![]() |
Gerimis program |
Santri's Journey
It's about santri who live in pondok pesantren, that has many stories. So enjoy, the santri's experiences in Santri's Journey
Sunday, June 1, 2025
The successful Requires Challenges
Monday, January 1, 2024
Resolusi tahun baru 2024,"Be passionate "
![]() |
Abaikan backgroundnya ya |
Hari ini, ahad 31 Desember 2023, kami sempat kan jalan- jalan ke salah satu mall di Jakarta Barat. Hari ini merupakan hari jadi abi atau ulang tahun yang ke-45. Abi mengajak jalan- jalan, sekaligus mentraktir makan- makan.
Di CL, mall yang kami kunjungi, Musya main di play ground "Fantasi Kingdom". Bermain selama 2 jam lumayan cukup lama, jadi aku manfaat kan untuk ke toko buku.
Toko buku adalah salah satu caraku untuk menumbuhkan mood ku untuk menulis. Dan tulisan ini langsung kubuat saat usai dari toko buku dan menunggu Musya yang masih main di play ground.
Menulis sebuah buku akan tetap menjadi obsesi dalam hidup ku, meski sudah bertahun-tahun aku belum berhasil mewujudkannya.
Kalau kata suami ku sih, "Orang sekarang malas baca buku, orang senengnya nonton video".
Aku pamit ke toko buku aja, komentar abi, " Ngapain ke toko buku, percuma kalau ga beli. Di rumah noohh... Banyak buku yang belum dibaca".
Aku sempat down dengan pernyataan si- Abi. Tapi aku pernah membaca sebuah tulisan di medsos bahwa, menulis itu sebenarnya belajar mengenali diri kita. Dan faktanya bahwa seseorang yang aktif menulis, dia akan kuat dalam publik speaking nya. Dan masih banyak manfaat lain, yang pasti tidak akan ada rugi nya ketika menulis kan sesuatu.
Saat di toko buku, ku jumpai kalimat yang menarik dari sebuah buku yang yang berjudul
![]() |
Buku motivasi di akhir tahun 2023 |
Dalam buku berjudul "Make time", membahas bagaimana kita bisa mewujudkan impian kita dengan memanage aktivitas harian kita dengan efektif.
Diantaranya dengan membuat jadwal harian yang disiplin. Termasuk mengatur waktu tidur, yaitu tidak boleh tidur di pagi hari, demi menjaga kebugaran. Istirahat sebentar di siang hari. Juga menentukan prioritas, hingga membatasi waktu- waktu dalam pemakaian HP, dsb.
Kalimat yang menarik dari buku ini adalah:
Jangan tanya kepada diri sendiri apa yang dibutuhkan dunia.
Tanya kepada diri sendiri apa yang membuat hidup mu bergairah, lalu lakukanlah.
Sebab dunia membutuhkan orang-orang yang memiliki gairah hidup
(Howard Thorman)
"Be passionate... That's what I need", pikir ku.
Pulang dari CL, aku akan menulis kan kembali manajemen waktu ku untuk tahun baru besok. Kebiasaan sehari-hari menentukan keberhasilan ku untuk mewujudkan ambisiku untuk menulis sebuah buku. Karena menulis buku adalah hal yang membuat ku bergairah. Mudah- mudahan Allah meridhoi ku. Aamiin.
Tuesday, May 9, 2023
Kedatangan Santri Syawal 1444H
Kedatangan santri setelah liburan Ramadhan dan Syawal selama kurang lebih satu bulan, Alhamdulillah berjalan lancar. Kali ini kedatangan santri sekaligus pengambilan raport PTS oleh wali santri SMP & MA. Dan juga berbarengan dengan acara bunyai yaitu, temu alumni pondok putri Wali Songo Cukir Jombang, pesantren bunyai saat mondok dulu.
![]() |
Pimpinan asatidz |
Persiapan-persiapan yang dilakukan untuk kedatangan santri setelah liburan panjang ini, lumayan cukup menguras energi dan pikiran. Alhamdulillah semuanya berjalan lancar.
Kedatangan santri dimulai dari kedatangan santri putri, yakni dari jam 8.00 WIB - 13.00 WIB. Karena pengambilan raport, jadi dari pagi santri putri sudah banyak yang datang. Dilanjutkan sore sampai malam adalah kedatangan putra.
![]() |
Suasana rapotan |
Suasana sempat diguyur hujan namun hanya sebentar. Dan ada kejadian kurang mengenakkan, yaitu salah satu wali santri kehilangan tas saat ditinggal sholat di masjid. Agak mengagetkan juga sih, dan rasanya tidak mungkin pelakunya santri. Karena hanya ada santri putri dan wali santri yang sedang mengambil rapot. Kemungkinan besar adalah orang luar yang menyusup.
Bagian keamanan pun mengecek CCTV, namun susah untuk mendeteksi pelakunya. Akhirnya wali santri pun mengikhlaskan, dan dari pesantren juga menghimbau agar para wali santri waspada dengan barang nya masing-masing.
Untuk evaluasi pada kedatangan santri kali ini adalah:
- Kamar santri masih ada 2 kamar yang tidak di gembok, sehingga ada kotoran bekas tikus. Kebetulan 1 kamar tsb, wali asuh cuti hamil muda, sehingga untuk mencari pengganti dari pengabdian agar terlambat. Tapi Alhamdulillah bisa tertangani dengan baik, karena penggantinya SDH berpengalaman.
- Ospa, yg seharusnya datang pagi, banyak yg datang agak siang, hanya ada beberapa yang SDH datang. Namun tidak ikut membantu kedatangan adik-adiknya karena menunggu teman-temannya.
- Santri putri yang datang, 95% berseragam Madin, namun yang berkerudung putih hanya 40%. Hal ini karena dari Ospa nya sendiri tidak mencontohkan yang baik kepada adik kelas nya.
Evaluasi dari kedatangan santri kali ini adalah perlunya menguatkan lagi hal-hal yang berkaitan wali asuh, Ospa, kedisiplinan seragam santri. Dari segi keamanan, lebih waspada lagi dengan hal-hal kehilangan dengan mengingatkan kewaspadaan untuk menjaga barang-barang pribadinya sendiri.
Hal yang menyenangkan saat kedatangan santri adalah bertemu dengan anak-anak santri lagi, para wali santri, terutama wali santri yang merupakan alumni keluarga besar Asshiddiqiyah.
![]() |
Bersama Bu Rofi' dan Bu Ikha |
Kali ini, yang mengesankan adalah bertemu Bu Rofi', guru saya yang sekarang menjadi wali santri. Putri nya, bernama Najwa kelas 4, santri Tahfidz. Alhamdulillah, silaturahim dapat selalu terjaga.
Mudah-mudahan, liburan santri ini menjadi booster para santri. Sehingga ketika kembali ke pondok mereka lebih semangat lagi dalam tholabul ilm dan ibadah, serta lebih baik lagi akhlaknya. Aamiin.
Thursday, February 9, 2023
Semangat Menulis Buku Nonfiksi
Judul: Semangat Menulis Buku Nonfiksi
Resume Ke: 14
Gelombang: 28
Hari/ Tanggal: Rabu, 8 Februari 2023
Tema: Konsep Buku Nonfiksi
Narasumber: Musiin, M.Pd.
Moderator: Yandri Novita Sari, S.Pd
Saya adalah penggemar buku-buku non-fiksi, dan sangat suka menulis hal-hal nyata yang ada di seputar kehidupan saya. Namun, karena tidak tahu cara menulis dengan baik, selama ini, tulisan hanya berupa catatan diary pribadi.
Tema KBMN 28 kali ini, merupakan tema yang sangat dinanti. Dan tentunya berharap, bisa menerbitkan buku solo nonfiksi yang bisa bermanfaat untuk orang lain. Aamiin.
Kepintaran dalam mengemas isi buku tentu menjadi poin penting, bertujuan agar buku yang dihasilkan menjadi bermakna di setiap lembarannya.
Langkah awal bagi penulis, harus mengetahui bagaimana konsep buku yang akan ditulis. Selain memiliki tujuan dan manfaat, konsep buku juga menjadi strong why penulis agar karya buku yang sedang digarap bisa tuntas. Baik berupa buku fiksi maupun buku nonfiksi. Selain itu agar terhindar dari kemandekan ide atau bahasa kerennya terhindar dari virus writer's block.
Oleh karena itu, tema kali ini akan mengupas materi tentang *Konsep Buku Nonfiksi* bersama Ibu Musiin, M. Pd. (Alumni KBMN ke- 8). Dan selaku moderator adalah ibu Yandri Novita Sari, S.Pd.(lulusan KBMN gelombang 25-26 bersama kakak Purbaniasita, Koko Sim Chung Wei, dan lainnya).
Moderator yang berasal dari Sumatera Barat tepatnya di Kabupaten Pesisir Selatan ini pun memperkenalkan sang narasumber dengan mengirimkan CV-nya.
![]() |
Biodata narasumber |
![]() |
Karya narasumber |
Bu Musiin atau akrab dipanggil Bu Iin merupakan guru Bahasa Inggris di SMPN 1 Tarokan Kediri kelahiran Kota Tahu Takwa Kediri.
Bu Iin juga merupakan peserta KBMN gelombang 8 yang berhasil duet dengan Prof. Eko Indrajit, karya buku mayor beliau berjudul *Literasi Digital Nusantara Meningkatkan Daya Saing Generasi Muda Melalui Literasi.*
Selain menjadi penulis, beliau juga Founder Organisasi Swadaya Masyarakat YAPSI dan juga Founder PT In Jaya.
Kemudian juga tidak kalah hebatnya, alumni IKIP Negeri Malang ini juga berhasil menempuh Short Course di SEAMEO RELC di Singapura pada tahun 2015.
Di awal pertemuan, ucapan terima kasih pemateri sampaikan kepada Om Jay dan Ibu Moderator Mbak Yandri Novitasari yang telah memberi kesempatan untuk berbagi ilmu dan berdiskusi dengan peserta KBMN. Kemudian Bu Iin meminta peserta untuk mengisi polling tentang menerbitkan buku non fiksi.
![]() |
Polling menerbitkan buku non fiksi |
Hasil dari polling terlihat peserta yang sudah menerbitkan buku non fiksi kurleb 35%. Bu Iin pun menyemangati terus bagi yang sedang berproses, jangan kuatir pasti akan sampai di tujuan.
Bu Iin sharing pengalaman ketika awal mula ikut kelas menulis Om Jay gelombang 8, beliau belum mempunyai blog. Berikut ini adalah pertanyaan motivasi sehingga Bu Iin bisa menerbitkan buku:
![]() |
Motivasi dalam menerbitkan buku solo |
Is there a book inside you? Jawabannya adalah YES YES YES
"Saya yakin Bapak Ibu memiliki segudang pengalaman, keterampilan, pengetahuan yang hanya tersimpan dalam diri Bapak Ibu. Sudah berapa ratus purnama tersimpan, tanpa ingin dilahirkan. Apakah semuanya akan hilang bersama jaman. Tentu tidak. Apa yang Bapak Ibu tulis akan menjadi pengukir sejarah dan warisan anak cucu". Demikian motivasi dari penulis yang merupakan lulusan S2 Universitas Negeri Surabaya.
Selanjutnya, narasumber menjelaskan pengertian tulisan nonfiksi.
![]() |
Pengertian tulisan non fiksi |
Tulisan Nonfiksi bersifat objektif dan berbasis data dan fakta. Bahasa yang digunakan juga bersifat denotatif, apa adanya. Tulisan nonfiksi dalam kehidupan sehari-hari, bisa berupa biografi, esai, makalah,dsb
![]() |
Jenis-jenis tulisan non fiksi |
![]() |
Pola penulisan non fiksi |
1. Pola Hierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)
Contoh: Buku Pelajaran
2. Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses).
Contoh: Buku Panduan
3. Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antar bab setara)
Pola yang dipakai Bu Iin dalam menulis buku Literasi Digital Nusantara adalah pola ketiga yakni Pola Klaster.
![]() |
Proses penulisan buku non fiksi |
Proses penulisan buku nonfiksi terdiri dari 5 langkah, yakni
1. Pratulis
2. Menulis Draf
3. Merevisi Draf
4. Menyunting Naskah
5. Menerbitkan
Langkah Pertama
Pratulis
1. Menentukan tema
2. Menemukan ide
3. Merencanakan jenis tulisan
4. Mengumpulkan bahan tulisan
5. Bertukar pikiran
6. Menyusun daftar
7. Meriset
8. Membuat Mind Mapping
9. Menyusun kerangka
Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll.
Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari berbagai hal, contohnya
1. Pengalaman pribadi
2. Pengalaman orang lain
3. Berita di media massa
4. Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram
5. Imajinasi
6. Mengamati lingkungan
7. Perenungan
8. Membaca buku
9. Survey
10. Wawancara
Artinya, kita tidak akan bisa menulis dengan bagus, jika kita tidak pernah membaca dan mengupdate pengetahuan kita. Salah satu cara sederhana adalah peserta saling mengunjungi tulisan peserta lain dengan meninggalkan komentar.
![]() |
Pra tulis |
![]() |
Menulis draf |
![]() |
Merevisi draft |
![]() |
Menyunting naskah |
![]() |
Trending topik |
![]() |
Google trend |
![]() |
RTL |
Wednesday, February 8, 2023
Asyiknya Berpantun Ria
Judul: Asyiknya Berpantun Ria
Resume Ke: 13
Gelombang: 28
Hari/ Tanggal: Senin, 6 Februari 2023
Tema: Kaidah Pantun
Narasumber: Miftahul Hadi, S.Pd
Moderator:Dail Ma'ruf,M.Pd
Materi KBMN PGRI 28 kali ini tampaknya sangat asyik sekali. Temanya adalah "Kaidah Pantun".
Berbicara tentang pantun, bagi saya mungkin bukan suatu yang hobi untuk membuatnya, tapi saya sangat suka mendengarnya.
Pantun yang saya tahu, biasanya identik dengan budaya Betawi atau Melayu. Jika orang Betawi, berbalas pantun di lakukan saat acara pernikahan. Istilahnya adalah palang pintu. Sedangkan bagi orang Melayu, pantun seakan menjadi hiburan sehari-hari.
Narasumber tentang pantun kali ini adalah seorang guru SD Negeri Raji 1 Demak. Beliau adalah Bapak Miftahul hadi, S.Pd. Dan sebagai moderator adalah Bapak Dail Ma'ruf , beliau pernah menjadi narasumber di materi ke-5 KBMN 28.
Pak Damar (sapaan Dail Ma'ruf) mengirimkan profil dari narasumber
https://anyflip.com/wiirj/cfbd/
Mas Mif, demikian panggilan akrab pemateri, memiliki prestasi yang luar biasa dibidang pantun. Mas Mif juga merupakan alumni KBMN gelombang 17. Buku solo beliau yang pertama adalah tentang pantun. Prestasi lainnya, beliau pernah mengikuti lomba pantun di negara Jiran Malaysia, serta pernah menjadi juri dalam lomba pantun yang melibatkan 4 negara (Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam) Agustus 2021.
![]() |
Biodata dan prestasi |
Mas Mif membuka pertemuan KBMN PGRI 28 dengan pantun:
Bunga sekuntum tumbuh di taman,
Daun salam elok mahkota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata.
Menanam padi di musim hujan
Padi ditanam berharap panen
Mari belajar bareng mas hadi kawan
Semoga semuanya berkenan
Bahkan saat ditanya kabar oleh moderator, Mas Mif menjawab dengan pantun juga:
Kalau tuan ke pulau Mempar,
Batu terbelah di gunung Daik,
Kalau tuan bertanya kabar,
Alhamdulillah kabar baik.
Begitu juga saat memperkenalkan diri:
Banjir kanal jembatan patah,
Rimbun semak di pinggir kali,
Salam kenal saya mas Miftah,
Dari Demak berjuluk kota wali.
Moderator pun tak mau kalah dengan membalas pantun sang pemateri:
Kalau Puan pergi ke Pasar
Jangan lupa membeli payung
Kalau tuan ingin hatinya Bugar
Jangan lupa membuat pantun
Mas Mif melontarkan pertanyaan kepada peserta:
"Bapak ibu, apa yang ada di benak bapak ibu jika mendengar kata pantun??"
Begitu grup dibuka untuk peserta, berbagai pendapat tentang pantun pun bermunculan:
-Kata kata bertaut
-Pantun adalah salah satu budaya betawi yang kini mulai berkembang
-Senang..pantun bikin senyum dan ketawa
-Pantun adalah jenis puisi lama
- Susunan kata yang teratur dan bernilai seni tinggi
-Akhir kata harus berirama
-berpuisi
-susunan kata yang berakhiran a-b-ab
-Suatu kata yang berisi nasihat
-Memiliki empat baris dan sering disampaikan saat membuka atau menutup sambutan.
Respon para peserta luar biasa, yang mengirimkan pengertian pantun cukup banyak.
Selanjutnya Mas Mif menjelaskan tentang pantun.
Bapak ibu, pantun biasanya identik dengan suku bangsa Melayu, ataupun Betawi. Namun, tiap daerah memiliki pantun
Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006)
Bahkan sekarang ini dimana- mana, baik formal/nonformal penggunaan pantun banyak dinantikan. Contoh :
Molo mandurung ho dipabu,
Tampul si mardulang-dulang,
Molo malungun ho diahu,
Tatap siru mondang bulan.
Artinya :
Jika tuan mencari paku,
Petiklah daun sidulang-dulang,
Jika tuan rindukan daku,
Pandanglah sang bulan purnama.
Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006)
Sing getol nginum jajamu,
Ambeh jadi kuat urat,
Sing getol maengan ilmu,
Gunana Dunya akhirat.
Artinya :
Rajinlah minum jamu,
Agar kuatlah urat,
Rajinlah tuntut ilmu,
Bagi dunia akhirat.
Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006)
Contoh :
Kabeh-kabeh Gelung konde,
Kang Endi kang Gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang Endi kang durung ana.
Artinya :
Semua bergelung konde,
Manakah si Gelung Jawa,
Semua sudah ada yang punya,
Siapakah yang belum punya.
Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020)
![]() |
Pantun asli Indonesia |
Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.
Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019).
Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)
Manfaat pantun:
1. Untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu.
2.Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato.
3.Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun.
4.Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar
Hal-hal yang berkaitan dengan pantun:
A. 1 bait pantun terdiri atas empat baris.
B.Satu baris itu idealnya terdiri atas empat sampai lima kata, dan tidak melebihi 12 kata.
C.Satu baris pantun terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata.
D.Tiap baris terdiri dari Delapan sampai dua belas suku kata.
Baris pertama dan kedua disebut sampiran
Baris ketiga dan keempat disebut isi.
E. Pantun yang baik, memiliki sajak a-b-a-b
Pantun boleh menggunakan sajak a-a-a-a, hanya saja mengurangi keindahan pantun itu sendiri.
F. Pantun dua baris disebut juga karmina atau pantun kilat.
Kabeh-kabeh Gelung konde,
Kang Endi kang Gelung Jawa,
Kabeh-kabeh ana kang duwe,
Kang Endi kang durung ana.
Sudah gaharu Cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.
Perbedaan pantun, syair, gurindam dengan karmina:
Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan.
Contoh syair
Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan
Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan.
Syair seperti puisi, diksinya lebih mendalam, kadang sangat indah membuat hati terbuai
Kalau gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan.
Contoh gurindam :
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.
Gurindam singkat padat --bermakna
Gurindam dari Pujangga Lebak (Bu Aam)pun muncul:
Kalau peserta semuanya fokus,
Niscaya semua pasti akan lulus
Bu Aam pernah satu buku dengan Mas Mif
![]() |
Beberapa trik mudah membuat pantun
1. Mencari kata lain yang bunyi akhirnya sama.
Saya punya kata belajar, jadi mencari kata berakhiran Ar, jar.
melamar, mengajar
Satu dua tiga empat
Lima enam tujuh delapan
Siapa belajar dengan giat
Bahagia di masa depan
Jalan jalan ke pasar baru
Jangan lupa membeli tahu
Jangan ragu walau materi baru
Silahkan bertanya, jika ingin banyak tahu
![]() |
Kumpulan akhir kata yang sama |
Semakin memiliki banyak perbendaharaan kata dengan bunyi akhir sama, maka akan semakin memudahkan dalam membuat pantun
2. Pahami ciri-ciri pantun yang sudah dijelaskan di atas.
![]() |
Kaidah pantun |
Jika membuat pantun, susunlah baris ketiga dan keempat terlebih dahulu.
Baru yang terakhir, susun baris pertama dan kedua.
Isinya dulu baru sampiran
Ada beberapa persajakan
![]() |
Persajakan dan Rima |
1. Rima akhir
Pohon nangka dililit benalu,
Benalu runtuhkan batu bata,
Mari kita waspada selalu,
Virus corona di sekitar kita
Bena lu
Ba ta
Sela lu
Ki ta
Ini yang disebut Rima akhir.
Hanya akhir baris yang sama bunyinya. Ini tingkatan pantun yang paling mudah.
2. Rima tengah dan akhir
Susun sejajar bungalah bakung,
Terbang menepi si burung elang,
Merdeka belajar marilah dukung,
Wujud mimpi Indonesia cemerlang.
Rima tengah dan akhir.
Lihat kata kedua dan kata terakhir.
Baris pertama dan ketiga
Seja jar dan ba kung
Bela jar dan Du kung
Baris kedua dan keempat
Mene Pi dan e Lang
Mim Pi dan cemer lang
3. Rima awal, tengah dan akhir
Jangan dipetik si daun sirih,
Jika tidak dengan gagangnya,
Jangan diusik orang berkasih,
Jika tidak dengan sayangnya.
Rima awal, tengah dan akhir.
Baris pertama dan ketiga
Ja ngan dipe tik si daun sirih,
Ja ngan diu Sik orang berka sih,
Baris kedua dan keempat
Ji ka ti dak dengan gagang nya,
Ju ka ti dak dengan sayang nya.
Ini tingkatan yang agak sulit
4. Rima lengkap
Bagai patah tak tumbuh lagi,
Rebah sudah selasih di taman,
Bagai sudah tak suluh lagi,
Patah sudah kasih idaman.
Semua kata tiap baris memiliki bunyi yang sama
Catatan:
Dalam menulis pantun, usahakan hindari penggunaan nama orang, dan nama merk dagang.
Narasumber pun menyampaikan tantangan
![]() |
Tantangan pantun |
Silakan nanti di masing-masing resume, buatlah satu bait pantun dengan tema "Merdeka Belajar"
Tantangan pantun:
Ikan berenang di kolam besar
Ada tanaman turut mengambang
Dengan program merdeka belajar
Guru dan siswa semakin berkembang
Sesi tanya jawab:
1.HR Utami – semarang
T: Apakah sama dengan yang di Jawa disebut Parikan? kalau begitu selaras dengan pemaknaannya di Jawa. Pantun pada umumnya berisi nasihat, nah panuntun dalam bahasa Jawa itu berarti petunjuk, panuntun, tuntunan, ajaran.
Tua-tua maunya serba tahu,
Ikut KBM biar makin pintar.
Meski tua ingin terus maju,
Tak peduli dengan komentar.
Membeli Kangkung di area pasar
Buah nangka dari Pak Gilang
Mari dukung Merdeka Belajar
Semoga Indonesia jadi Gemilang
J: Betul sekali ibu, pantun umumnya berisi nasihat. Dalam kebudayaan Jawa, pantun disebut parikan. Bisa parikan dua baris. Contohnya
Kendal Kaliwungu,
Ajar kenal Karo aku.
2.Yoyon Supriyono_ Cirebon
T: Patokan rima pada pantun itu bunyi akhir atau suku kata, bagaimana dengan kata "jean" dan "izin", apakah bisa disebut berirama sama?
Pakai jean atasannya kemeja
Wanita betah memakai hijab
Mohon izin untuk bertanya
Semoga kang Miftah bisa menjawab
J:Jean dengan izin memiliki bunyi akhir yang sama.
Namun alangkah lebih baiknya, cari juga tulisan yang sama.
Izin, rajin, tajin
3. Amin kurniawan
T: 1.)Tolong dijelaskan jenis-jenis pantun itu apa saja dan beserta contohnya?
2.) Untuk menjadi buku itu minimal berapa buah pantun??
J:1.) Jenis-jenis pantun yang umum diketahui antara lain
1. Pantun nasihat : pantun yang isinya (baris ketiga dan keempat) nasihat kebaikan.
Contoh :
Tegak berdiri si batang Suji,
Tanam di samping petai cina,
Sejak kecil rajin mengaji,
Sudah besar tentu berguna.
2. Pantun jenaka : pantun yang berisi hal-hal lucu
Contoh :
Ikan gabus ada di rawa,
Ikan lele ada di kali,
Nenek menangis sambil tertawa,
Melihat kakek main lompat tali.
2).Untuk menjadi buku minimal berapa pantun?
Kalau buku solo pantun milik saya berisi 400an pantun dengan tebal 170 halaman
4. Candra
T: Isi pantun pada acara TV, diawali dengan "Masak air biar matang"
Selanjutnya berisi hinaan kepada orang lain, apakah jenis pantun tersebut? dan apakah baik diajarkan?
J: Untuk kalimat 'masak air biar matang" itu sebagai ciri khas orang tersebut bahwa beliau akan menyampaikan pantun.
Terkait pantun yang disampaikan sang artis, itu termasuk pantun jenaka namun bergeser ke arah pembulyan.
Sebaiknya pantun tersebut tidak kita ajarkan ke murid. Kembali lagi ke fungsi pantun, yaitu sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berpikir.
5.Saepul Hikmah_Karawang
T: Apa perbedaan yang mendasar antara pantun, puisi dan sajak? Bolehkan ketika dibaca memakai iringan musik?
J: Perbedaan pantun dan puisi.
Hal mendasar, Pantun terikat jumlah baris, sedangkan puisi jumlah barisnya bebas.
Sedangkan sajak adalah puisi Melayu modern yang berbentuk bebas dan tidak terikat jumlah baris.
Dalam membacakan pantun boleh saja diiringi musik. Sekaran ini banyak sekali event perlombaan dendang pantun.
6.Endang_Bogor
T: 1.Jika ada yang membuat pantun bagaimana cara kita membalas pantunnya.
2.Adakah pakem 2 khusus untuk pantun ?
J: 1. Hal yang mudah adalah dengan melihat baris ke dua dan 4. Kita jadikan baris 1 & 3 untuk pantun yang kita balas.
2. Lihat ciri-ciri dalam membuat pantun yg sudah dijelaskan.
7. Maria Ulfa_Lombok.
T: Mengapa kita harus mengajarkan Pantun kepada generasi bangsa, Pak Mif. Terima kasih.
J: teman-teman guru saya dari Malaysia, Brunei, mereka wajib mengajarkan pantun karena menjadi ciri khas Melayu.
8.Yulis_ Banyuwangi
1. Bagaimanakah memotivasi murid atau peserta didik di sekolah untuk bisa menulis pantun dengan benar?
2. Bisakah dalam blog kita Pantun di kolaborasi dengan narasi?
J:1. Pengalaman narasumber, mengajarkan membuat pantun secara mudah, kemudian memberikan tantangan dalam menulis pantun. Hasil pantun murid dikumpulkan dan dijadikan buku.
2. Bisa dikombinasikan sebagai pembuka atau penutup di blog.
9.Tuti _Depok
T: Jika membuat Antologi Pantun dengan 1 tema. Apakah diperlukan judul lagi di masing-masing pantun yg dibuat?
J: untuk buku antologi, banyak mengacu pada tema, jadi tidak perlu judul.
10. Deasy
T: Di awal resume saya menulis pantun sebagai berikut:
Buah kelapa dimasukan ke gelas
Jatuh ke semak tanpa ampun
Tak terasa sudah pertemuan ke-13
Yuk kita simak Materi Pantun
Apakah penulisan pantun saya tersebut ada yang keliru?boleh tidak menulis angka?
J: pada baris 3, terdiri dari 15 suku kata. Seharusnya untuk pantun tidak boleh lebih dari 12 suku kata.
11.Theresia
T: Apakah bisa, bila saya menerbutkan buku, yg isinya pantun rohani
Karena setiap pagi saya buat satu pantun dari ayat kitab suci yg saya baca.
J: Bisa, silahkan dikumpulkan dan jadi buku pantun.
12. X1
T: Apakah pantun benar-benar asli kebudayaan nusantara?
Atau, adakah pengaruh dari kebudayaan lain.
Jika ada, kebudayaan mana dan bagaimana kisahnya
J:Menurut pemahaman saya, pantun berasal dari kebudayaan Melayu di pulau Sumatera. Tepatnya di kepulauan Riau.
Ranca bana dari Riau menyebar ke Medan-padang-dll, hingga ke jawan nusantara
13. Suthalib_Sidoarjo
T: susunan pantun ab-ab apakah harus selalu berhubungan
J: Berhubungan di sini maksudnya adalah bunyi akhirnya ibu. Bukan berhubungan tentang isinya.
Baris pertama dan kedua hanya sebagai pengantar.
Isi atau maksud pantun berada di baris ketiga dan keempat.
14.Evridus Mangung _NTT
T: Di materi yang dishare di https://anyflip.com/wiirj/cfbd/
tidak dijelaskan posisi pantun dengan puisi. Hanya dijelaskan posisi pantun terhadap syair dan gurindam. Sementara di bagian rima, pantun juga menekankan soal penggunaan rima seperti halnya pada puisi. Pertanyaan saya adalah *bagaimana posisi puisi terhadap pantun?*
J:Dalam slide tersebut memang saya tidak menyertakan puisi. Agar bapak ibu bisa membedakan antara pantun, syair, gurindam dan karmina. Karena keempat karya sastra tersebut hampir mirip. Beda antara puisi dengan pantun, yang jika dilihat sekilas sudah tahu perbedaannya.
Sebagai statement closing, Mas Mif menyatakan:
Pantun, mudah tetapi sulit, sulit tetapi mudah.
Tetap berkarya, berdedikasi dan menginspirasi. Semangat untuk bapak dan ibu di gelombang 28.
Pergi berkelah menjaja katun,
Saudagar Arab di tengah pekan,
Segala madah telah disusun,
Salah silap mohon dimaafkan.
Terimakasih atas ilmu pantunnya Mas Mif, sukses selalu
Tuesday, February 7, 2023
Yuk Menerbitkan Majalah Sekolah
Judul: Yuk Menerbitkan Majalah Sekolah
Resume Ke: 11
Gelombang: 28
Hari/ Tanggal: Rabu, 1 Februari 2023
Tema: Mengelola Majalah Sekolah
Narasumber: Widya Setianingsih,S.Ag
Moderator: Mutmainah,M.Pd.
Zaman sekarang yang serba digital, apakah majalah masih relevan untuk diterbitkan? Memang ada beberapa pertimbangan dalam membuat majalah sekolah, terutama dalam hal biaya.
Saya pernah punya pengalaman membuat majalah untuk para santri di pesantren. Karena inisiatif hanya secara pribadi, dengan visi dan misi hanya ingin menampilkan wajah pesantren, serta menjadi wadah inspirasi para santri. MAGAZSH (Majalah Asshiddiqiyah) pun berhasil terbit hanya 3 periode.
Kendalanya sangat banyak sekali, selain dari biaya, kurangnya dukungan serta kekurangan SDM menjadi alasan mandeknya penerbitan majalah pesantren ini. Oh iya, satu lagi adalah kurangnya minat baca para santri, hal itu menjadi PR sekali.
Sebenarnya masih panjang ceritanya. Nah kali ini, tema KBMN "Mengelola Majalah Sekolah", menjadi hal yang sangat menarik. Tema ini mengingatkan masa-masa menerbitkan MAGAZSH, sepuluh tahun yang lalu. Harapanku, dengan mengikuti tema kali ini, semoga bisa meneruskan kembali majalah MAGAZSH.
Narasumber untuk pertemuan kali ini adalah seorang aremanita (Sebutan anggota Aremania wanita). Beliau adalah Ibu Widya Setianingsih,S.Ag. Sedangkan moderatornya adalah Ibu Mutmainah atau biasa disapa Emut.
Bu Widya dan Bu Emut tumbuh secara terpisah tanpa terpisah. Keduanya merupakan alumni KBMN 21, namun Bu Emut baru lulus di KBMN 24. Persahabatan beliau berdua, sudah seperti sahabat rasa saudara, meski berbeda ruang dan waktu.
Sebelum masuk materi, Bu Emut, moderator yang berhasil menerbitkan 1 buku solo dan 20 buku antologi, mengirimkan link video narasumber yang sedang membacakan puisi yang mengharukan tentang peristiwa Kanjuruhan.
![]() |
Profil narasumber |
*Widya Setianingsih* seorang guru di MI Khadijah Malang alumni BM 21 yang kariernya melesat bak pesawat jet dari peserta menjadi moderator sekaligus narasumber, kurator, dan sekarang merangkap menjadi editor juga penulis buku puisi
*"Laras Laras Makna dalam Kata"*
Sekaligus pimpinan redaksi majalah sekolah yang bertajuk KHARISMA DI MI Khadijah kota Malang.
Selanjutnya materi ppt pun di share oleh moderator untuk dibaca peserta.
![]() |
Ppt materi |
Narasumber berbagi tips bagaimana menjadi penulis yang produktif.
Kuncinya adalah *MAU*
*_Bagaimanapun juga satu ons tindakan lebih berarti dari pada satu ton pemikiran._*
![]() |
Narasumber & moderator |
Kita adalah denting yang beresonansi
Mengurai nada dalam riuh dan sepi
Kita adalah deretan huruf yang berbaris tak berjeda
Mengungkap setiap kisah dalam suka dan duka.
Kita adalah seutas tali yang terhubung dalam tarikan jemari
Berbisik dalam hati, dan bercerita dari dalam mimpi.
Demikian untaian kata sang pemateri
Bu Widya pun berbagi pengalaman seputar majalah sekolah.
"Apa yang Bapak/Ibu rasakan saat ada foto kita, foto anak kita terpampang di sebuah artikel majalah? Entah itu karena prestasi, atau sekedar foto selvi saat melakukan kegiatan sekolah. Pasti bangga, bercampur senang bukan???", tanya Bu Widya.
Keberadaan majalah sekolah tentu sangatlah penting sebagai media penampung karya siswa sekaligus sebagai media komunikasi.
Majalah sekolah bersifat informatif, edukatif, dan tentu juga kreatif. Hal ini menjadikan majalah menjadi bagian penting untuk promosi sekolah, komunikasi, sosialisasi dengan orang tua, maupun masyarakat.
"Kharisma ", nama majalah sekolah yang dikelola Bu Widya memiliki perjalanan yang tidak mulus layaknya jalan tol. Awal mulanya hanya ada dua orang yang merintis terbitnya majalah sekolah. Yaitu Bu Widya sebagai pemburu berita merangkap bendahara. Sedangkan teman beliau sebagai pimred merangkap layouter.
Bentuk awal majalah hanya ukuran setengah kertas folio dan berupa foto copian. Layout dengan cara gunting dan tempel. Kemampuan menulis apa adanya bukan soalan. Yang menjadi keinginannya hanya berbagi informasi, berita, dan cerita tentang anak didik kami.
Akhirnya majalah pertama sekolah pun bisa terbit dan sampai ditangan peserta didik. Hal ini berlangsung selama 2 tahun, karena terbentur dana dan SDM.
Dua tahun majalah Kharisma hibernasi, kemudian bangkit lagi dengan crew yang lebih komplit. Mulai dari penasehat, penanggung jawab, pimred, bendahara, editor, layout, hingga 4 orang pemburu berita.
Adapun solusi pendanaan selain dari dana BOS adalah pengajuan proposal ke yayasan. Finally *"KHARISMA REBORN"* dengan tampilan yang menarik dan muatan yang tebal bergizi dari isi majalah.
Kunci utamanya adalah *MAU*.
Ibarat kita berjalan ada tembok menghadang. Cari jalan lainnya. Entah harus memutar, ataukah mencari jalan lain yg sepadan.
Artinya setiap kesulitan ada dua kemudahan yang Allah siapkan.
Tetapkan niat, dan insyaallah tiba-tiba ada jalan yg terbentang.
Jangan takut mencoba, maka kita akan tetap stuck di tempat.
Ada rintangan, halangan itu hal yg biasa. Apalagi saat mengawali. Berat memang...
Tapi bukan berarti itu TAK MUNGKIN dan TAK ADA SOLUSI.
Bismillah💪🏻
Demikian motivasi dari Bu Widya yang dipercaya menjadi Pimred dari tahun 2010 hingga sekarang.
Cergam Kharisma, bercerita tentang tokoh Kaka dan Risma. Dilukis sendiri oleh guru MI Khadijah.
Salam redaksi memuat kata sapaan pimred kepada pembaca sesuai kondisi terkini, menyampaikan tema edisi kali ini, dan isi majalah secara singkat.
Artikel tambahan do you Know. Yang memuat pengetahuan umum untuk siswa. Disajikan dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Kuiz berhadiah, bisa berupa TTS, tebak gambar dan lain-lain.
Selanjutnya narasumber memberikan tantangan untuk menuliskan artikel apa saja tentang sekolah kami di blog dengan tempo waktu 15 menit.
Peserta dengan tulisan terbaik akan mendapatkan majalah Kharisma yang sudah memasuki edisi ke-23, bagi 3 peserta.
Para peserta pun antusias mengikuti tantangan yang diberikan narasumber, diantaranya seperti berikut ini:
http://indahratnabergerak.blogspot.com/2023/01/membiasakan-kerjasama.html
https://iimsholihah1975.blogspot.com/2023/02/kegiatan-pagi-di-sekolahku.html
Masih banyak lagi peserta yang mengirimkan link blog nya untuk mengikuti tantangan.
Moderator pun memotivasi para peserta:
Kuncinya jangan takut mencoba sesuatu yang baru. Kerja keras... Dan semangat.
Syukur jika kita bisa mengikuti sekolah Beliau yang memiliki majalah sekolah yang Rruarr Biasaahh.
Sesi tanya jawab
1. Toto Bekasi
T: Di slide 20 ada istilah ISSBN. Kepanjangannya, apa, Bu?
J: Mengacu pada WIKIPEDIA.ISBN (International Standard Book Number) adalah kode pengidentifikasian buku yang bersifat unik. Informasi tentang judul, penerbit, dan kelompok penerbit tercakup dalam ISBN. ISBN terdiri dari deretan angka 13 digit, sebagai pemberi identifikasi terhadap satu judul buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Saat ini ISBN diganti QCRBN.
Yaitu QRSBN (QR Code Standard Book Number) adalah Aplikasi pengidentikasi Buku dengan teknologi terbaru dengan QR Code sebagai pemberi identifikasi unik secara internasional terhadap satu buku maupun produk seperti buku yang diterbitkan oleh penerbit.
Dengan nama lain kode paten bahwa buku itu adalah karya kita yg tdk bisa di ambil atau di bajak orang lain
2. X1
T: Mengelola Majalah Sekolah (MS) memang tidak mudah. Betul, diperlukan kemauan kuat. Dan kadang siap apa saja. jika tulisan terlambat datang, kitalah serepnya. Banyak contohnya untuk majalah komunitas semacam ini. Yang nulis itu-itu terus. Tetapi sebenarnya kalau kita punya tabungan naskah, enak. Setidaknya 1,2 penerbitan. Majalah kecilku dulu terbit tiap bulan, jadi sering keponthal-ponthal.Mbak Widia, majalah Sekolah dengan hard cover apa tidak mehong. Apakah Ortu tidak berat membayarnya. wajib kan?
J:Memang semua itu harus memiliki seseorang yg menjadi motor suatu organisasi. Yang mendorong, mengompori crew. Tapi kita tidak perlu bersusah payah menulis sendiri. Libatkan SISWA kita untuk ikut serta menulis. Pasti orangtua akan lebih senang anaknya berkarya.
Kita bisa memanage sendiri budget dari majalah kita. Majalah Kharisma terdiri dari 40 hal, dgn 10 hal berwarna. Biaya cetaknya 10 - 11 ribu saja.
Jika ingin lebih menekan budget kurangi halamannya, bisa hitam putih tdk perlu warna.
Apakah orangtua tdk keberatan???
Tentu tidak jika mereka paham dan mengerti ttg pentingnya majalah sekolah.
Bahkan ikut promosi dan bangga dgn adanya majalah sekolah. Lebih2 jika foto anaknya terpampang di majalah. Bisa2 satu RT dipamerin semua
3.*Evridus Mangung*.
T: Bagaimana cara menjembatani dari kondisi *TIDAK MAU* menjadi *MAU MENULIS*. Adakah tips yang narsum bisa bagikan kepada kami peserta KBMN 28 untuk mengatasi situasi *TIDAK MAU* menjadi *MAU MENULIS*?
J: Untuk menjadi MAU, semua berpulang pada diri kita masing-masing.
Tanyakan pada hati kita, apa yg akan kita torehkan dalam hidup ini?
Apa yang bisa kita berikan pd anak cucu utk mengenang kita?
Niat, dan komitmen.
Itu kuncinya.
Bergabung dgn komunitas menulis akan menjaga niat kita menulis tetap menyala.
Mengutip pernyataan bunda Kanjeng diawal kelas dulu.
Jadikan keinganan mau menulis sebagai suatu kebutuhan.
Jadikan keinginan menulis seperti UDARA, yang akan membuat kita sesak nafas tanpanya.
Jadikan menulis sebagai RENJANA yang membuat kita ketagihan jika tidak menulis.
4.Indah Ratna_Banjarnegara
T: Bagaimana langkah atau trik sederhana untuk membuat majalah sekolah yang simpel dan menarik, sehingga harapan nantinya mendapat dukungan dari sekolah, guru dan orang tua siswa.
J: *LANGKAH LANGKAH MENERBITKAN MAJALAH SEKOLAH*
1. Menyatukan ide dan gagasan. Mencari teman-teman yang memiliki jiwa literasi dan organisasi. Membentuk susunan redaksi majalah
2. Mengajukan Proposal.
Membuat proposal meliputi latar belakang, tujuan, susunan redaksi, anggaran dana dsbnya.
3. Membuat rancangan majalah. Menentukan nama majalah, isi berita, pendanaan dll.
4. Mencari rekanan pendukung. Percetakan, sponsor dll
5. Melakukan sosialisasi ttg manfaat, pentingnya suatu majalah pada orngtua.
5. Candra_Jakarta
T:1.Apakah ketika bunda buat kharisma , majalah itu di gratiskan artinya yg bayar sekolah atau dari orang tua
2.berapa banyak halaman ideal sebuah majalah di sekolah.
J: 1. Pada awal terbit majalah dibiayai sekolah. Sekolah mengalokasikan dana BOS untuk majalah. Saya sudah pernah cek pada juknis BOS dan ternyata ada list yang membolehkan kita mengalokasikan dana BOS untuk buku termasuk majalah.
Seiring berjalan waktu orangtua menyadari pentingnya media komunikasi di sekolah.
Mereka bersedia membeli majalah itu.
Tidak mahal pak untuk harga 15.000 dalam waktu 6 bulan sekali.
2. Tebal tipisnya majalah tergantung pada kita. Misalnya tingkatan sekolah. Semakin tinggi tingkatan sekolah maka bisa ditambah halamannya.
Kharisma sendiri adalah konsumsi anak SD, maka kami lebih banyak menampilkan foto dan gambar sebagai berita.
6.Imro'atus Sholihah_Jombang Jatim
T: Bagaimana proses yang mudah untuk mengajukan ISSN/ISSBN ?Apa syarat-syaratnya?
J: Untuk Kharisma kemarin sy minta tolong penerbit yg menguruskan. Murah kok hanya sekitar 300 rebu.
Syaratnya tentu ada karya sendiri dan surat pernyataan karya sendiri.
Jika ingin mengurus sendiri
1. Mengisi formulir surat pernyataan disertai dengan stempel penerbit dengan menunjukkan bukti legalitas penerbit atau lembaga yang bertanggung jawab (akta notaris)
2. Membuat surat permohonan atas nama penerbit (berstempel) untuk buku yang akan diterbitkan
3.Mengirimkan atau melampirkan fotokopi karya kita
7. X2
T: Apa perbedaan majalah sekolah, jurnal, buletin? Setahu sy kalau majalah itu ISSN, kalau buku baru ISBN.
J:brainly Cari...
Perbedaannya:
*Majalah*
- Ukuran umumnya A4, Letter dan B5 atau F4
- Kertas yang digunakan lebih halus dan tebal (art paper/art carton)
- memuat artikel yang berisi topik popular bagi masyarakat umum
*Tabloid*
- Ukuran umumnya A3
- Kertas yang dipakai lebih kasar dan tipis (kertas koran)
- Cenderung mengangkat artikel tentang gosip, astrologi, berita kriminal dan olahraga
*Buletin*
- Ukuran umumnya F4, A5 atau A4
- Kertas yang digunakan lebih halus (art paper)
- memuat artikel yang berisi topik kejadian popular
Waktu pengajuan kami memakai ISBN. karena diedarkan dikalangan MI Khadijah sendiri.
8. Amin kurniawan
T: Kira-kira ongkos cetak per bukunya berapa ya??
J: Saat ini 40 halaman, 10 warna 11 ribu.
Hard cover
9. X3
T: Adakah cara yang paling sederhana untuk memulai membuat majalah sekolah?
J: Yang pertama membuat mading
Biasakan mengganti mading secara berkala.
Yang kedua buat buletin saja.
Lebih sempit beritanya dan berita tidak harus terlalu luas. Sehingga tidak terlalu tebal
10. Masringah_ Banjarnegara
T: 1.Alhamdulillah sekolah saya sudah punya majalah sekolah baru menerbitkan edisi ke 5 ini sejak thn 2018, ada tim redaksi yang bertugas menulis dan menghimpun berita tentang kegiatan sekolah selama 1 tahun berjalan, namun belum mewakili setiap kelas punya rasa memiliki terhadap majalah tersebut. Bagaimana cara yang tepat yang sudah diterapkan bu widya, agar berita yang dimuat di majalah sdh mewakili smua kelas., atau ada tips yang bisa dibagikan majalahnya bisa eksis sudah edisi ke 23.
2.Berapa harga setelah didistribusikan ke warga sekolah? karena majalah saya seharga 30 s.d. 35 rb, kualitas kertas berwarna dan tebal.
J: 1.Untuk menggugah rasa memiliki kita bisa menggunakan berbagai cara bun.
Libatkan siswa melalui gurunya.
Misalnya guru bhs Indonesia, anak- anak kita akan membuat puisi bebas. 3 Karya terbaik akan kita tampilkan di Majalah sekolah.
Kemudian minta kapan rekan-rekan guru untuk mendokumentasikan kegiatan belajar yang aktif dan menyenangkan. Tampilkan di majalah. Anak-anak pasti suka fotonya ada disitu. Dan tentunya dari rasa senang akan timbul rasa memiliki.
2.Harga cetak 11 ribu Harga jual 20.000
11. Umatun Nur Islamiyati_Magelang.
T: Bagaimana tips dan cara agar bapak ibu guru MI RA BA punya keinginan untuk menulis dan membuat Majalah sekolah dan mading?
J: Cara ampuh yang bertama adalah pressure...
Bukan tekanan dengan kekerasan ya bun. Campur tangan pimpinan perlu dalam hal ini. Misalnya kepsek memberi tugas pd gurunya untuk mengisi mading. Setiap kelas diberi tanggung jawab untuk merawat, mengisi mading masing-masing.
Lakukan penilaian mading yg terbaik.
12.Eka Yulia_Seruyan.
T: 1. Apakah diawal pembentukan majalah sekolah dulu Bu Widya melakukan sosialisasi terlebih dahulu? Yang melibatkan pihak sekolah serta ortu siswa/ komite sekolah. Karena ini ada kaitannya dengan dana.
2. Bagaimana kiat atau trik dari majalah kharisna untuk meningkatkan minat guru dan siswa menulis? Karena di sekolah saya untuk mading saja susahnya minta ampun. (Promo dan anjuran sudah luar biasa loh, sampai ada reward dari perpustakaan).
J:1. Ya betul, kami membuat proposal dulu. Kita ajukan pada yayasan, kepsek, komite.
Setelah itu sosialisasi dengan mereka.
Setelah itu sosialisasi dengan orang tua
2. Minat itu ibarat air, harus ada kincir angin yg menggerakkan. Butuh motor untuk membuat air itu bergerak.
Jangan pernah menyerah itu kuncinya bun...
13. Farida_Kabupaten Musi Rawas
T: Saya berniat mau menerbitkan majalah, saya masih ragu, karena saya tidak mungkin berjalan sendiri.
Pertanyaan saya Bagaimana cara meminta persetujuan kepala sekolah dan minta bantuan rekan guru?
J: Jika ibu benar berminat yg pertama tanyakn pada hati ibu.
Wahai hati siapkah kita berjuang?
Jika hati sudah kuat mulailah mencari rekan sejiwa, yg betul- betul cinta literasi.
Diskusi dgn kepsek apa visi, misi, dan manfaat majalah.
Lanjut tuangkan dalam proposal agar jelas
14.Dewi _Seruyan Kalteng.
T: Pertanyaan saya Kendala apa aja yang ibu hadapi saat awal merintis pembuatan majalah ini dan kiat memghadapinya, kemudian apa yang harus kita lakukan agar ada daya tarik dari sekitar untuk bisa mendukung kita mewujudkan majalah ini.
J: Masalahnya
SDM dan SUMBER DANA
Solusi
✅Niat yang kuat
✅pantang menyerah
✅komitmen
✅doa
Agar berdaya tarik, jadikan majalah kita sbg magnet. Beritanya bergizi, akurat dan dibutuhkan pembaca
15.Yulis setyaningsih
T: Bagaimana kita tahu tulisan kita atau majalah kita bisa diterima atau tidak? Maksudnya layak utk menjadi majalah sekolah
J: Jadikan siswa dan rekan guru kita sbg sample pertama.
Minta pendapat dari mereka.
Insyaallah akan ada banyak masukan untuk menjadi layak.
16. Yuni_ kab bekasi
T: 1. Jika mau membuat majalah online apakah langkah- langkahnya sama dengan majalah offline, baiknya terbit berapa kali dalam setahun jika online?
2. Jika majalah yang mau dibuat misal khusus untuk guru PAI, bagaimana tipsnya agar diminati dan mau dibeli atau mau berpartisipasi mengisi majalahnya.
J: 1.Pada saat pandemi kbm dionlinekan.
Akhirnya kami berpikir majalah kami online juga.
Langkahnya sama bun. Hanya tidak perlu di cetak.
Bisa bentuk pdf kita kirim ke wa grup kelas, di website sekolah, atau medsos lainnya.
Terbit setahun 2 kali.
Mengingat kita adalah guru dengan kesibukan yg tidak sedikit.
2.Agar diminati berarti harus bermanfaat.
Diskusikan pentingnya berbagi ilmu lewat majalah sebagai sarana mencapai ilmu yg bermanfaat.
Moderator mengirimkan pdf majalah Kharisma sebagai contoh.
![]() |
Pdf majalah Kharisma |
Sebagai statement closing, Bu Widya memotivasi para peserta:
Sahabat penulis, kita tidak akan tahu seberapa besar kemampuan kita sebelum kita mencoba menghadapi kesulitan.
Tuangkan rasa cipta pada lembaga kita dengan membuat sekolah kita popular dgn hadirnya majalah sekolah.
Teruslah berjuang...
Akan ada tangan-tangan orang baik yang akan menguatkan langkah kita...
Moderator pun turut menyemangati
Genggam semua ilmu yang telah didapat selama ini
Untuk menjadi bekal berkarya demi keabadian diri
Jangan lupa karya solo selalu dinanti
Mari bergandengan tangan untuk menyemarakkan literasi di negeri tercinta. Bersama kita pasti bisa menebar warna indah dalam goresan karya.
Sukses dan terus semangat menyebarkan virus kebaikan dan kebahagiaan.
Terimakasih atas motivasi dan inspirasi dari Bu Widya dan sahabat sejatinya Bu Emut. Mudah-mudahan kami bisa tertulari aktif berliterasi demi kemajuan bangsa ini. Aamiin.