Alhamdulillah... tsummal hamdulillah...
Allah masih memberikan kesempatan untuk mengabdikan diri, meski dengan kemampuan
dan semangat yang pas – pasan bahkan cenderung kurang maksimal.
Rasanya sungguh tak terbandingkan antara Rahmat kasih sayang yang
Allah berikan dengan rasa syukur yang aku ucapkan serta amal ibadah
yang bisa ku kerjakan.
Allah kumohon ampuni dosa-dosaku ya Allah
Hari ini, saat aku menulis catatan ini, merupakan H-1
aku mencapai umur keramat, yakni umur 40 tahun.
Sebenarnya kalau dihitung tahun hijriah sih
sudah lewat 2 bulan yang lalu dan Alhamdulillah Allah sudah banyak mengabulkan
doa doaku.
Ya Allah.... jika aku menulis, sesungguhnya aku
ingin curhat kepada Engkau ya Allah... Dengan siapa lagi jika bukan dengan Engkau
sang penulis takdirku, pencipta ku dan pemilik semuanya tanpa terkecuali.
Hati ini sungguh merasa sangat kurang sekali dalam memaksimalkan potensi diri.
Ada banyak sekali keinginan untuk melakukan ini dan itu, namun harapan dan kenyataan jauh berbeda.
Dan semua itu karena lemahnya diri hamba dalam berdisiplin serta rasa
malas berlebihan, sehingga hamba tidak mampu melawan diri hamba sendiri.
Dan ketika kekalahan semakin bertumpuk-tumpuk, hamba
hanya bisa mengadu dan bersimpuh serta memohon kepadamu "Ya Allah....
berilah hamba kekuatan untuk mewujudkan cita-cita hamba". Aamiin
My Big Enemies
Menginjak umur 40-an diri ini semakin merasa kurang dalam segala-galanya.
Banyak penyesalan yang merayap, "Andai dari dulu
aku begini... begitu......pastilah saat ini aku akan.... dan seterusnya".
Namun aku harus sadar bahwa semua sudah diatur oleh
sang Maha Berkehendak. Jika saat ini aku sudah menyadarinya, maka mulai saat
ini aku harus sekuat tenaga berusaha, agar aku tidak menyesal di kemudian hari.
Salah seorang penulis bernama Tubagus Salim dalam
salah satu grup penulis yang dia buat, menyatakan bahwa: "sesungguhnya
tidak ada orang yang malas"
Mengapa demikian??
Contoh, anak sekolah rela untuk bangun pagi tiap hari
dan berusaha tidak terlambat sekolah. Atau para pekerja / pegawai akan rela
bangun pagi dan pulang sore ketika dia harus melakukan pekerjaan.
Sehingga sebenarnya tidak ada orang yang malas. Yang
ada adalah seseorang tidak menjadikan prioritas akan hal yg di malasin
tersebut.
Hal ini sama dengan menulis, ketika menulis
tidak menjadi prioritas utama, maka keinginan menjadi penulis pun tidak akan
menjadi terwujud.
Nah musuh terbesarku selama ini menurutku adalah
malas. Berarti selama ini aku salah dalam berintrospeksi diri.
Yang benar adalah bahwa selama ini aku tidak
menjadikan menulis sebagai prioritas utamaku. Oleh karena itu aku harus
memprioritaskan menulis sebagai aktivitas harianku, meskipun hanya aku yang
baca. Tapi syaratnya aku harus berani mempublish tulisan ku. Hal ini agar aku
bisa hati-hati dan tidak sembarangan dalam menulis.
Seorang penulis pun butuh orang untuk mengkritik
dan memberikan saran, agar tahu kualitas tulisan kita. Kalau hanya nulis tanpa
publish, sama aja dengan zaman menulis diary saat aku, SD, SMP, SMA, bahkan
kuliah. Dan aku tidak belajar untuk bisa membuat tulisan yang baik serta tidak
bisa berbagi dengan orang lain.
Yang terakhir, jangan sepelekan do'a. Semua
terjadi atas kehendak-Nya.
"Ya ..Allah beri hamba kekuatan & kemampuan
untuk menulis hal-hal yang baik dan bermanfaat,... Aamiin".