Tuesday, May 9, 2023

Kedatangan Santri Syawal 1444H

Kedatangan santri setelah liburan Ramadhan dan Syawal selama kurang lebih satu bulan, Alhamdulillah berjalan lancar. Kali ini kedatangan santri sekaligus  pengambilan raport PTS oleh wali santri SMP & MA. Dan juga berbarengan dengan acara bunyai yaitu, temu alumni pondok putri Wali Songo Cukir Jombang, pesantren bunyai saat mondok dulu.


Pimpinan asatidz 

Persiapan-persiapan yang dilakukan untuk kedatangan santri setelah liburan panjang ini, lumayan cukup menguras energi dan pikiran. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar.

Kedatangan santri dimulai dari kedatangan santri putri, yakni dari jam 8.00 WIB - 13.00 WIB. Karena pengambilan raport, jadi dari pagi santri putri sudah banyak yang datang. Dilanjutkan sore sampai malam adalah kedatangan putra.


Suasana rapotan


Suasana sempat diguyur hujan namun hanya sebentar. Dan ada kejadian kurang mengenakkan, yaitu salah satu wali santri kehilangan tas saat ditinggal sholat di masjid. Agak mengagetkan juga sih, dan rasanya tidak mungkin pelakunya santri. Karena hanya ada santri putri dan wali santri yang sedang mengambil rapot. Kemungkinan besar adalah orang luar yang menyusup.

Bagian keamanan pun mengecek CCTV, namun susah untuk mendeteksi pelakunya. Akhirnya wali santri pun mengikhlaskan, dan dari pesantren juga menghimbau agar para wali santri waspada dengan barang nya masing-masing.

Untuk evaluasi pada kedatangan santri kali ini adalah:

- Kamar santri masih ada 2 kamar yang tidak di gembok, sehingga ada kotoran bekas tikus. Kebetulan 1 kamar tsb, wali asuh cuti hamil muda, sehingga untuk mencari pengganti dari pengabdian agar terlambat. Tapi Alhamdulillah bisa tertangani dengan baik, karena penggantinya SDH berpengalaman.

- Ospa, yg seharusnya datang pagi, banyak yg datang agak siang, hanya ada beberapa yang SDH datang. Namun tidak ikut membantu kedatangan adik-adiknya karena menunggu teman-temannya.

- Santri putri yang datang, 95% berseragam Madin, namun yang berkerudung putih hanya 40%. Hal ini karena dari Ospa nya sendiri tidak mencontohkan yang baik kepada adik kelas nya.

Evaluasi dari kedatangan santri kali ini adalah perlunya menguatkan lagi hal-hal yang berkaitan wali asuh, Ospa, kedisiplinan seragam santri. Dari segi keamanan, lebih waspada lagi dengan hal-hal kehilangan dengan mengingatkan kewaspadaan untuk menjaga barang-barang pribadinya sendiri.

Hal yang menyenangkan saat kedatangan santri adalah bertemu dengan anak-anak santri lagi, para wali santri, terutama wali santri yang merupakan alumni keluarga besar Asshiddiqiyah.

Bersama Bu Rofi' dan Bu Ikha

Kali ini, yang mengesankan adalah bertemu Bu Rofi', guru saya yang sekarang menjadi wali santri. Putri nya, bernama Najwa kelas 4, santri Tahfidz. Alhamdulillah, silaturahim dapat selalu terjaga.

Mudah-mudahan, liburan santri ini menjadi booster para santri. Sehingga ketika kembali ke pondok mereka lebih semangat lagi dalam tholabul ilm dan ibadah, serta lebih baik lagi akhlaknya. Aamiin.

Thursday, February 9, 2023

Semangat Menulis Buku Nonfiksi

 Judul: Semangat Menulis Buku Nonfiksi 

Resume Ke: 14

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: Rabu, 8 Februari 2023

Tema: Konsep Buku Nonfiksi 

Narasumber: Musiin, M.Pd.

Moderator: Yandri Novita Sari, S.Pd

Saya adalah penggemar buku-buku non-fiksi, dan sangat suka menulis hal-hal nyata yang ada di seputar kehidupan saya. Namun, karena tidak tahu cara menulis dengan baik, selama ini, tulisan hanya berupa catatan diary pribadi.

Tema KBMN 28 kali ini, merupakan tema yang sangat dinanti. Dan tentunya berharap, bisa menerbitkan buku solo nonfiksi yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Aamiin.

Kepintaran dalam mengemas isi buku tentu menjadi poin penting,  bertujuan agar buku yang dihasilkan menjadi bermakna di setiap lembarannya. 

Langkah awal bagi penulis, harus mengetahui bagaimana konsep buku yang akan ditulis. Selain memiliki tujuan dan manfaat,  konsep buku juga menjadi strong why penulis agar karya buku yang sedang digarap bisa tuntas. Baik berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi. Selain itu agar terhindar dari kemandekan ide atau bahasa kerennya terhindar dari virus writer's block. 

Oleh karena itu, tema kali ini akan mengupas materi tentang *Konsep Buku Nonfiksi* bersama Ibu Musiin,  M. Pd. (Alumni KBMN ke- 8). Dan selaku moderator adalah ibu Yandri Novita Sari, S.Pd.(lulusan KBMN gelombang 25-26 bersama kakak Purbaniasita,  Koko Sim Chung Wei, dan lainnya).

Moderator yang berasal dari Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan ini pun memperkenalkan sang narasumber dengan mengirimkan CV-nya.

Biodata narasumber
Karya narasumber

Bu Musiin atau akrab dipanggil Bu Iin merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri kelahiran Kota Tahu Takwa Kediri. 

Bu Iin juga merupakan peserta KBMN gelombang 8 yang berhasil duet dengan Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul *Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.*

Selain menjadi penulis, beliau juga Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya. 

Kemudian juga tidak kalah hebatnya,  alumni IKIP Negeri Malang ini juga berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015.

Di awal pertemuan, ucapan terima kasih pemateri sampaikan kepada Om Jay dan Ibu Moderator Mbak Yandri Novitasari yang telah memberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan berdiskusi dengan peserta KBMN. Kemudian Bu Iin meminta peserta untuk mengisi polling tentang menerbitkan buku non fiksi.

Polling menerbitkan buku non fiksi

Hasil dari polling terlihat peserta yang sudah menerbitkan buku non fiksi kurleb 35%. Bu Iin pun menyemangati terus bagi yang sedang berproses, jangan kuatir pasti akan sampai di tujuan.

Bu Iin sharing pengalaman ketika awal mula ikut kelas menulis Om Jay gelombang 8, beliau belum mempunyai blog. Berikut ini adalah pertanyaan motivasi sehingga Bu Iin bisa menerbitkan buku:

Motivasi dalam menerbitkan buku solo

Is there a book inside you? Jawabannya adalah YES YES YES

"Saya yakin Bapak Ibu memiliki segudang pengalaman, keterampilan, pengetahuan yang hanya tersimpan dalam diri Bapak Ibu. Sudah berapa ratus purnama tersimpan, tanpa ingin dilahirkan. Apakah semuanya akan hilang bersama jaman. Tentu tidak. Apa yang Bapak Ibu tulis akan menjadi pengukir sejarah dan warisan anak cucu". Demikian motivasi dari penulis yang merupakan lulusan S2 Universitas Negeri Surabaya.

Selanjutnya, narasumber menjelaskan pengertian tulisan nonfiksi.

Pengertian tulisan non fiksi

Tulisan Nonfiksi bersifat objektif dan berbasis data dan fakta. Bahasa yang digunakan juga bersifat denotatif, apa adanya. Tulisan nonfiksi dalam kehidupan sehari-hari, bisa berupa biografi, esai, makalah,dsb

Jenis-jenis tulisan non fiksi

Di sela-sela menjelaskan materi, Bu Iin menyempatkan untuk berbagi tips dalam menulis, diantaranya:
1. Meyakini bahwa TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN. 
Kata Prof Rhenaldi Kasali, kalau kita berpikir secara Opportunity Based, kita akan  selalu yakin ada pintu di tengah tembok rintangan.  Seperti nasihat Om Jay “Menulislah setiap hari, dan buktikan apa yang terjadi.”

2. Menaklukkan tantangan menulis dengan aksi nyata menghasilkan buku.

3. Mengatasi ketakutan dari dalam diri sendiri.
Ketakutan  yang dirasakan Bu Iin ketika menulis buku adalah sebagai berikut:
1. Takut tidak ada yang membaca.
2. Takut ssalah dalam menyampaikan pendapat melalui tulisan.
3. Merasa karya orang lain lebih bagus.
Jika terjadi hal seperti diatas, maka segera lakukan eksekusi dengan langsung menulis.
Pola penulisan non fiksi

 Dalam penulisan buku nonfiksi ada 3 pola yakni:

1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit) 

Contoh: Buku Pelajaran

2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses).

Contoh: Buku Panduan

3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)

Pola yang dipakai Bu Iin dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.

Proses penulisan buku non fiksi

 Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5  langkah, yakni

1. Pratulis

2. Menulis Draf

3. Merevisi Draf

4. Menyunting Naskah

5. Menerbitkan

Langkah Pertama

 Pratulis

1. Menentukan tema

2. Menemukan ide

3. Merencanakan jenis tulisan

4. Mengumpulkan bahan tulisan

5. Bertukar pikiran

6. Menyusun daftar

7. Meriset

8. Membuat Mind Mapping

9. Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.

Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya 

1. Pengalaman pribadi

2. Pengalaman orang lain

3. Berita di media massa

4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram

5. Imajinasi

6. Mengamati lingkungan

7. Perenungan

8. Membaca buku

9. Survey

10. Wawancara

 Artinya, kita tidak akan bisa menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita. Salah satu cara sederhana adalah peserta saling mengunjungi tulisan peserta lain dengan meninggalkan komentar.

Pra tulis
Menulis draf
Dari pengalaman narasumber dalam menerbitkan buku tantangan dari Prof. Eko, tema yang diangkat adalah pendidikan. Ide berasal dari berita di media massa,  mengamati lingkungan serta diperkuat dari materi di Prof EKOJI Channel dengan judul Digital Mindset (The Key to Transform Your Organization) yang tayang pada tanggal 20 Maret 2020. Referensi berasal dari data dan fakta yang diperoleh dari literasi di internet.

Referensi penulisan buku bisa dari sumber berikut ini.
1 . Pengetahuan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
2. Keterampilan yang diperoleh secara formal , nonformal , atau informal ;
3. Pengalaman yang diperoleh sejak balita hingga saat ini ;
4. Penemuan yang telah didapatkan.
5. Pemikiran yang telah direnungkan
Inilah " a book inside you", menurut narasumber.

Tahap berikutnya membuat kerangka.Kerangka ini  diajukan ke Prof. Eko dan disetujui untuk melanjutkan ke proses penulisan.

BAB 1 Penggunaan Internet Di Indonesia
A. Pembagian Generasi Pengguna Internet
B. Karakteristik Generasi Dalam Berinternet
BAB 2 Media Sosial
A. Media Sosial
B. UU ITE
C. Kejahatan di Media Sosial
BAB 3 Literasi Digital
A. Pengertian
B. Elemen
C. Pengembangan
D. Kerangka Literasi Digital
E. Level Kompetensi Literasi Digital
F. Manfaat
G. Penerapan Literasi Digital Pada Lintas Geerasi
H. Kewargaan Digital

BAB 4 Ekosistem Literasi Digital Di Nusantara
A. Keluarga
B. Sekolah
C. Masyarakat
BAB 5 Literasi Digital Untuk Membangun Digital Mindset Warganet +62
A. Perkembangan Gerakan Literasi Digital Di Indonesia
B. Literasi Digital Tanpa Digital Mindset Di Indonesia
C. Membangun Digital Mindset Warganet +62

Dalam menulis isi buku berdasarkan kerangka yang dibuat, Bu Iin mengikuti nasihat Pak Yulius Roma Patandean di Channel beliau 


Dengan mengikuti langkah dalam video diatas, tulisan menjadi rapi dan tertata sejak awal. Daftar isi, kutipan, indeks dan daftar pustaka tertata secara otomatis.

Berikut ini adalah anatomi buku nonfiksi.
 Anotomi Buku
1. Halaman Judul
2. Halaman Persembahan (OPSIONAL)
3. Halaman Daftar Isi
4. Halaman Kata Pengantar (OPSIONAL, minta kepada tokoh yang berpengaruh)
5. Halaman Prakata
6. Halaman Ucapan Terima Kasih (OPSIONAL)
7. Bagian /Bab
8. Halaman Lampiran (OPSIONAL)
9. Halaman Glosarium
10. Halaman Daftar Pustaka
11. Halaman Indeks
12. Halaman Tentang Penulis

Merevisi draft



Menyunting naskah
Untuk merevisi draf, bisa mempraktikkan materi tentang Proofreading sebelum menerbitkan tulisan. Materi kelas KBMN memang saling berkaitan, dan peserta tinggal melakukan eksekusi.

Trending topik

Berikutnya adalah bagaimana mengetahui ini adalah trending topik yang bisa digunakan sebagai bahan tulisan. Untuk mengetahui suatu topik menarik atau tidak, maka bisa dicek di Google Trends.

Google trend

Hasil penelusuran tentang topik Kurikulum Merdeka terlihat bahwa topik tersebut masih cukup tinggi. Ini berarti jika kita menulis topik tersebut, akan diminati banyak orang. Aplikasi ini sangat bermanfaat untuk referensi sebelum menulis.

Selanjutnya Bu Iin meminta peserta untuk menuliskan RTL pada link yang sudah dishare 

RTL

Sesi tanya jawab 

1.Nurmiati _Temanggung
T: Bagaimana menemukan ide buku dengan tema yang uptodate dan bisa menyelesaikan dalam waktu singkat sehingga ketika buku terbit maka temanya sudah tidak outofdate?

J: Teman yang update bisa diperoleh dengan banyak membaca, melihat konten-konten atau bisa juga dengan melakukan pengamatan. Jika kita sering melakukan ini, maka naluri penulis akan terasah. Seorang wartawan dengan jam terbang yang tinggi, kualitas tulisannya pasti bagus. Ingat dengan mantra Om Jay ' Menulislah setiap hari". Untuk bisa menulis setiap hari, pasti harus ada bahan yang ditulis. Ini akan mendorong kita untuk kreatif mencari ide.

2. Candra_ Jakarta 
T: 1. Di mana letak kesulitan  ketika membuat buku fiksi dan Nonfiksi
2. Dalam buku non fiksi berapa idealnya kita menyiapkan daftar Pustaka nya sebagai referensi buku kita

J: 1.Tidak setiap orang mempunyai keahlian dalam menulis fiksi dan begitu sebaliknya, tidak semua orang bisa menulis buku nonfiksi. Bagi saya yang tidak memiliki jiwa seni, sulit sekali menuangkan kata-kata yang indah menjadi sebuah cerpen atau novel. Saya kira kesulitan yang dialami relatif tidak sama.
2. Tidak ada patokan untuk jumlah daftar pustaka untuk sebuah buku nonfiksi, tergantung data yang kita butuhkan. Semakin lengkap data pendukung kita dan dari sumber terpercaya, semakin bagus kualitas tulisan kita.

3. Elizabeth Kanserita Henny Anggorowati_SDN Cengkareng Barat 05 
T: Pada dasarnya saya pribadi punya segudang cerita non-fiksi, namun, saya merasa kesulitan ketika akan memulai menuliskan kisah-kisah tersebut, seperti halnya, menuliskan judul yang menarik, lalu mau dimulai dari mana? Itu menjadi kendala buat saya, yang notabene baru pertama kali belajar menulis, benar' nol, tapi setiap kali hasrat untuk menulis itu terus ada, mohon masukannya Bun 

J: Jangan bersedih, ibu tidak sendiri mengalami hal seperti itu.
Prof Eko pernah memberikan link materi di you tube, kiat memilih judul yang menarik. Pokoknya kalau itu anti mainstream pasti menarik untuk dilirik pembaca. Judul itu harus selalu wow dan menarik untuk dieksplore.
Mulailah dengan menulis, menulis, dan menulis. Besok dengan Pak Yulius, ibu akan diajari cara menulis mulai dari cover sampai daftar pustaka, dan itu akan tertata secara otomatis.
Ibu tinggal menginvetaris dulu, bisa berupa mind map. setelah itu tinggal mengembangkan. Anggap saja ibu berbicara dan diwujudkan dalam bentuk tulisan. Mengalir saja tanpa perlu kesempurnaan.

4. Rosjida Ambawani_ MA Swasta di Ciamis
T: Dalam menulis buku non fiksi, jika mengutip kutipan dari suatu referensi, apakah ada batasan maksimal kata agar tidak dikategorikan plagiat?
Dan apa aplikasi untuk mengecek "keplagiatan" dan bgmn cara menggunakan aplikasi tersebut.

J: Aturan dalam pengutipan sangat sederhana sekali, apabila seseorang mengutip dari suatu sumber maka sertakanlah sumber aslinya. Kutipan langsung tidak dapat dilakukan untuk satu halaman penuh. Sebaiknya kutipan langsung berisi beberapa paragraf saja.
Dalam mengutip selalu sertakan sumbernya. Aplikasi untuk mengecek level plagiat banyak sekali, salah satunya plagiarisme checker. Ibu bisa memasukkan file , dan akan muncul level plagiat.

5. HR.Utami_UPGRIS
T: Apakah menulis buku semi ilmiah dalam waktu singkat, tanpa didahului riset dapat dijamin validitasnya? Saya sempat berpikir, semua pengetahuan  (dari buku, media, atau pengalaman) diresume ya, Bu. Kemudian ditulis dengan bahasa kita, begitu Ibu?

J: Seperti yang saya sampaikan di awal, bahwa tulisan nonfiksi adalah tulisan yang berdasrkan data dan fakta. Dalam menggunakan sumber tulisan, kita harus teliti dan cerdas dalam menguji validitasnya. Kita bisa membandingkan berbagai sumber dan menentukan yang terbaik. Tulisan kita adalah tanggung jawab kita.

6. Sri Mulyati _Cirebon.
T: Skripsi atau tesis adalah karya kita yang sesuai realita di lapangan, Apakah skripsi atau tesis kita bisa d jadikan buku non-fiksi? bagaimana caranya?

J: Untuk penulisan buku dari karya ilmiah, bisa dilihat kembali di pertemuan ke-4 dengan tema  Menulis Buku dari karya Ilmiah.

7. Endang Ratna Juwira_PAUDQu RUMAH IQRO BUNDA Cisarua Bogor
T: 1.Berapa banyak refrensi yang harus kita baca untuk bisa menjadi sebuah buku?
2.Bila ditengah penulisan buku kita merasa blank atau hilang ide apa yg harus kita lakukan?

J: 1.Jumlah referensi yang harus kita baca tergantung kebutuhan. Semakin banyak semakin baik, karena tulisan kita semakin berkualitas.
2. Bagaimana cara mengatasi writer's block? Jawabannya kembali ke diri kita sesuai karakteristik kita. Ibu bisa jalan-jalan, membaca, atau browsing media sosial. Hal-hal seperti itu akan menstimulus ide kita. Dengan belanja bahan, kita akan mampu menulis.

8.Samsinar Sambo_SMKN 31 Jakarta
T: Sebelum membuat tulisan kita membuat draft terlebih dahulu. Mohon tips membuat draft yang baik.

J: Sebelum membuat draft, baha-bahan yang dibutuhkan kita kumpulkan terlebih dahulu. Bahan-bahan itu bisa berupa tulisan, dan hasil diskusi. Setelah itu baru membuat draft. Draft bisa dalam bentuk mind map atau berupa diagram. Semakin rinci draft kita, semakin mudh kita menulis. Draft diibaratkan sebagai kompas yang akan menuntun penulis.

Di akhir pertemuan, sebenarnya masih banyak pertanyaan yang belum dijawab, yang nanti akan menyusul jawabannya. Namun karena waktu yang terbatas, narasumber pun harus mengakhiri dengan closing statement.

Tiap kesempatan yang diambil adalah sebuah kesempatan untuk menang.
Kesempatan yang kecil seringkali merupakan permulaan kepada usaha yang besar. Mari kita mulai menulis dan jangan pulang sebelum menang. Bapak ibu sudah di tengah jalan, segera ambil piala kemenangan.

 Terima kasih atas ilmunya Bu Iin. Semoga ilmu yang Bu Iin berikan menjadi ladang amal jariyah yang selalu mengalir untuk ibu. Juga Bu Yandri, terimakasih atas quote- quote nya.

_*Tidak ada yang bisa menghalangi orang dari mati, tapi dengan menulis, ia masih memiliki peluang untuk ‘hidup abadi’.*_
A Wan Bong)


Wednesday, February 8, 2023

Asyiknya Berpantun Ria

Judul: Asyiknya Berpantun Ria

Resume Ke: 13

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: Senin, 6 Februari 2023

Tema: Kaidah Pantun

Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd 

Moderator:Dail Ma'ruf,M.Pd

Materi KBMN PGRI 28 kali ini tampaknya sangat asyik sekali. Temanya adalah "Kaidah Pantun". 

Berbicara tentang pantun, bagi saya mungkin bukan suatu yang hobi untuk membuatnya, tapi saya sangat suka mendengarnya.

Pantun yang saya tahu, biasanya identik dengan budaya Betawi atau Melayu. Jika orang Betawi, berbalas pantun di lakukan saat acara pernikahan. Istilahnya adalah palang pintu. Sedangkan bagi orang Melayu, pantun seakan menjadi hiburan sehari-hari.

Narasumber tentang pantun kali ini adalah seorang guru SD Negeri Raji 1 Demak. Beliau adalah Bapak Miftahul hadi, S.Pd. Dan sebagai moderator adalah Bapak Dail Ma'ruf , beliau pernah menjadi narasumber di materi ke-5 KBMN 28.

Pak Damar (sapaan Dail Ma'ruf) mengirimkan profil dari narasumber 

 https://anyflip.com/wiirj/cfbd/

Mas Mif, demikian panggilan akrab pemateri, memiliki prestasi yang luar biasa dibidang pantun. Mas Mif juga merupakan alumni KBMN gelombang 17. Buku solo beliau yang pertama adalah tentang pantun. Prestasi lainnya, beliau pernah mengikuti lomba pantun di negara Jiran Malaysia, serta pernah menjadi juri dalam lomba pantun yang melibatkan 4 negara (Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam) Agustus 2021.

Biodata dan prestasi

Mas Mif membuka pertemuan KBMN PGRI 28 dengan pantun:

Bunga sekuntum tumbuh di taman,

Daun salam elok mahkota,

Assalamualaikum saya ucapkan,

Sebagai salam pembuka kata.


Menanam padi di musim hujan

Padi ditanam berharap panen

Mari belajar bareng mas hadi kawan

Semoga semuanya berkenan

Bahkan saat ditanya kabar oleh moderator, Mas Mif menjawab dengan pantun juga:

Kalau tuan ke pulau Mempar,

Batu terbelah di gunung Daik,

Kalau tuan bertanya kabar,

Alhamdulillah kabar baik.

Begitu juga saat memperkenalkan diri:

Banjir kanal jembatan patah,

Rimbun semak di pinggir kali,

Salam kenal saya mas Miftah,

Dari Demak berjuluk kota wali.

Moderator pun tak mau kalah dengan membalas pantun sang pemateri:

Kalau Puan pergi ke Pasar 

Jangan lupa membeli payung

Kalau tuan ingin hatinya Bugar

Jangan lupa membuat pantun

Mas Mif melontarkan pertanyaan kepada peserta:

"Bapak ibu, apa yang ada di benak bapak ibu jika mendengar kata pantun??"

Begitu grup dibuka untuk peserta, berbagai pendapat tentang pantun pun bermunculan:

-Kata kata bertaut

-Pantun adalah salah satu budaya betawi yang kini mulai berkembang

-Senang..pantun bikin senyum dan ketawa

-Pantun adalah jenis puisi lama

- Susunan kata yang teratur dan bernilai seni tinggi

-Akhir kata harus berirama

-berpuisi

-susunan kata yang berakhiran a-b-ab

-Suatu kata yang berisi nasihat

-Memiliki empat baris dan sering disampaikan saat membuka atau menutup sambutan.

Respon para peserta luar biasa, yang mengirimkan pengertian pantun cukup banyak.

Selanjutnya Mas Mif menjelaskan tentang pantun. 

Bapak ibu, pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu, ataupun Betawi.  Namun, tiap daerah memiliki pantun

Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006)

Bahkan sekarang ini dimana- mana, baik formal/nonformal penggunaan pantun banyak dinantikan. Contoh :

Molo mandurung ho dipabu,

Tampul si mardulang-dulang,

Molo malungun ho diahu,

Tatap siru mondang bulan.

Artinya :

Jika tuan mencari paku,

Petiklah daun sidulang-dulang,

Jika tuan rindukan daku,

Pandanglah sang bulan purnama.

Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006)

Sing getol nginum jajamu,

Ambeh jadi kuat urat,

Sing getol maengan ilmu,

Gunana Dunya akhirat.

 Artinya :

Rajinlah minum jamu,

Agar kuatlah urat,

Rajinlah tuntut ilmu,

Bagi dunia akhirat.

Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006)

Contoh :

Kabeh-kabeh Gelung konde,

Kang Endi kang Gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang Endi kang durung ana.

Artinya :

Semua bergelung konde,

Manakah si Gelung Jawa,

Semua sudah ada yang punya,

Siapakah yang belum punya.

Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)

Pantun asli Indonesia 

Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019).

Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)

Manfaat pantun:

1. Untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. 

2.Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. 

3.Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun.

4.Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar

Hal-hal yang berkaitan dengan pantun:

A. 1 bait pantun terdiri atas empat baris.

B.Satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata, dan tidak melebihi 12 kata.

C.Satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata.

D.Tiap baris terdiri dari Delapan sampai dua belas suku kata.

Baris pertama dan kedua disebut sampiran

Baris ketiga dan keempat disebut isi.

E. Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b

Pantun boleh menggunakan sajak a-a-a-a, hanya saja mengurangi keindahan pantun itu sendiri.

F. Pantun dua baris disebut juga karmina atau pantun kilat.

Kabeh-kabeh Gelung konde,

Kang Endi kang Gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang Endi kang durung ana.

Sudah gaharu Cendana pula,

Sudah tahu bertanya pula.


Perbedaan pantun, syair, gurindam dengan karmina:

Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan.

Contoh syair 

Inilah kisah bermula kawan

Tentang negeri elok rupawan

Menjadi rebutan haparan jajahan

Hidup mati pahlawan memperjuangkan


Engkau telah mafhum kawan

Penggenggam bambu runcing ditangan

Pemeluk tetes darah penghabisan

Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan. 

Syair seperti puisi, diksinya lebih mendalam, kadang sangat indah membuat hati terbuai

Kalau gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan.

Contoh gurindam :

Jika rajin salat sedekah,

Allah akan tambahkan berkah.

Gurindam singkat padat --bermakna

Gurindam dari Pujangga Lebak (Bu Aam)pun muncul:

Kalau peserta semuanya fokus,

Niscaya semua pasti akan lulus

Bu Aam pernah satu buku dengan Mas Mif


Beberapa trik mudah membuat pantun

1. Mencari kata lain yang bunyi akhirnya sama. 

Saya punya kata belajar, jadi mencari kata berakhiran Ar, jar.

melamar, mengajar

Satu dua tiga empat

Lima enam tujuh delapan

Siapa belajar dengan giat

Bahagia di masa depan

Jalan jalan ke pasar baru

Jangan lupa membeli tahu

Jangan ragu walau materi baru

Silahkan bertanya, jika ingin banyak tahu

Kumpulan akhir kata yang sama

Semakin memiliki banyak perbendaharaan kata dengan bunyi akhir sama, maka akan semakin memudahkan dalam membuat pantun

2. Pahami ciri-ciri pantun yang sudah dijelaskan di atas.

Kaidah pantun

Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.

Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua.

Isinya dulu baru sampiran

Ada beberapa persajakan

Persajakan dan Rima

1. Rima akhir

Pohon nangka dililit benalu,

Benalu runtuhkan batu bata,

Mari kita waspada selalu,

Virus corona di sekitar kita

Bena lu

Ba ta

Sela lu

Ki ta

Ini yang disebut Rima akhir.

Hanya akhir baris yang sama bunyinya. Ini tingkatan pantun yang paling mudah.

2. Rima tengah dan akhir

Susun sejajar bungalah bakung,

Terbang menepi si burung elang,

Merdeka belajar marilah dukung,

Wujud mimpi Indonesia cemerlang.

Rima tengah dan akhir.

Lihat kata kedua dan kata terakhir.

Baris pertama dan ketiga

Seja jar dan ba kung

Bela jar dan Du kung

Baris kedua dan keempat

Mene Pi dan e Lang

Mim Pi dan cemer lang

3. Rima awal, tengah dan akhir

Jangan dipetik si daun sirih,

Jika tidak dengan gagangnya,

Jangan diusik orang berkasih,

Jika tidak dengan sayangnya.

Rima awal, tengah dan akhir.

Baris pertama dan ketiga

Ja ngan dipe tik si daun sirih,

Ja ngan diu Sik orang berka sih,

Baris kedua dan keempat

Ji ka ti dak dengan gagang nya,

Ju ka ti dak dengan sayang nya.

Ini tingkatan yang agak sulit 

4. Rima lengkap

Bagai patah tak tumbuh lagi,

Rebah sudah selasih di taman,

Bagai sudah tak suluh lagi,

Patah sudah kasih idaman.

Semua kata tiap baris memiliki bunyi yang sama

Catatan:

Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang, dan nama merk dagang.

Narasumber pun menyampaikan tantangan

Tantangan pantun 

Silakan nanti di masing-masing resume, buatlah satu bait pantun dengan tema "Merdeka Belajar"

Tantangan pantun:

Ikan berenang di kolam besar

Ada tanaman turut mengambang 

Dengan program merdeka belajar 

Guru dan siswa semakin berkembang 


Sesi tanya jawab:

1.HR Utami – semarang 

T: Apakah sama dengan yang di Jawa disebut Parikan? kalau begitu selaras dengan pemaknaannya di Jawa. Pantun pada umumnya berisi nasihat, nah panuntun dalam bahasa Jawa itu berarti  petunjuk, panuntun, tuntunan, ajaran.

Tua-tua maunya serba tahu, 

Ikut KBM biar makin pintar.

Meski tua ingin terus maju, 

Tak peduli dengan komentar.


Membeli Kangkung di area pasar

Buah nangka dari Pak Gilang

Mari dukung Merdeka Belajar

Semoga Indonesia jadi Gemilang

J: Betul sekali ibu, pantun umumnya berisi nasihat. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa parikan dua baris. Contohnya

Kendal Kaliwungu,

Ajar kenal Karo aku.

2.Yoyon Supriyono_ Cirebon

T: Patokan rima pada pantun itu bunyi akhir atau suku kata, bagaimana dengan kata "jean" dan "izin", apakah bisa disebut berirama sama?

Pakai jean atasannya kemeja

Wanita betah memakai hijab

Mohon izin untuk bertanya

Semoga kang Miftah bisa menjawab


J:Jean dengan izin memiliki bunyi akhir yang sama.

Namun alangkah lebih baiknya, cari juga tulisan yang sama.

Izin, rajin, tajin

3. Amin kurniawan 

T: 1.)Tolong dijelaskan jenis-jenis pantun itu apa saja dan beserta contohnya?

2.) Untuk menjadi buku itu minimal berapa buah pantun??

J:1.) Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain

1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.

Contoh :

Tegak berdiri si batang Suji,

Tanam di samping petai cina,

Sejak kecil rajin mengaji,

Sudah besar tentu berguna.

2. Pantun jenaka : pantun yang berisi hal-hal lucu

Contoh :

Ikan gabus ada di rawa,

Ikan lele ada di kali,

Nenek menangis sambil tertawa,

Melihat kakek main lompat tali.

2).Untuk menjadi buku minimal berapa pantun?

Kalau buku solo pantun milik saya berisi 400an pantun dengan tebal 170 halaman

4. Candra

T: Isi pantun pada acara TV, diawali dengan "Masak air biar matang"

Selanjutnya berisi hinaan kepada orang lain, apakah jenis pantun tersebut? dan apakah baik diajarkan?

J: Untuk kalimat 'masak air biar matang" itu sebagai ciri khas orang tersebut bahwa beliau akan menyampaikan pantun.

Terkait pantun yang disampaikan sang artis, itu termasuk pantun jenaka namun bergeser ke arah pembulyan.

Sebaiknya pantun tersebut tidak kita ajarkan ke murid. Kembali lagi ke fungsi pantun, yaitu sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.

5.Saepul Hikmah_Karawang 

T: Apa perbedaan yang mendasar antara pantun, puisi dan sajak? Bolehkan ketika dibaca memakai iringan musik?

J: Perbedaan pantun dan puisi.

Hal mendasar, Pantun terikat jumlah baris,  sedangkan puisi jumlah barisnya bebas.

Sedangkan sajak adalah puisi Melayu modern yang berbentuk bebas dan tidak terikat jumlah baris.

Dalam membacakan pantun boleh saja diiringi musik. Sekaran ini banyak sekali event perlombaan dendang pantun.

6.Endang_Bogor

T:  1.Jika ada yang membuat pantun bagaimana cara kita membalas pantunnya.

2.Adakah pakem 2 khusus untuk pantun ?

J: 1. Hal yang mudah adalah dengan melihat baris ke dua dan 4. Kita jadikan baris 1 & 3 untuk pantun yang kita balas.

2. Lihat ciri-ciri dalam membuat pantun yg sudah dijelaskan.

7. Maria Ulfa_Lombok. 

T: Mengapa kita harus mengajarkan Pantun kepada generasi bangsa, Pak Mif. Terima kasih.

J: teman-teman guru saya dari Malaysia, Brunei, mereka wajib mengajarkan pantun karena menjadi ciri khas Melayu.

8.Yulis_ Banyuwangi 

1. Bagaimanakah memotivasi  murid atau peserta didik di sekolah untuk bisa menulis pantun dengan benar? 

2. Bisakah dalam blog kita Pantun di kolaborasi dengan narasi? 

J:1. Pengalaman narasumber, mengajarkan membuat pantun secara mudah, kemudian memberikan tantangan dalam menulis pantun. Hasil pantun murid dikumpulkan dan dijadikan buku.

2. Bisa dikombinasikan sebagai pembuka atau penutup di blog.

9.Tuti _Depok

T: Jika membuat Antologi Pantun dengan 1 tema. Apakah diperlukan judul lagi di masing-masing pantun yg dibuat?

J: untuk buku antologi, banyak mengacu pada tema, jadi tidak perlu judul.

10. Deasy 

T: Di awal resume saya menulis pantun sebagai berikut:

Buah kelapa dimasukan ke gelas

Jatuh ke semak tanpa ampun

Tak terasa sudah pertemuan ke-13

Yuk kita simak Materi Pantun

Apakah penulisan pantun saya tersebut ada yang keliru?boleh tidak menulis angka?

J: pada baris 3, terdiri dari 15 suku kata. Seharusnya untuk pantun tidak boleh lebih dari 12 suku kata.

11.Theresia 

T: Apakah bisa, bila saya  menerbutkan buku, yg isinya pantun rohani 

Karena setiap pagi saya buat satu pantun dari ayat kitab suci yg saya baca.

J: Bisa, silahkan dikumpulkan dan jadi buku pantun.

12. X1

T: Apakah pantun benar-benar asli kebudayaan nusantara? 

Atau, adakah pengaruh dari kebudayaan lain. 

Jika ada, kebudayaan mana dan bagaimana kisahnya

J:Menurut pemahaman saya, pantun berasal dari kebudayaan Melayu di pulau Sumatera. Tepatnya di kepulauan Riau.

Ranca bana dari Riau menyebar ke Medan-padang-dll, hingga ke jawan nusantara

13. Suthalib_Sidoarjo

T: susunan pantun ab-ab apakah harus selalu berhubungan 

J: Berhubungan di sini maksudnya adalah bunyi akhirnya ibu. Bukan berhubungan tentang isinya.

Baris pertama dan kedua hanya sebagai pengantar.

Isi atau maksud pantun berada di baris ketiga dan keempat.

14.Evridus Mangung _NTT

T: Di materi yang dishare di https://anyflip.com/wiirj/cfbd/ 

tidak dijelaskan posisi pantun dengan puisi. Hanya dijelaskan posisi pantun terhadap syair dan gurindam. Sementara di bagian rima,  pantun juga menekankan soal penggunaan rima seperti halnya pada puisi. Pertanyaan  saya adalah *bagaimana posisi puisi terhadap pantun?*

J:Dalam slide tersebut memang saya tidak menyertakan puisi. Agar bapak ibu bisa membedakan antara pantun, syair, gurindam dan karmina. Karena keempat karya sastra tersebut hampir mirip. Beda antara puisi dengan pantun, yang jika dilihat sekilas sudah tahu perbedaannya.

Sebagai  statement closing, Mas Mif menyatakan: 

Pantun, mudah tetapi sulit, sulit tetapi mudah.

Tetap berkarya, berdedikasi dan menginspirasi. Semangat untuk bapak dan ibu di gelombang 28.

Pergi berkelah menjaja katun,

Saudagar Arab di tengah pekan,

Segala madah telah disusun,

Salah silap mohon dimaafkan.

Terimakasih atas ilmu pantunnya Mas Mif, sukses selalu


Tuesday, February 7, 2023

Yuk Menerbitkan Majalah Sekolah

Judul: Yuk Menerbitkan Majalah Sekolah 

Resume Ke: 11

Gelombang: 28

Hari/ Tanggal: Rabu, 1 Februari 2023

Tema: Mengelola Majalah Sekolah 

Narasumber: Widya Setianingsih,S.Ag

Moderator: Mutmainah,M.Pd.

Zaman sekarang yang serba digital, apakah majalah masih relevan untuk diterbitkan? Memang ada beberapa pertimbangan dalam membuat majalah sekolah, terutama dalam hal biaya.

Saya pernah punya pengalaman membuat majalah untuk para santri di pesantren. Karena inisiatif hanya secara pribadi, dengan visi dan misi hanya ingin menampilkan wajah pesantren, serta menjadi wadah inspirasi para santri. MAGAZSH (Majalah Asshiddiqiyah) pun berhasil terbit hanya 3 periode.

Kendalanya sangat banyak sekali, selain dari biaya, kurangnya dukungan serta kekurangan SDM menjadi alasan mandeknya penerbitan majalah pesantren ini. Oh iya, satu lagi adalah kurangnya minat baca para santri, hal itu menjadi PR sekali.

Sebenarnya masih panjang ceritanya. Nah kali ini, tema KBMN "Mengelola Majalah Sekolah", menjadi hal yang sangat menarik. Tema ini mengingatkan masa-masa menerbitkan MAGAZSH, sepuluh tahun yang lalu. Harapanku, dengan mengikuti tema kali ini, semoga bisa meneruskan kembali majalah MAGAZSH.

Narasumber untuk pertemuan kali ini adalah seorang aremanita (Sebutan anggota Aremania wanita). Beliau adalah Ibu Widya Setianingsih,S.Ag. Sedangkan moderatornya adalah Ibu Mutmainah atau biasa disapa Emut.

Bu Widya dan Bu Emut tumbuh secara terpisah tanpa terpisah. Keduanya merupakan alumni KBMN 21, namun Bu Emut baru lulus di KBMN 24. Persahabatan beliau berdua, sudah seperti sahabat rasa saudara, meski berbeda ruang dan waktu.

Sebelum masuk materi, Bu Emut, moderator yang berhasil menerbitkan 1 buku solo dan 20 buku antologi, mengirimkan link video narasumber yang sedang membacakan puisi yang mengharukan tentang peristiwa Kanjuruhan. 

Profil narasumber

*Widya Setianingsih* seorang guru di MI Khadijah Malang alumni BM 21 yang kariernya melesat bak pesawat jet  dari peserta menjadi moderator sekaligus narasumber, kurator, dan sekarang merangkap menjadi editor juga penulis buku puisi 

*"Laras Laras Makna dalam Kata"*

Sekaligus pimpinan redaksi majalah sekolah yang bertajuk KHARISMA DI MI Khadijah kota Malang.

Selanjutnya materi ppt pun di share oleh moderator untuk dibaca peserta.

Ppt materi

Narasumber berbagi tips bagaimana menjadi penulis yang produktif. 

Kuncinya adalah *MAU*

*_Bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti dari pada satu ton pemikiran._*

Narasumber & moderator

Kita adalah denting yang beresonansi 

Mengurai nada dalam riuh dan sepi

Kita adalah deretan huruf yang berbaris tak berjeda

Mengungkap setiap kisah dalam suka dan duka. 

Kita adalah seutas tali yang terhubung dalam tarikan jemari

Berbisik dalam hati, dan bercerita dari dalam mimpi.

Demikian untaian kata sang pemateri

Bu Widya pun berbagi pengalaman seputar majalah sekolah.

"Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat ada foto kita, foto anak kita terpampang di sebuah artikel majalah? Entah itu karena prestasi, atau sekedar foto selvi saat melakukan kegiatan sekolah. Pasti bangga, bercampur senang bukan???", tanya Bu Widya.

Keberadaan majalah sekolah tentu sangatlah penting sebagai media penampung karya siswa sekaligus sebagai media komunikasi.

Majalah sekolah bersifat informatif, edukatif, dan tentu juga kreatif. Hal ini menjadikan majalah menjadi bagian penting untuk promosi sekolah, komunikasi, sosialisasi dengan orang tua, maupun masyarakat.

"Kharisma ", nama majalah sekolah yang dikelola Bu Widya memiliki perjalanan yang tidak mulus layaknya jalan tol. Awal mulanya hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Yaitu Bu Widya sebagai pemburu berita merangkap bendahara. Sedangkan teman beliau sebagai pimred merangkap layouter. 

Bentuk awal majalah hanya ukuran setengah kertas folio dan berupa foto copian. Layout dengan cara gunting dan tempel. Kemampuan menulis apa adanya bukan soalan. Yang menjadi keinginannya hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik kami. 

Akhirnya majalah pertama sekolah pun bisa terbit dan sampai ditangan peserta didik. Hal ini berlangsung selama 2 tahun, karena terbentur dana dan SDM.

Dua tahun majalah Kharisma hibernasi, kemudian bangkit lagi dengan crew yang lebih komplit. Mulai dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita. 

Adapun solusi pendanaan selain dari dana BOS adalah pengajuan proposal ke yayasan. Finally *"KHARISMA REBORN"* dengan tampilan yang menarik dan muatan yang tebal bergizi dari isi majalah. 

Kunci utamanya adalah *MAU*.

Ibarat kita berjalan ada tembok menghadang. Cari jalan lainnya. Entah harus memutar, ataukah mencari jalan lain yg sepadan. 

Artinya setiap kesulitan ada dua kemudahan yang Allah siapkan. 

Tetapkan niat, dan insyaallah tiba-tiba ada jalan yg terbentang. 

Jangan takut mencoba, maka kita akan tetap stuck di tempat. 

Ada rintangan, halangan itu hal yg biasa. Apalagi saat mengawali. Berat memang... 

Tapi bukan berarti itu TAK MUNGKIN dan TAK ADA SOLUSI. 

Bismillah💪🏻

Demikian motivasi dari Bu Widya yang dipercaya menjadi Pimred dari tahun 2010 hingga sekarang.

Cergam Kharisma, bercerita tentang tokoh Kaka dan Risma. Dilukis sendiri oleh guru MI Khadijah. 

Salam redaksi memuat kata sapaan pimred kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat.


Karya siswa bisa berupa puisi, cerpen, dan karya kerajinan siswa (ketrampilan KI 4)

Artikel tambahan do you Know. Yang memuat pengetahuan umum untuk siswa. Disajikan dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Kuiz berhadiah, bisa berupa TTS, tebak gambar dan lain-lain.

Selanjutnya narasumber memberikan tantangan untuk menuliskan artikel apa saja tentang sekolah kami di blog dengan tempo waktu 15 menit. 

Peserta dengan tulisan terbaik akan mendapatkan majalah Kharisma yang sudah memasuki edisi ke-23, bagi 3 peserta.

Para peserta pun antusias mengikuti tantangan yang diberikan narasumber, diantaranya seperti berikut ini:

http://indahratnabergerak.blogspot.com/2023/01/membiasakan-kerjasama.html


https://www.kompasiana.com/lucyyolanda5729/63d3e858df78f22f602eb882/be-two-study-tour-kbls-to-jakarta-2023

 https://www.kompasiana.com/lucyyolanda5729/638714a24addee7aae02ac62/kemeriahan-acara-hut-hgn-pgri-dan-korpri-di-smpn-2-baleendah


https://www.kompasiana.com/suhaimiarza/63d766a708a8b558811bfc64/min-12-nagan-raya-melaksanakan-pekan-imunisasi-nasional-pin-polio-tahap-kedua


https://www.kompasiana.com/lucyyolanda5729/637600dd08a8b55f28280eb2/kegiatan-rabu-dluha-di-smpn-2-baleendah

                                                                                                                                                          https://iimsholihah1975.blogspot.com/2023/02/kegiatan-pagi-di-sekolahku.html

Masih banyak lagi peserta yang mengirimkan link blog nya untuk mengikuti tantangan.

Moderator pun memotivasi para peserta:

Kuncinya jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Kerja keras... Dan semangat. 

Syukur jika kita bisa  mengikuti  sekolah Beliau yang memiliki majalah sekolah yang Rruarr Biasaahh.

Sesi tanya jawab 

1. Toto Bekasi

T: Di slide 20 ada istilah ISSBN. Kepanjangannya, apa, Bu?

J: Mengacu pada WIKIPEDIA.ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.

Saat ini ISBN diganti QCRBN. 

Yaitu QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit.

Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di bajak orang lain

2. X1

T: Mengelola Majalah Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang siap apa saja. jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan.  Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah Sekolah dengan hard cover apa tidak mehong. Apakah Ortu tidak berat membayarnya. wajib kan?

J:Memang semua itu harus memiliki seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan SISWA kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya. 

Kita bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja. 

Jika ingin lebih menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna. 

Apakah orangtua tdk keberatan??? 

Tentu tidak jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah. 

Bahkan ikut promosi dan bangga dgn adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa2 satu RT dipamerin semua

3.*Evridus Mangung*. 

T:  Bagaimana cara menjembatani dari kondisi *TIDAK MAU* menjadi *MAU MENULIS*. Adakah tips yang narsum bisa bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi situasi *TIDAK MAU* menjadi *MAU MENULIS*?

J: Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing. 

Tanyakan pada hati kita, apa yg akan kita torehkan dalam hidup ini?

Apa yang bisa kita berikan pd anak cucu utk mengenang kita? 

Niat, dan komitmen. 

Itu kuncinya. 

Bergabung dgn komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala. 

Mengutip pernyataan bunda Kanjeng diawal kelas dulu. 

Jadikan keinganan mau menulis sebagai suatu kebutuhan. 

Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya. 

Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis. 

4.Indah Ratna_Banjarnegara

T: Bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah sekolah yang simpel dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan dari sekolah, guru dan orang tua siswa.

J: *LANGKAH LANGKAH MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH*

1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah

2. Mengajukan Proposal.

Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya. 

3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll. 

4. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll

5. Melakukan sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua. 

5. Candra_Jakarta 

T:1.Apakah ketika bunda buat kharisma , majalah itu di gratiskan artinya yg bayar sekolah atau dari orang tua 

2.berapa banyak halaman ideal sebuah majalah di sekolah.

J: 1. Pada awal terbit majalah dibiayai sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana BOS untuk buku termasuk majalah. 

Seiring berjalan waktu orangtua menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah. 

Mereka bersedia membeli majalah itu. 

Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali. 

2. Tebal tipisnya majalah tergantung pada kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa ditambah halamannya. 

Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka kami lebih banyak menampilkan foto dan gambar sebagai berita.

6.Imro'atus Sholihah_Jombang Jatim

T: Bagaimana proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN ?Apa syarat-syaratnya?

J: Untuk Kharisma kemarin  sy minta tolong penerbit yg menguruskan. Murah kok hanya sekitar 300 rebu. 

Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat pernyataan karya sendiri. 

Jika ingin mengurus sendiri

1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris)

2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan

3.Mengirimkan atau melampirkan fotokopi  karya kita

7. X2

T: Apa perbedaan majalah sekolah, jurnal, buletin? Setahu sy kalau majalah itu ISSN, kalau buku baru ISBN.

J:brainly Cari...

Perbedaannya: 

*Majalah*

- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4

- Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton)

- memuat artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum

*Tabloid*

- Ukuran umumnya A3

- Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran)

- Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga

*Buletin*

- Ukuran umumnya F4, A5 atau A4

- Kertas yang digunakan lebih halus (art paper)

- memuat artikel yang berisi topik kejadian popular

Waktu pengajuan kami memakai ISBN. karena diedarkan dikalangan MI Khadijah sendiri.

8. Amin kurniawan

T: Kira-kira ongkos cetak per bukunya berapa ya??

J: Saat ini 40 halaman, 10 warna 11 ribu. 

Hard cover

9. X3

T: Adakah cara yang paling sederhana untuk memulai membuat majalah sekolah?

J: Yang pertama membuat mading

Biasakan mengganti mading secara berkala. 

Yang kedua buat buletin saja. 

Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu tebal

10. Masringah_ Banjarnegara

T: 1.Alhamdulillah sekolah saya sudah punya majalah sekolah baru menerbitkan edisi ke 5 ini sejak thn 2018, ada tim redaksi yang bertugas menulis dan menghimpun berita tentang kegiatan sekolah selama 1 tahun berjalan, namun belum mewakili setiap kelas punya rasa memiliki terhadap  majalah tersebut. Bagaimana cara yang tepat yang sudah diterapkan bu widya, agar berita yang dimuat di majalah sdh mewakili smua kelas., atau ada tips yang bisa dibagikan majalahnya bisa eksis sudah edisi ke 23.

2.Berapa harga setelah didistribusikan ke warga sekolah? karena majalah saya seharga 30 s.d. 35 rb, kualitas kertas berwarna dan tebal.

J: 1.Untuk menggugah rasa memiliki kita bisa menggunakan berbagai cara bun. 

Libatkan siswa melalui gurunya. 

Misalnya guru bhs Indonesia, anak- anak kita akan membuat puisi bebas. 3 Karya terbaik akan kita tampilkan di Majalah sekolah. 

Kemudian minta kapan rekan-rekan guru untuk mendokumentasikan kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan. Tampilkan di majalah. Anak-anak pasti suka fotonya ada disitu. Dan tentunya dari rasa senang akan timbul rasa memiliki. 

2.Harga cetak 11 ribu Harga jual 20.000

11. Umatun Nur Islamiyati_Magelang.

T: Bagaimana tips  dan cara agar  bapak ibu guru MI  RA BA punya keinginan untuk menulis dan membuat Majalah sekolah  dan mading?

J: Cara ampuh yang bertama adalah pressure... 

Bukan tekanan dengan kekerasan ya bun. Campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini. Misalnya kepsek memberi tugas pd gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi tanggung jawab untuk merawat, mengisi mading masing-masing. 

Lakukan penilaian mading yg terbaik. 

12.Eka Yulia_Seruyan.

T: 1. Apakah diawal pembentukan majalah sekolah dulu Bu Widya melakukan sosialisasi terlebih dahulu? Yang melibatkan pihak sekolah serta ortu siswa/ komite sekolah. Karena ini ada kaitannya dengan dana.

2. Bagaimana kiat atau trik dari majalah kharisna untuk meningkatkan minat guru dan siswa menulis? Karena di sekolah saya untuk mading saja susahnya minta ampun. (Promo dan anjuran sudah luar biasa loh, sampai ada reward dari perpustakaan).

J:1. Ya betul, kami membuat proposal dulu. Kita ajukan pada yayasan, kepsek, komite. 

Setelah itu sosialisasi dengan mereka. 

Setelah itu sosialisasi dengan orang tua 

2. Minat itu ibarat air, harus ada kincir angin yg menggerakkan. Butuh motor untuk membuat air itu bergerak. 

Jangan pernah menyerah itu kuncinya bun... 

13. Farida_Kabupaten Musi Rawas

T: Saya berniat mau menerbitkan majalah, saya masih ragu, karena saya tidak mungkin berjalan sendiri.

Pertanyaan saya Bagaimana cara meminta persetujuan kepala sekolah dan minta bantuan rekan guru?

J: Jika ibu benar berminat yg pertama tanyakn pada hati ibu. 

Wahai hati siapkah kita berjuang? 

Jika hati sudah kuat mulailah mencari rekan sejiwa, yg betul- betul cinta literasi. 

Diskusi dgn kepsek apa visi, misi, dan manfaat majalah. 

Lanjut tuangkan dalam proposal agar jelas

14.Dewi _Seruyan Kalteng. 

T:  Pertanyaan saya Kendala apa aja yang ibu hadapi saat awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat memghadapinya, kemudian apa yang harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk bisa mendukung kita mewujudkan majalah ini.

J: Masalahnya

SDM dan SUMBER DANA

Solusi

✅Niat yang kuat

✅pantang menyerah

✅komitmen

✅doa

Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sbg magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan pembaca

15.Yulis setyaningsih  

T: Bagaimana kita tahu tulisan kita atau majalah kita bisa diterima atau tidak? Maksudnya layak utk menjadi majalah sekolah

J: Jadikan siswa dan rekan guru kita sbg sample pertama. 

Minta pendapat dari mereka. 

Insyaallah akan ada banyak masukan untuk menjadi layak.

16. Yuni_ kab bekasi

T: 1. Jika mau membuat majalah online apakah langkah- langkahnya sama dengan majalah offline, baiknya terbit berapa kali dalam setahun jika online?

2. Jika majalah yang mau dibuat misal khusus untuk guru PAI, bagaimana tipsnya agar diminati dan mau dibeli atau mau berpartisipasi mengisi majalahnya.

J: 1.Pada saat pandemi kbm dionlinekan. 

Akhirnya kami berpikir majalah kami online juga. 

Langkahnya sama bun. Hanya tidak perlu di cetak. 

Bisa bentuk pdf kita kirim ke wa grup kelas, di website sekolah, atau medsos lainnya. 

Terbit setahun 2 kali. 

Mengingat kita adalah guru dengan kesibukan yg tidak sedikit. 

2.Agar diminati berarti harus bermanfaat. 

Diskusikan pentingnya berbagi ilmu lewat majalah sebagai sarana mencapai ilmu yg bermanfaat.

Moderator mengirimkan pdf majalah Kharisma sebagai contoh.

Pdf majalah Kharisma

Sebagai statement closing, Bu Widya memotivasi para peserta:

Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan. 

 Tuangkan rasa cipta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dgn hadirnya majalah sekolah. 

Teruslah berjuang... 

Akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah kita...

Moderator pun turut menyemangati 

Genggam semua ilmu yang telah didapat selama ini

Untuk menjadi bekal berkarya demi keabadian diri

Jangan lupa karya solo selalu dinanti

Mari bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di negeri tercinta. Bersama kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan karya. 

Sukses dan terus semangat menyebarkan virus kebaikan dan kebahagiaan.

Terimakasih atas motivasi dan inspirasi dari Bu Widya dan sahabat sejatinya Bu Emut. Mudah-mudahan kami bisa tertulari aktif berliterasi demi kemajuan bangsa ini. Aamiin.