benar-benar mudah, paksalah untuk menulis setiap hari. Jika mampu menulis setiap hari selama tiga bulan, buktikan nanti akan ketagihan.

4. Farida Lisanti_Kab. Musi Rawas

T: Apakah dalam penulisan blog ada aturan yang mengikat? atau suka-suka kita, karena saya lihat tulisan pada blog rapi, pakai rerata tengah, sedangkan pd kompasiana rerata kiri padahal sdh diedit beberapa kali oleh Prof.

J: Semua tulisan saya usahakan untuk saya edit sebaik mungkin. Blog pertama: blogspot. Ini blog gratis. Jadi tata letak dan sebagainya sederhana. Blog kedua: spirit literasi itu berbayar. Jadi lebih bagus dari sisi isi dan tata letak. Kalau Kompasiana, saya tidak tahu. Tahunya saya unggah tulisan, sudah.

5.Teguh Wiyono_bekasi

T: Jika menyimak paparan prof. Sepertinya menulis itu memang mudah.Namun sering kali, kita terjebak dengan ego kita.. masa tulisan yang diangkat  cuma kayak gitu..bagaimana menyikapi hal ini prof?

J:Lawan terbesar penulis adalah diri sendiri. Itu butuh perjuangan. Saya juga mengalaminya. Seiring perjalanan waktu, saya mengabaikan itu. Pokoknya saya menulis saja. Kualitas itu akan meningkat seiring dengan banyaknya karya yang kita hasilkan. Tentu juga harus belajar tanpa henti. Saya sampai sekarang masih terus belajar, mencari informasi, menonton YouTube, membaca, dan terus menulis. Jadi teruslah menulis. Bagaimana kualitas bisa meningkat jika berhenti menulis?

6. Toto - Kota Bekasi

T: Jika nulisnya nyicil, saya sering kehilangan orientasi, jadi mesti ngumpulin lagi bayangan tentang apa yang tadi mau ditulis. Adakah cara untuk mengatasinya? 

J: Tentu ada. Jadi biasakan membuat TEMPLATE atau semacam ancangan (kerangka) sederhana saat membiasakan menulis secara nyicil. Misalnya: Saya mau menulis tentang: 

EMPAT HAL YANG MUDAH DITULIS. 

Paragraf 1: buat panduan: Menulis Itu mudah apa sulit?

Paragraf 2: Menulis yang dialami.

Paragraf 3: Menulis Perjalanan

Dan seterusnya. 

Jadi setiap paragraf sudah ada kata kuncinya biar tidak liar ke mana-mana. Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode NYICIL

7. Sri Mulyati_ Cirebon

T: Kalau kita menulis setiap hari secara Ngemil. Apakah dgn judul yang berbeda bisa d buat sebuah buku???

J:Sangat bisa. Tinggal tulisan demi tulisan dikumpulkan. Diberi judul, kata pengantar, daftar isi dan biodata penulis. Sudah jadi buku. Banyak buku, termasuk beberapa buku saya, yang merupakan kumpulan dari menulis setiap hari.

8.Ika Yulia_Kalteng

T: Menurut Prof, ketika kita akan menulis dengan tujuan untuk di share di blog atau media manapun yang nantinya akan dibaca banyak orang, sebaiknya mengambil tema harian yang kita alami (seperti kiat dari Prof.) Atau mengangkat tema yang tengah booming.

J: Bisa dua-duanya. Intinya pilihlah yang kita bisa. Jika booming tetapi ndak bisa menyelesaikan tulisan ya jangan dipilih. Tulislah sesuai yang kita mampu.

9. Nurkhotijah_Wonosobo

T: Bagaimana cara memunculkan ide supaya bisa menulis dengan sudut pandang yang berbeda, intinya punya kesan yg lebih bermakna?

J:Banyak membaca. Banyak berlatih. Terus menulis. Hanya itu cara yang saya praktikkan. Tidak ada yang instan.

10. Rahman_ Sumenep.  

T:  Prof. Ditengah kesibukan Prof Naim masih bisa enjoy dan membagi waktunya walau dalam perjalanan masih bisa menghasilkan sebuah karya dan cerita yang bagus. Apakah ada hal yang bisa kami lakukan sebagai penulis pemula agar bisa rilek menulis. Terkadang konsentrasi buyar disaat asik menulis namun tiba-tiba ada gangguan datang tiba-tiba. Kedua, kami masih sulit membagi waktu. Terkadang butuh suasana sepi ide saya baru muncul dengan natural. 

J: Saya berusaha menikmati semua yang saya kerjakan. Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, saya hampir yakin ketika banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis.

Konsentrasi itu soal latihan. Sebaiknya memang ketika menulis, HP dimatikan. Jadi fokuslah dan teruslah berlatih.

11. Hilman_Kep. Babel

T: Saya pemula dalam menulis, tapi koq nafsu banget nulis yang berat berat, dan betul hasilnya gak pernah selesai _tuh_ tulisan. Bagaimana cara menundukkan nafsu tersebut  prof?

J: Nafsu itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya. Selamat mencoba.

12. Candra_ Jakarta

T: Apakah metode  menulis mengemil ini efektif prof , terutama bagi kami yg pemula?

J: Metode itu alat. NGEMIL itu metode. Efektif atau tidak itu ya tergantung kita yang menerapkan. Kalau untuk saya dan beberapa penulis, cukup efektif. 

13.Afida_Sampang

T: Prof, Jika menulis dari hal-hal yang kita alami, apabila yang kita alami begitu datar, biasa-biasa saja, tidak ada yang spesial, bagaimana tulisan kita menjadi menarik untuk dibaca?

Bagaimana cara menjadikan apa yang kita alami itu menjadi sesuatu yang spesial, yang bisa dijadikn ide untuk menulis?

Menjadikan cerita tidak spesial menjadi spesial bagaimana prof?

J: Tentu harus banyak membaca, mengamati dan menganalisis tulisan demi tulisan orang yang menulis hal-hal semacam ini. Membaca itu amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya biasa menjadi luar biasa.

14. Nurmiati_ Temanggung

T:  (1) kapan kita harus mengutip karya orang lain? bagaimana tips mengutip karya orang lain? 

(2) Bagaimana mensiasati buku rujukan harus yang terbaru, sedangkan buku cetak terbitan lama?

J: (1) Kalau ini sudah masuk kategori ilmiah populer, seperti beberapa tulisan saya di Kompasiana. Kapan harus mengutip? Ya ketika kita memang merujuk ke pikiran orang lain di sebuah buku. Jika itu memang murni pikiran kita ya tidak perlu mengutip. Syaratnya harus betul-betul pikiran kita. 

(2) Sekarang ini tersedia banyak sumber referensi online.

https://scholar.google.co.id/.   

https://www.mendeley.com/

 https://www.academia.edu/

Di situs itu banyak buku dan artikel yang bisa kita download gratis. Itu mengatasi buku cetak lama.

15. Dyah_ Kabupaten Bandung Barat

T: saya penulis pemula, jadi masih banyak rasa takut untuk memposting tulisan di blog, apakah ada etika menulis secara online? karena tulisan kita dibaca oleh orang banyak, takutnya ada yang tersinggung dsb

J: Sepanjang tulisan itu karya kita yang tidak bertentangan dengan SARA, ya tidak masalah. Musuh terbesar penulis itu diri sendiri. Misalnya takut, malu, kuatir dan sejenisnya jika tulisan kita diposting. Jika ingin jadi penulis, abaikan hal-hal semacam itu. Dikritik, biasa. Itu sarana untuk memperbaiki tulisan kita. Saya sudah kenyang kritikan dan review. Justru itu, menurut saya, jalan untuk maju.

16. Agustin_Jakarta, 

T: Prof... Apakah tulisan yg kita tuliskan harus mengalir begitu saja dengan melihat apapun?  Lalu, haruskah tulisan kita ada kandungan manfaat atau hikmah untuk pembaca? 

Karena, banyak tulisan yang saya baca, kosong seperti tulisan saya prof. Bagaimana Prof menanggapinya?

J: Silahkan baca artikel saya

https://www.spirit-literasi.id/2022/11/strategi-menulis-tentang-perjalanan.html

17. Suhaimi. 

T: Bagaimana supaya tulisan yang kita tulis dimuat di jurnal. 

Karena Kompasiana tidak bisa jadi angka kredit. Jurnal sudah pasti bisa. 

J: Ada beberapa tulisan saya di blog ini: 

 https://www.spirit-literasi.id/2022/09/slot-dan-waktu-terbit.html.

18. Yoyon Supriyono_ Cirebon

T: Adakah syarat atau ketentuan agar tulisan bisa dimuat di jurnal?

J: Baca artikel-artikel ini ya:

 https://www.spirit-literasi.id/2022/09/kunjungi-jurnal-tujuan.html.

 https://www.spirit-literasi.id/2022/09/penyebab-penolakan-artikel-jurnal.html.

 https://www.spirit-literasi.id/2022/09/dari-lima-belas-menit-hingga-lima-belas.html.

19. Wahyuning_ Jakarta

T: Ngemil menulis sering saya lakukan baik di blog, kompasiana, maupun di komputer saja. Tapi, ketika dipilah2 untuk menjadikannya sebuah buku, saya malah bingung untuk membuat judul yang tepat. Bagaimana menentukan judul buku yang tepat dari cemilan tulisan tersebut?

J: Bisa memakai judul umum. Misalnya KOMPILASI CATATAN HARIAN. Jadi temanya kan sangat umum.

Pilihan lainnya, mulai sekarang coba rancang bab demi bab yang temanya berdekatan, lalu cicil secara ngemil, jadinya nantinya mudah jika dijadikan sebagai buku

20. Rosjida Ambawani - Ciamis.

T: Menulis hal-hal yang dialami dengan cara ngemil apakah berlaku juga bagi kisah perjalanan atau rekreasi?  Mengingat jika kita menuliskan kisah perjalanan saat bbrp waktu  sudah selesai melakukan perjalanan tsb maka nuansa/greget cerita kita kurang terasa. Bagaimana Prof?

J:  (1) Saya sering menulis kisah perjalanan secara ngemil.

Tulisan ini selesai dalam 4 hari.

 https://www.spirit-literasi.id/2022/12/surabaya-sunan-bungkul-dan-jejak-ilmiah.html.

Bukan tulisan yang panjang, tetapi saya memang menulisnya secara ngemil di sela mengajar, menguji, review riset, dan banyak kegiatan lainnya.

Soal menarik atau tidak, greget atau tidak, ya itu memang kembali kepada kemauan kita untuk terus mengasahnya.

Namun ada juga yang selesai dalam sebuah perjalanan.Ini misalnya:

 https://ngainun-naim.blogspot.com/2019/08/empat-keunikan-shalat-jumat-di-masjid.html.

Alhamdulillah, begitu banyak pertanyaan dan narasumber menjawab dengan sabar dan inspiratif. Dari pertanyaan para peserta KBMN sebenarnya jawabannya kurang lebih intinya adalah sama yaitu konsisten dan komitmen, serta jangan pernah berhenti untuk belajar. 

Bahkan di akhir materi, pernyataan sederhana beliau adalah 

"Mari praktik menulis. Teori menulis itu mudah. Apa betul mudah? Mari menulis"

Terimakasih Prof. Ngainun Naim, sukses selalu untuk bapak.


Saturday, January 28, 2023

Write and Publish Every Day

Judul: Write and Publish Every Day

Resume Ke: 8

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: Rabu, 25 Januari 2023

Tema: Komitmen Menulis di Blog 

Narasumber: Drs. Dedi Dwitagama,M.Si.

Moderator: Sigid PN,SH

Berada di komunitas KBMN, bagi saya adalah menjaga komitmen agar selalu menulis. Meski saat ini masih belum bisa maksimal, tapi saya optimis bisa menjaga komitmen untuk selalu menulis. Terlebih lagi, support dari teman-teman KBMN, inspirasi dari pemateri & motivasi dari  tim solid Omjay. Semuanya paket komplit, tinggal diri ini bisa menjalankan dengan serius & Istiqomah. Semoga Allah memberikan kemudahan. Aamiin.

Tema kali ini adalah "Komitmen Menulis di Blog". Dengan narasumber yang sangat inspiratif, Bapak Drs. Dedi Dwitagama,M.Si. dan dimoderatori oleh Bapak Sigid PN,SH.

Berbeda dengan pertemuan-pertemuan sebelumnya, yang biasanya pakai WAG, kali ini pertemuan dilakukan via Zoom. 

Di awal pertemuan pak Dedi mengungkapkan fakta yang menyedihkan. Beberapa fakta tentang guru adalah sebagai berikut: 

1. Tidak terlacak di google.

Ketika ada guru idola/ profesor favorit kita, ketika dicari di Google tidak ditemukan. Padahal mencari di google dengan kata kunci sandal jepit ternyata ada.

Sandal jepit mudah dicari di Google 

Kemudian dengan berdalih, tidak ditemukan di google karena jaman mengajar dulu belum ada internet. Mengapa, Thomas Alfa Edison, yang ada di jaman lebih dahulu dibanding guru idola/ profesor favorit senior, bisa dicari di internet. Bahkan mencari wajah gajah Mada,di zaman Majapahit ada di internet.

Hal itu artinya, bukan karena masalah tidak ada internetnya, sehingga tidak diketemukan di google, melainkan aktivitas kita dalam memanfaatkan internet lah yang bisa dilacak oleh google.

Menurut narasumber bahwa banyaknya guru saat ini, hanya sedikit yang menjadi guru hebat. Seperti menjadi guru penggerak, guru teladan, guru berprestasi, guru inti, dsb.

Mengapa hanya sedikit? Karena mayoritas guru tidak produktif. Produktif dalam hal ini adalah menghasilkan postingan.

Berdasarkan pengalaman pak Dedi sendiri, bahwa saat ini beliau sudah menghasilkan 7000 postingan. Dan target beliau adalah 1000 hari posting tanpa henti. Dan jika bisa berturut-turut selama 3 tahun.

Saat ini presentasi beliau ke-1204

Produktif itu jika apa yang kita lakukan memberikan hasil/ manfaat. Yang terpenting adalah menjadi produktif dulu. Selanjutnya adalah menjadi sesuatu yang bisa berupa buku/ blog/ cuan.


Jika kita produktif selama setahun berturut-turut, maka kita akan menjadi hebat. Dua tahun berturut-turut, maka kita akan menjadi luar biasa. Tiga tahun kita produktif berturut-turut, mengerjakan satu bidang dengan konsisten, kita akan menjadi ahli. Dan ketika kita menjadi ahli, maka pekerjaan yang mencari kita, bukan sebaliknya.

2. Fakta berikutnya adalah mayoritas guru adalah minimalis dan seragam. Yaitu yang penting tepat waktu, mengajar, dan mengerjakan rutinitas harian guru.

Mengikuti KBMN termasuk salah satu hal keluar dari zona aman. Jika Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama. Dimana namanya? Yaitu di dunia Maya.

3. Terlalu serius:

Menjadi guru tidak melulu ditagih RPP, silabus, atau administrasi lainnya. Akan tetapi juga karya dan prestasinya.

Menjadi produktif bukan berarti terlalu serius, melainkan kita punya waktu sendiri untuk berkreasi dan berkembang.

Ciri-ciri orang hebat adalah produktif, punya visi, misi, dan perencanaan 

Jika alasannya tidak punya waktu, maka bekerjalah secara efisien. Tanya dengan orang yang visinya bagus dan harus percaya diri 

Tips konsisten menulis 

1. Tentukan tujuan 

2. Buat out line

3. Mulai menulis

4. Selesaikan 

5. Upload 

6. Ikut komunitas: baca tulisan orang, Perkenalkan diri, Cerita kan karir, perjalanan 

7. Punya network 

Beberapa ide menulis:

1.Foto suatu tempat seperti: sekolah dll, yang di upload di Instagram, ditulis kembali ke blog agar caption lebih panjang berupa cerita agar diketemukan anak-anak suatu saat nanti. Karena bisa jadi bangunan-bangunan tersebut hilang, namun masih punya kenangan.

Upload ke media sosial, agar kita meninggalkan jejak. Jangan sampai kalah dengan sandal jepit.

Instagram Narasumber 

2. Video situasi di kelas harus di dokumentasikan di You tube, kemudian di tulis di blog 

Jika menulis dibuku kelemahannya, saat ini, orang jarang membawa buku, semua beralih ke internet.

Era sekarang adalah eksis di media sosial.

3.Memperkenalkan siswa di blog, buat reportase di Ig di blog.

4.Karya anak-anak yang banyak, bisa berupa cerpen atau puisi, bisa ditulis di blog, dengan mencantumkan nama gurunya dan sekolah.

Tidak ada keringat yang sia-sia, semua pasti bisa menghasilkan kesuksesan asalkan konsisten.

Sesi tanya jawab 

1.Musiroh

T: Apa kelemahan menulis di Kompasiana & blog pribadi.

J: Kelemahan berada di Kompasiana, suatu saat bisa hilang. Makanya di tulis di blog pribadi dengan dimodifikasi dan ganti foto serta judulnya.

2. Heri

T: Motivasi untuk penulisan. Bagaimana survive menghadapi teman yang nyinyir?

J: Alternatif jawaban suka- suka aja. Banyak manfaatnya Networking dengan banyak teman.

3. Afif

T:1. Cara membuat template yang menarik di blogger.

2. Menumbuhkan kecintaan murid untuk blog

J: 1. pakai bahasa coding, pelajari caranya

2. Paksa untuk dapat nilai, dengan menugaskan melalui blog.

4. Wi agung

T: Bagaimana menghasilkan uang dari blog

J: Googling blog yang sudah sukses dan lakukan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi)

5.Yuni

T: Bagaimana jadi blogger profesional, menjaga komitmen? Dengan posisi sebagai Pengawas sekolah dan bagaimana cara memanage media sosial?

J: Jika sebagai pengawas sekolah, bisa menugaskan sekolah yang di awasi, untuk membuat 3 alinia tentang sekolahnya.

Tahun berikutnya, tolong diperbaharui tulisan tentang sekolah

Buat akun Tik tok 10: tentang masing-masing guru, dsb.

6. Hilman

T: Apa kendala di awal menjadi penulis, pengalaman yang TDK menyenangkan

J: Pengalaman yang tidak menyenangkan, pernah ditegor seorang profesor karena puisi yang viral berjudul "Guru bodoh, nafsu TKD,".

Beliau dianggap menghina guru, padahal ternyata sang profesor belum pernah membaca tulisan tsb

Pengalaman yang menyenangkan: berkesempatan mengikuti event internasional dan berkeliling Indonesia dengan gratis.

7. There:

T: 1. Bagaimana tips memberikan motivasi menulis yang menarik kepada orang lain?

2. Bagaimana cara mengontrol tulisan kita benar atau salah?

J: 1. Untuk memberikan motivasi, harus mencontohkan terlebih dahulu, yaitu memiliki buku solo, sehingga mudah untuk mengajak orang lain.

2. yang penting tulisan jadi, dan upload. Seperti Raditya tidak ada kaidah penulisan, dan justru akan menjadi ciri khas penulisnya.

Jangan berpikir kesempurnaan.

Tema kali ini cukup menginspirasi saya yang lemah dalam meninggalkan jejak digital. Keinginan sih ada, hanya butuh kekuatan paksa untuk melakukannya.

Terimakasih pak Dedi, yang sudah menginspirasi kami dengan berbagai macam cara & ide untuk menjadi produktif. Dan agar kami dikenal oleh murid-murid dan orang banyak, yang tak terbatas oleh ruang dan waktu. Mudah-mudahan menjadi jalan agar lebih bermanfaat untuk orang banyak. Aamiin.


Monday, January 23, 2023

Menghadapi Virus WB

Judul: Menghadapi Virus WB

Resume Ke: 7

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: 23 Januari 2023

Tema: "Mengatasi Writer's Block"

Narasumber: Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., 

Moderator: Raliyanti,S.Sos,M.Pd.

Pertemuan ke-7 kelas KBMN 28, yakni hari Senin, 23 Januari 2023 , bertepatan dengan hari libur cuti bersama Imlek. Beruntung sekali hari Senin libur, jadi masih bisa sedikit bernafas usai mengumpulkan resume materi ke-6, tiga hari yang lalu.

Hingga saat ini, saya berusaha tepat waktu dalam mengumpulkan resume. Akan tetapi, tidak bisa seperti teman-teman yang bisa mengumpulkan resume secepat kilat. Yaitu disaat narasumber selesai menyampaikan materi, resume langsung muncul begitu admin membuka chat di WAG. Luar biasa..

Terkadang keinginan dan kenyataan tak berjalan beriringan. Inginnya setiap hari bisa mengirimkan tulisan di blog, namun untuk menyelesaikan resume saja membutuhkan waktu 3-4 hari. Kesibukan tidak boleh menjadi alasan, saya tetap optimis bisa meningkatkan kecepatan menulis, apalagi melihat teman-teman di grup KBMN 28 yang semangat-semangat. Saya yakin bisa... Bismillah...

Tema malam ini sangat cocok sekali dengan kondisi saya saat ini, yaitu "Mengatasi Writer's Block". Narasumber kita kali ini, seorang guru berprestasi dan sangat menginspirasi. Beliau adalah Bu Ditta Widya Utami, S.Pd., Gr., dan dimoderatori oleh ibu Raliyanti,S.Sos,M.Pd.

Baik narasumber maupun moderator merupakan anggota Tim Solid Omjay. Dulunya juga peserta Kelas Menulis jebolan KBMN gelombang ke-7 & ke-20.

Sang moderator berbagi tips untuk lulus KBMN, yaitu dengan rutin mengikuti kegiatan, mensupport diri utk terus menyelesaikan resume on time, saling blog walking memberi semangat. Kemudian Bu Rali dinyatakan lulus krn jumlah  resumenya sesuai kategori dan berhasil memiliki buku karya sendiri.

Buku pertama beliau berjudul "Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku" kemudian di tahun berikutnya lahir buku solo yg kedua dengan judul "Guru di Era Digital". Selain itu, ada 17 judul buku antologi yg dimiliki baik fiksi mau pun nonfiksi.

Buku solo Bu Rali

"Semua ini terwujud karena saya punya mimpi, termotivasi karena komunitas ini dan mendapat support serta ilmu dari narasumber hebat yang ikhlas berbagi tanpa pamrih. Masyaallah.. ", jelas Bu Rali.

Buku antologi Bu Rali

Selanjutnya, moderator memperkenalkan narasumber kali ini, seorang ibu muda yang geulis, smart, baik hati dan tidak sombong. Seorang guru dengan prestasi-prestasinya yang luar biasa. Berikut ini profil nya

https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=1

Dalam mengawali pertemuan, Bu Ditta menyatakan antusiasmenya melihat semangat para peserta KBMN Gelombang ke-28. Hal ini terbukti dari resume yang dihasilkan dari setiap pertemuan. Jumlah yang menulis resume di grup sekarang ini jauh lebih banyak dari angkatan beliau. Tulisan tulisannya juga sudah bagus-bagus.

Bahkan sdh ada yg share link materi malam ini.. walau baru mukadimahnya aja..  he..he..

Selanjutnya Bu Ditta berbagi tentang pengalaman menulisnya dan mengirimkan juga akun Kompasiana & blogger nya:

*Kompasiana Ditta* 

https://www.kompasiana.com/ditta13718

*Blogspot Ditta*

https://dittawidyautami.blogspot.com

Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya. 

(Ditta Widya Utami)

Tips sukses menulis dari bu Ditta:

1. Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lain-lain.

2. Senang membaca & menulis 

Bu Ditta sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Saat SMP hingga SMA, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. 

Ternyata menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi _self healing_ yang baik, dan bisa mengatasi depresi.

Pengalaman-pengalaman Bu Ditta di dunia kepenulisan:

1. Ketika kuliah, meraih juara dua dalam membuat buku Petualangan Kimia dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. 

2. Mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta dari proposal yang dibuat bersama teman-teman di tahun 2009-2010.

3. Menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor.

4.Menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus. Dan saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6.

Menurut narasumber bahwa aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya.

*Menulis* adalah *kata kerja* yang hasilnya bisa sangat beragam. Beberapa profesi dari menulis:

1. *novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger*

2.*_copywriter_* yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk.

3.*_content writer_* yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada 4.*_script writer_* penulis naskah film/sinetron.

5. *_ghost writer, techincal writer.

6. *_ UX writer, dll_*.

Faktanya, menurut narasumber,penulis-penulis tersebut masih bisa terserang *virus WB* alias *_Writer's Block_*. 

Bu Ditta pun menjelaskan tentang *_writer's block_?*. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan. WB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan.

Istilah _writer's block_ sebenarnya sudah ada sejak tahun 1940-an. Diperkenalkan pertama kali oleh Edmund Bergler, seorang psikoanalis di Amerika.

Sederhananya, WB adalah kondisi dimana kita mengalami kebuntuan menulis. Tak lagi produktif atau berkurang kemampuan menulisnya. Hal ini bisa terjadi dengan disadari atau pun tidak.

Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. Ibarat penyakit, tentu akan lebih mudah disembuhkan bila kita mengetahui faktor penyebabnya.

Penyebab WB

Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan WB:

1.*Mencoba metode/topik baru dalam menulis* sebenarnya bisa menjadi penyebab sekaligus obat untuk WB.

Misal ketika jadi penyebab:

Ada orang yang senang menulis cerpen atau puisi. Kemudian tiba-tiba harus menulis KTI yang tentu saja memiliki struktur dan metode penulisan yang berbeda. Bila tak lekas beradaptasi, bisa jadi kita malah terserang WB.

2.*Lelah fisik/mental* akibat aktivitas harian yang padat juga dapat memicu stress.

Dalam Kamus Psikologi, *stres* diartikan sebagai ketegangan, tekanan, tekanan batin, tegangan dan konflik.

Pada akhirnya, jangankan menulis, kita bisa merasa jenuh dan suntuk. Terserang WB deh. 

Solusi:

- mencoba hal baru dalam menulis bisa jadi alternatif solusi.

- memilih untuk sejenak rehat dan melakukan hal yang disukai untuk refreshing.

- Membaca buku-buku ringan untuk cemilan otak. WB bisa terjadi karena kita belum bisa mengekspresikan ide dalam bentuk kata. 

3. *Terlalu perfeksionis.*

Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah *free writing* atau menulis bebas.

Sesi tanya jawab:

1.Mugiarni_Tangerang

T: 1.Bagaimana cara memulai untuk memperkenalkan budaya digital pada anak SD.

2. Mengingat sekolah tempat saya mengajar bukan kategori lingkungan yang baik. Orang tua murid cenderung mengatur guru, sementara dg kondisi mereka yang berpengetahuan level bawah ?

J: Untuk menjawab pertanyaan pertama, artikel yang pernah saya buat mungkin bisa sedikit menambah wawasan kita terkait Budaya Digital.

 https://www.kompasiana.com/amp/ditta13718/62f536faa51c6f7f06629172/literasi-digital-kemkominfo-bagian-1-literasi-dan-budaya-digital

Selanjutnya bisa juga membaca Bagian Kedua tentang Etika Digital:

https://www.kompasiana.com/ditta13718/62f53edba51c6f0496200b63/literasi-digital-kemkominfo-bagian-2-etika-digital

Untuk yang nomor dua. Salah satu kuncinya ada di *komunikasi*. Sampaikan dengan niat yang baik dan tulus dari hati. Karena apa yang disampaikan dari hati, akan sampai ke hati pula 😊

2. Indah - Banjarnegara

T: Bagaimana cara mengatasi WB saat kita mengikuti 3 pelatihan sekaligus,, seperti yang saya alami saat ini, saya mengikuti pelatihan KBMN 28, tapi juga minat dengan tantangan Prof. Ekoji, dan juga program dari pak Dail...semuanya hanya membutuhkan waktu singkat, kadang kalo digunakan untuk membaca-baca seperti ada waktu yang hilang, mohon pencerahannya agar semuanya dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan

J: Kalau saya di posisi Ibu, saya akan membuat skala prioritas dan jadwal menulis.

Insya Allah ketiga-tiganya akan bisa dijalani dengan baik asal kita istiqomah dengan jadwal yang telah kita tetapkan.

Cari dan kenali waktu emas Bu Indah dalam menulis (karena tiap orang bisa berbeda).

3.Wahyuning_ Jakarta Pusat. 

T: Boleh donk berikan tips dan trik dari Bu Dita yang cantik ini untuk saya agar bisa menyelesaikan satu persatu karya yang masih menjadi draft di laptop? terima kasih

J: Tips dari saya, coba buka kembali kemudian kelompokkan. Siapa tau bisa jadi buku.

Buku solo pertama saya berjudul Lelaki di Ladang Tebu juga asalnya kumpulan draft cerpen di laptop. *Kuatkan tekad*, olah kembali. Kalau bisa sambil membuat daftar isi. Mulai dari akhir (bayangkan bukunya sudah jadi, bukan sekedar draft lagi). Dan tentu saja: mulai *menulis*

4.Maria Ulfa_ Lombok,  

T:1. Apa kita jg bisa meraih mimpi seperti Ibu Ditta yang hebat, walau kami tidak se-getol Bu Ditta?

2. Apa yang paling penting dipersiapkan utk menjadi seorang penulis. Terima kasih.

J:1.Pasti bisa dong *yakin*.

 2. Mental seorang penulis.

 Jika berkenan, silakan simak video saya tentang mental seorang penulis:

"Satu tulisan yang bermanfaat atau menginspirasi bagi satu orang, akan lebih baik daripada tulisan yang dibaca banyak orang tapi mudah dilupakan?"

5.Pak Wigung_gunung kidul Yogyakarta

T: Apakah wb termasuk penyakit ,Bu?

J:Ehehe itu istilah saya saja, karena berdasarkan pengalaman bisa datang berulang kali.

Misal yg saya alami, saya pernah terkena WB karena lelah fisik. Di waktu lain, saya terkena WB karena terlalu perfeksionis.

Saya katakan "penyakit" karena memang jika dibiarkan, dampaknya bisa fatal. Tak produktif lagi.

Di akhir pertemuan, masih banyak pertanyaan yang belum dijawab, dan Bu Dita berkenan untuk menjawab semua pertanyaan melalui blog pribadi beliau.

Selanjutnya, moderator mempersilakan Bu Ditta untuk memberikan closing statement. Ada pepatah yang mengatakan:

_"It doesn't matter how brilliant is your brain. If u do not speak up, it would be zero."_

Mari, tuangkan dan sampaikan ide ide kita, pemikiran pemikiran kita, perasaan perasaan kita agar menjadi lebih bermakna.

Terima kasih bu Ditta atas ilmunya, dan Bu Reli atas inspirasinya. Mudah-mudahan saya bisa mempraktekkannya.

"Rahasia untuk maju adalah memulai. Rahasia untuk memulai adalah memecah tugas-tugas rumit Anda yang luar biasa menjadi tugas-tugas kecil yang dapat dikelola, dan kemudian memulai dari yang pertama." 

(Mark Twain)


Menjemput Mimpi Bersama Prof. Ekoji


Judul: Menjemput Mimpi Bersama Prof. Ekoji

Resume Ke: 6

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: 20 Januari 2023

Tema: Menulis Buku Mayor dalam Dua Minggu.

Narasumber: Prof. Richardus Eko Indrajit.

Moderator: Aam Nurhasanah,S.Pd.

Kelas KBMN PGRI 28, telah sampailah pada pertemuan ke-6. Dengan materi yang semakin menarik dari hari ke hari, materinya tidak hanya menarik, melainkan juga sangat inspiratif dan menantang.

Narasumber kita kali ini adalah Prof. Richardus Eko Indrajit, yang di moderatori oleh Bu Aam Nurhasanah,S.Pd.

Sebelumnya, kami sudah pernah sedikit mendengar tentang prof. Ekoji ( nama beken dari Prof. Richardus Eko Indrajit) saat materi ke-3 dengan narasumber Bu Aam.

Pada pertemuan ke-3, Bu Aam menjadi Narasumber KBMN dengan tema "Gali Potensi Ukir Prestasi", beliau bercerita bagaimana bukunya masuk dan terpampang di toko buku Gramedia. 

Bu Aam mengikuti tantangan menulis dari prof Ekoji. Dan Bu Aam pun menyarankan para peserta KBMN PGRI 28 agar mengikuti tantangannya jika ingin bukunya masuk ke penerbit mayor.

Kali ini Bu Aam bertindak sebagai moderator, dan mengawali dengan mengirimkan bukunya yang berhasil menembus penerbit mayor bahkan tersedia buku digital nya juga

Buku mayor Bu Aam & Prof. Ekoji

 Tersedia juga e-book nya

https://play.google.com/store/books/details/AAM_NURHASANAH_S_Pd_Parenting_4_0?id=5kkzEAAAQBAJ

Moderator juga menyampaikan CV beliau berupa link Wikipedia. Karena beliau termasuk orang besar yang sudah teruji prestasi dan pengalamannya.

CV Prof Ekoji:

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Richardus_Eko_Indrajit

Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. (lahir 24 Januari 1969). Beliau lulusan ITS (Surabaya) hingga Harvard university (Amerika). Beliau merupakan Guru Besar Bidang Komputer Perbanas Institute, dan mendapat gelar Doktoral dari UNJ (Jakarta). Saat ini beliau menjabat sebagai Rektor Universitas Pradita.

Prof. Ekoji dikenal sebagai tokoh pendidikan, sosok penggerak riset informatika dan teknologi digital, beliau tercatat sebagai salah satu anggota Pengurus Besar PGRI, menjadi Ketua Smart Learning and Character Center (PSLCC) PGRI yang berperan melakukan pengembangan profesi guru dan pendidikan karakter berbasis teknologi dan informasi.

Jejak karir beliau juga luar biasa, pernah menjadi Staf Khusus Menpora Republik Indonesia (2013-2014), pernah menjabat Sekretaris (BSNP)Kemendikbud,dan masih banyak lagi.

Penghargaan yang Prof. Ekoji raih juga banyak sekali, baik tingkat nasional maupun internasional. Sungguh luar biasa.

Yang cukup menarik, Prof. Ekoji ternyata Suami dari penyanyi cantik Lisa A. Riyanto, dan dikaruniai 4 orang anak. Pantas saja, disela-sela materi beliau mengirim video menyanyi bersama istri di YouTube channel nya.

Prof. Ekoji & istri Lisa A Riyanto

Materi yang disampaikan oleh Prof. Ekoji, betul-betul sangat menarik dan manantang. Cara beliau menyampaikan materi juga sangat mengesankan. 

Memang sangat berbeda sekali, cara penyampaian materi oleh seseorang dengan level yang sudah profesional, seperti beliau.

Penyampaian materi nya sungguh sederhana, menjawab pertanyaan juga simple, seolah beliau tahu, apa yang akan ditanyakan peserta.

Beberapa pertanyaan cukup dijawab dengan link video YouTube beliau, peserta tinggal menyimak. Kemudian kalau masih ingin tanya lebih lanjut, maka jawaban simple beliau adalah ikut tantangan beliau menjadi partner menulis, dengan waktu 2 Minggu. Wow, luar biasa, rasanya tidak terbayangkan bisa melakukan itu.

Di awal, sang moderator sudah menyampaikan bahwa Prof. Ekoji adalah seorang penulis besar yang bisa mengantarkan mimpi kita menuju penerbit mayor.

Penerbit mayor adalah penerbit yang diakui secara nasional dan skalanya sangat besar. 

"Hingga saat ini, saya menghitung telah menulis kurang lebh 121 buku mayor semenjak saya selesai kuliah.

Kalau artikel, saya sudah menulis kurang lebih 623 artikel, dalam bahasa Indonesia maupun Inggris". Sharing Profesor yang memulai pengalaman menulis buku sejak SD.

Alasan menulis dari sang profesor adalah karena ingin membagi ide, pemikiran, gagasan, dan cerita kepada orang lain. Hal ini dipicu dari banyaknya membaca buku dan menonton televisi (dulu belum ada internet), hingga membuat beliau jadi ketagihan menulis.

Buku Mayor pertama narasumber yang terbit adalah di tahun 2000, yaitu dua tahun setelah krisis dan reformasi.

Sepuluh buku pertama beliau isinya adalah bunga rampai. Setiap buku terdiri dari 50 artikel. Setiap artikel berisi ringkasan SATU TOPIK yang sedang menjadi trend pada saat itu.

Hal lain yang membuat motivasi menulis lebih besar adalah karena banyaknya SMS (dulu belum ada WA) yang masuk ke nomor hp beliau untuk mengucapkan terima kasih atas buku yang beliau buat. Sampai akhirnya jadi ketagihan menulis.

Ketika tanggal 16 Maret 2020, ketika masa pandemi, beliau memutuskan untuk menjadi youtuber. Setiap harinya membuat satu youtube, yang isinya hal-hal berkaitan dengan PJJ (karena sedang menjadi pembicaraan nasional).

Judul di YouTube-pun aneh-aneh, seperti gamification, flipped classroom, collaborative learning, metaverse, IOT, big data, dan lain sebagainya.

"Nah ketika Oom Jay mengajak saya untuk mengajarkan guru-guru menulis, saya tergerak untuk bereksperimen. Setiap guru saya minta untuk membuka youtube saya dengan alamat EKOJI CHANNEL", kenang Prof. Ekoji ketika pertama kali bergabung di KBMN.

Prof. Ekoji, meminta para peserta untuk menuliskan apapun yang diomongkan di youtube. Setelah beliau memberikan tambahan referensi untuk memperkaya konten.

Cara beliau dalam menantang peserta KBMN pun membawa hasil yang luar biasa. Dari 30 guru yang berniat bergabung, ada 19 buku yang diterbitkan. Dan dari 19 buku tersebut, satu buku terpilih jadi Buku Terbaik Nasional versi Perpusnas untuk kategori PJJ.

Dan kali ini Prof. Ekoji pun menantang para peserta KBMN PGRI 28 untuk menulis buku mayor dalam 2 Minggu. Beliau meminta Bu Aam membuat link grupnya dengan nama "Januari Berseri", dengan target buku- buku yang masuk penerbit bisa dikurasi sebelum idul Fitri. Itu berarti sekitar 2 bulan kedepan.

Adapun tekniknya agak berbeda dengan sebelumnya. Prof. Ekoji akan memberikan tema, kemudian beliau akan membimbing untuk mendalami tema tersebut sehingga menjadi buku. "Yang penting anda berniat serius untuk menulis" , tegas beliau. 

Beberapa tips yang disampaikan Prof. Ekoji agar bukunya bisa diterbitkaan mayor:

1.Harus mengikuti KEBUTUHAN PASAR.

Jadi kita menulis BUKAN UNTUK DIRI SENDIRI, tapi UNTUK ORANG LAIN.

Beberapa contoh judul buku yang laris di pasaran:

Classroom Design and Management

Community Based Learning

Computer-Based Assessment

Competency-Based Learning

Computer-Adaptive Assessment

The 21st Century Learning Skills

Itu adalah judul-judul yang banyak dicari di pasaran

2. Tidak perlu berfikir panjang-panjang dulu. Mulai dari satu hal yang sederhana. Jangan menuliskan sesuatu yang kita tidak mengerti dan tidak ada sumber referensinya.

3.Carilah judul yang ANTI MAINSTREAM. Kalau yang BIASA-BIASA SAJA, biasanya penerbit mayor tidak tertarik menerbitkannya. 

Ini cara mencari judul dan tema yang menarik bagi penerbit mayor 

Sesi tanya jawab:

1.Pak Rohim

T: Bagaimana cara agar bisa tampil PD dalam menulis berbagai genre?

J: Cara PD gampang. Daftar sekarang ke bu Aam. Ikuti yang saya katakan. 

"Saya lebih senang mengajak rekan-rekan guru untuk BERJALAN BERSAMA, bukan sekedar BERDISKUSI. Kebanyakan orang senangnya berdiskusi dan TAKUT EKSEKUSI. Kalau saya terbalik, langsung EKSEKUSI di bawah bimbingan saya, baru kita berdiskusi nanti kalau ada hambatan."

2. Afif

T: Dalam menulis tentunya kita membutuhkan referensi, nah untuk membuat satu buku. Idealnya berapa buku referensi yang kita gunakan? 

J: Tidak ada aturan mengenai hal ini. Referensi adalah bentuk penghormatan kita terhadap karya orang lain yang butir-butir kontennya kita pakai dalam buku kita.

Semakin banyak kita pakai pemikiran orang lain, semakin banyak referensi yang kita pergunakan.

3. Ida farida 

T: Bagaimana tulisan kita berkualitas dan dipercaya penerbit mayor? 

J: Isi atau konten menarik yang disampaikan dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar.

4. Aghoesthin

T: 'Pernyataan prof bahwa menulis bukan untuk diri sendiri tapi untuk orang lain'

Bukankah seorang penulis harus punya 'gaya' atau 'style nya sendiri, atau ciri-cirinya sendiri? 

Banyak sekali, di youtube yang mengajarkan cara bagaimana supaya tulisan kita banyak di kunjungi hanya untuk meningkatkan profit, dgn cara dan trik-trik khusus. Dengan Comot sana-sini tulisan org lain atau kasarnya plagiat. Sehingga meninggalkan ' jati diri'. Bagaimana prof menanggapinya?

J:Ini adalah JAWABAN saya ketika ditanya APA YANG DIINGINKAN PENERBIT MAYOR.

5. Ahmad Fatch_Bekasi. 

T:Prof. Mohon pencerahannya. Kadang ketika menulis ada kalanya ketika berganti hari tulisan kita seperti tidak nyambung dengan tulisan sebelumnya? Mohon pencerahannya

J:Anda bisa mengetahuinya dengan menanyakan orang-orang di sekitar anda, misalnya dengan pertanayaan: "kalau saya buat buku seperti ini, kira-kira kamu mau membelinya ndak ya?". Dari situ anda akan tahu apakah orang tertarik dengan karya anda atau tidak.

6. Eka Yulia_ Kalteng.

T: Apakah ilmu tentang kepenulisan, serta tata bahasa menjadi syarat mutlak untuk menjadi penulis buku non fiksi di penerbit mayor? Sedangkan saya tdk memiliki basic itu.

J:Anda punya kemampuan ini. Buktinya bisa bertanya ke saya dalam bahasa dan tata bahasa yang baik?

Motivasi selalu dimulai dari mimpi. Bu Aam berhasil menulis banyak buku karena punya MIMPI bisa melihat namanya di toko buku Gramedia. Tanpa mimpi, tak akan ada motivasi. Seperti kata Laskar Pelangi: "Mimpi... adalah kunci...."

Demikianlah Prof. Ekoji menjawab pertanyaan peserta dengan simpel dan mengena.

Yang penting adalah KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI dan KEMAMPUAN BERBAHASA. Konten bisa bebas. Hanya imajinasi kita yang membatasinya."

 "Practice makes perfect, Latihan adalah kuncinya."


Di akhir materi, Prof. Ekoji menegaskan lagi bahwa:

Tujuan workshop menulis adalah agar guru-guru BISA MENULIS BUKU bukan sekedar TAHU CARANYA NULIS BUKU.

Saya adalah penganut konsep BELAJAR KETIKA BERKARYA, bukan BELAJAR DULU BARU BERKARYA

Sudah banyak teori, konsep, dan pengalaman dari penulis lain yang disampaikan. Sehingga beliau tidak ingin membebani dengan teori-teori baru.

Prof. Ekoji mengajak teman-teman yang BERMIMPI karyanya terpajang di toko buku untuk BERGABUNG dalam batch JANUARI BERSERI yang nanti akan menjadi workshop mingguan membuat buku mayor.

Workshop tersebut spesial sekali yaitu tanggal 25 Januari 2023, satu hari setelah beliau Ulang tahun. Beliau akan memberikan judul buku dan akan membimbing langsung hingga menjadi buku.

Terimakasih dan sukses selalu Prof. Ekoji, materi nya sangat menginspirasi. Semoga saya termasuk yang berhasil menerbitkan buku mayor. Aamiin 


Saturday, January 21, 2023

Menyulap Karya Ilmiah Menjadi Buku

Judul: Menyulap Karya Ilmiah Menjadi Buku

Resume Ke: 4

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: 16 Januari 2023

Tema: Menulis Buku dari Karya Ilmiah

Narasumber: Eko Daryono,S.Pd

Moderator: Nur Dwi Yanti,S.Pd

Alhamdulillah, masih bisa mengikuti KBMN PGRI 28 di sesi ke-4, meski menulis resumenya agak terseok-seok. Namun, demi komitmen dan cita-cita sebagai penulis, maka semua harus di jalani dengan penuh semangat & pantang menyerah.

Kali ini, menurut saya materi nya lumayan agak berat. Saya jadi teringat dengan zaman kuliah, terkenang masa-masa skripsi yang agak berat perjuangannya. Dan kini, serasa mengulang kembali dan harus ku jalani dengan ikhlas dan hati yang senang.

Narasumber kita kali ini adalah Bapak Eko Daryono,S.Pd, atau biasa dipanggil Mr. Yons. Beliau akan menyampaikan materi dengan tema "Menulis Buku dari Karya Ilmiah".

Adapun yang bertindak sebagai moderator adalah ibu Nur Dwi Yanti atau biasa di panggil NDY.

Baik Mr Yons maupun Miss NDY , keduanya merupakan alumni KBMN. Bedanya adalah Mr Yons angkatan 12 sedangkan Miss NDY angkatan 23. Pastinya beliau semua, merupakan penulis hebat dibawah bimbingan Omjay dan orang yang terpilih menjadi tim solidnya.

Miss NDY memulai acara dengan menebar semangat para peserta: *”Jangan biarkan mata pena kita mengering menguap tak berarti”*, disinilah kita para satria pena berkomitmen dan konsisten untuk terus berkarya.

Miss NDY juga mengutip *John Maxwell* , yang menggambarkan passion sebagai *“the fuel for will’* atau bahan bakar untuk kemauan. Dalam artian passion mengubah “keharusan” menjadi “kemauan”. Jadi ketika kita sangat menginginkan sesuatu, kita akan menemukan tekad untuk melakukannya dan tidak akan berhenti sampai benar-benar mencapainya.

Kemudian moderator mengirimkan profil dari pembicara. Dimana, *Mr. Yons* sosok guru yang bersahaja yang tergerak dan menggerakan juga membawa dampak bagi dirinya serta lingkungan. Selain sebagai pengajar, juga sebagai penulis, narasumber serta memiliki prestasi yang luar biasa. Berikut ini adalah profil dari narasumber kita:

https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html

Mr Yons atau Eko Daryono, berasal dari Karanganyar Jawa Tengah. Anak pertama dari tiga bersaudara, memiliki 3 anak, dan saat ini berprofesi sebagai ASN SMP negeri 3, Mojolaban Sukoharjo kab Jawa tengah 

Beliau pernah meraih juara 1 lomba penulisan karya ilmiah tingkat kabupaten (2008) & menjadi guru berprestasi tingkat kabupaten (2009). Dan masih banyak lagi prestasi-prestasi lainnya yang berhasil beliau dapatkan.

Dari beberapa informasi bahwa Mr.Yons dapat membersamai peserta KBMN PGRI 28 dalam menyulap karya ilmiah menjadi buku yang menarik. Luar biasa...

Jika berbicara tentang karya ilmiah, saya langsung teringat dengan tugas akhir di masa kuliah. Yups, skripsi dan tesis.

Terus terang saja, untuk mengerjakan kewajiban sebagai mahasiswa saat itu, bukanlah memori yang menyenangkan. Lebih kepada, peristiwa yang cukup mendebarkan, melelahkan, dan penuh dengan perjuangan.

Sebenarnya jika dikaji isi dari skripsi atau tesis, cukup menarik sih. Hanya saja, peraturan kepenulisan, penelitian, dll, membutuhkan konsentrasi cukup tinggi. Sehingga jika berhasil melewatinya, sudah cukup selesai dan ditinggalkan. Semuanya dianggap sebagai syarat agar lulus S1/ S2 saja.

Nah, materi kali ini tampaknya harus membuka-buka kembali karya ilmiah untuk dijadikan sebagai buku. Hal ini dilakukan agar hasil karya ilmiah, bisa dinikmati oleh berbagai kalangan, tentunya dengan bahasan yang lebih ringan dan menyeluruh.

Tema kali ini sekilas teoristis dan bikin pusing mengingat tidak ada standarisasi konversi KTI menjadi buku. Namun demikian, dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku, dan sifatnya tetap fleksibel. Beda penulis kadang beda persepsi.

Berikutnya narasumber menjelaskan tentang pengertian KTI (Karya Tulis Ilmiah). KTI dalam Peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah.

Yang termasuk KTI, secara umum ada dua yaitu KTI Nonbuku dan KTI Buku. 

1. KTI Nonbuku antara lain : 

KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi

KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal.

KTI berupa ulasan atau resensi

2.KTI Buku :

Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi

Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan

Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding

Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas

Adapun struktur penulisan KTI, umumnya seperti struktur bab berikut ini :

Struktur KTI

Struktur di atas umumnya dijadikan sebagai standar dalam menyusun bab-bab dalam KTI meskipun untuk KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas akhir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampus

Perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku. Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI

Perbedaan isi KTI & buku

Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab.

Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti *penelitian ini*, *peneliti*, *teman sejawat*, *penulis*

Cara mengkonversi KTI menjadi buku

*Memodifikasi Judul*

Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu).

Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif. Contoh buku konversi dari hasil penelitian narasumber.

Modifikasi judul

*Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan*

KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku seperti yang telah diuraikan di atas.

Nah, pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah

*Modifikasi Bab I*

Bab I *PENDAHULUAN* atau boleh *PEMBUKA* atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku

Pada konversi PTK yang dibuat pemateri, yaitu merubah pendahuluan dengan *FENOMENA PEMBELAJARAN TIK* yang tentunya berisi mengenai fenomena sebagaimana isi poin latar belakang dalam naskah laporan aslinya ditambah dengan fenomena kekinian agar pentingnya isi buku dapat ditonjolkan sejak awal sehingga pembaca merasa tertarik untuk membaca keseluruhan isi buku

Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang

*Modifikasi Bab II*

Contoh isi bab II dari PTK yang disusun pemateri sebagai berikut:

Bab 2 PTK

Susunan bab dan sub bab di atas dirubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab, yaitu :
Modifikasi bab

*Modifikasi Bab III*

Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya.

Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan:

*Benar-benar menghilangkan bab III*

maksudnya keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab *bunyi bab 3* sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya

*menginclude bab 3 di bab 2* maksudnya konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 2.

*Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan* maksudnya menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan sebagai contohnya berikut ini :

Menarasikan bab 3 

Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan

*Modifikasi Bab IV*

Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV.

Dalam contoh yang pemateri berikan, *Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK*

Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.

Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul *PENUTUP*. Judul tersebut dapat dipertahankan.

Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.

*Modifikasi Lampiran*

Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.

*Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengkonversi KTI menjadi buku:*

1. Keaslian laporan hasil penelitian.

 *Tindakan Plagiat* tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang original punya penulis sendiri

Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya

2. Menghindari kompilasi yang terlalu banyak.

Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis.

Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan

3. Memilah dan memilih data yang dipublikasikan. Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis

4. Modifikasi bahasa buku

Hindari pemakaian penanda transisi *menurut* *hal itu sesuai dengan pendapat* *lebih lanjut si A menyatakan* *berdasarkan hal tersebut*

Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis

5. Hindari pengambilan sumber kutipan berantai atau pendapat yang kurang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

6. Wajib menuliskan semua daftar Pustaka yang dipakai sebagai rujukan dalam buku untuk mendukung keabsahan buku.

7. Memperhatikan kaidah penyusunan buku ber-ISBN khususnya jika akan dinilaikan untuk KP sesuai Buku 4 PKB

Sesi tanya jawab:

1.Lely

Bagaimana cara mengubah gaya penulisan kutipan/ pendapat dari para pakar, agar tidak sekedar copas saja?.. contohnya?

Sumber Asli

Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014 menyatakan bahwa:

“Karya tulis ilmiah yang selanjutnya disingkat KTI adalah tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah

Modifikasi

“Karya tulis ilmiah merupakan tulisan perseorangan atau kelompok dari hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, dan pemikiran sistematis yang yang memenuhi kaidah ilmiah (Peraturan Kepala LIPI Nomor 2 Tahun 2014)

2. Hery Setyawan_Jakarta_

Bisa kah Best Practice di jadikan buku?

Bisa banget

3.Amin kurniawan_Ponorogo

1. Bagaimana caranya mebuat buku dari hasil penelitian yang failnya sudah hilang apakah mengetik ulang atau bagaimana mohon pencerahannya.?? 

2. Bagaimana merubah dari hasil laporan karya ilmiah.  menjadi suatu artikel yang menarik??

(1) Kalau ada naskahnya bisa discan kemudian dikonvert ke doc,

(2) Artikel atau buku?} Kalau artikel, ringkas isi LKI-nya kemudian modifikasi judul yang menarik

4. Dyah-Bandung

Pada pembuatan buku, lampiran KTI diubah menjadi instrumen penelitian dan data-data matang, bukan data mentah. Bisa diberikan contoh spt apa data matang dan data mentah ini?

Data mentah, misalnya data nilai keseluruhan siswa. Data matang : siswa yang mendapat KKM dan di bawah KKM kemudian disajikan dengan grafik

5.Anastasia Ninotshka,S.Pd_Nabire Papua Tengah 

Mohon dapat menjelaskan pada bagian: 

1. hindari pengambilan kutipan yg berantai?  sedangkan pendapat tersebut sudah tertera di Tesis kita,  kok harus dihindari ? 

2. Mohon penjelasannya kaidah penyusunan buku ber ISBN ? Kalau ada panduan bolehkah kami dibagi ? 

(1). Maksudnya kutipan berantai *Si A seperti dikutip si B menyatakan bahwa......* Intinya ambil sumber pertama. Kutipan dalam buku tidak harus sama persis dengan kutipan di tesis, bisa berkurang bisa bertambah. 

(2) Buku ber-ISBN biasanya minimal 60 halaman

Pesan Mr. Yons: 

Jangan takut gagal sebelum mencoba. Berdayakan karya kita menjadi buku yang bermanfaat menjadi ladang amal kita.

Prinsipnya agar kita mantap menjadikan KTI menjadi buku adalah : 

“Menulis itu olah kata dengan rasa, karena menulis seperti berbicara dan teman bicaranya adalah HATI.” 

*Eko Daryono – Sang Pena Lereng Lawu*

"Kejujuran adalah hal yang utama."

Terimakasih Mr. Yons atas ilmunya, semoga bermanfaat untuk kami semua. Aamiin.